"Suatu saat apa yang kita perbuat ini bakal berbalik lagi sama kita."
–Nana–
♣️
"HAJAR terus, Na!"
Nana membuka mata. Sebelah tangannya tengah mencekal kerah gadis yang dia aniaya dulu. Cepat-cepat ia melepaskannya.
"Loh? Kenapa, Na? Takut kotor?"
Nana menggeleng. "Kita hentikan semuanya."
"Kok tiba-tiba berubah?"
"Percuma. Buat apa?" Nana memandang nanar pada targetnya. "Suatu saat apa yang kita perbuat ini bakal berbalik lagi sama kita."
Salah satu temannya tertawa. "Habis kepentok besi, Na? Atau lagi deketin anak ustadz? Jaga image, nih?"
Nana menoleh. Ia bisa melihat gadis muda dengan wajah yang kurang cerah. Nana beralih sebentar. Memindai toilet dengan ubin kecokelatan. Lalu mengembuskan napas panjang.
"Terserah. Mulai sekarang, aku keluar dari grup ini. Aku berhenti melakukan ini. Jangan ganggu aku kalau nggak mau gabung sama aku."
Nana memberikan tatapan intens pada teman sesama perundungnya dulu. Melihat mereka hanya diam membeku, membuat Nana melenggang begitu saja. Ada perasaan lega bisa mengatakan semuanya. Nana harap semua ini benar-benar bisa mengubah nasibnya.
Beberapa tahun kemudian, Nana yang terus berubah menjadi lebih baik, membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Meski awalnya cukup sulit. Mulai dijauhi temannya, bahkan menjadi target bulian. Tentu saja Nana berjuang melawan mereka yang malah berakhir dikeluarkan dari sekolah!
Namun, Nana tetap bertahan. Baginya ini bukan apa-apa. Ketimbang kehidupannya yang lalu—yang terlalu hancur. Sampai akhirnya, Nana kembali bertemu dengan Egie tanpa sengaja.
Saat berpapasan, Nana mencekal lengan lelaki rambut pirang itu. Egie menoleh sambil menebar senyum manisnya. "Mau tandatangan, ya? Sebentar."
Egie malah mengeluarkan pena dari saku kaosnya. Sedangkan Nana menghentikannya. "Bu-bukan."
"Eh? Tumben."
Nana menunduk. "Maafkan aku."
"Hah?"
Nana mendongak, menatap rindu sang mantan. "Aku menyukai lagu-lagumu. Aku harap kita bisa mulai dari awal lagi."
Egie tak menyahut. Ada yang aneh dengan kata-kata gadis itu.
"Aku akan selalu dukung kamu." Nana mengulurkan tangan. "Nana. Semoga nasib kita lebih baik di masa depan."
Egie makin merasa aneh dengan ucapan gadis di depannya. Namun, entah mengapa dia juga menyukainya. Bahkan dia merasa dirinya agak aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasíaChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...