25🍫How About My Life?

13 7 0
                                    

"Bercyandyaa~"

–Yoga–

🧡

CHIKA datang dengan wajah lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHIKA datang dengan wajah lesu. Ia duduk di ruang makan, lalu melamun. Kedua pegawainya saling bertatap bingung, mengapa pemilik kedai tiba-tiba murung. Mereka mendekat.

"Ada apa? Udah ketemu sama temen lama?" deham Yoga yang penasaran. Ia menerka apakah Chika menemui Mansige atau teman yang lainnya.

Sayangnya, Chika masih diam saja.

"Apa itu ... Meirin?" tebak Rheo hati-hati, dan sukses membuat Chika menoleh padanya.

Merasa ada perasaan sedikit iri, Yoga segera menginterupsi. "Kamu ketemu dia? Ngapain dia?"

Kini Chika menoleh pada lelaki berponi miring itu. Kemudian ia menggeleng.

Yoga mencecar. "Terus kenapa?"

Chika mendesah setelah beberapa kali terus dipancing oleh dua pegawainya. Ia bercerita bagaimana bertemu Albert, lalu mengatakan soal ramalan kematian itu.

Yoga tertawa hambar. "Kamu percaya sama ramalan?"

Chika mengerling kesal. "Albert itu kaum penyihir, sama sepertiku."

Yoga paham. Dirinya saja percaya akan kekuatan Chika, bahkan mengalaminya! Apalagi dengan sosok Albert. Wajah Yoga mendadak pucat. Jadi apakah ramalan itu benar-benar nyata? Tidak! Yoga belum sanggup kehilangan Chika!

Chika malah berdecak, agak mengagetkan Yoga.

"Ramalan seorang penyihir tidak akurat 100%. Sama seperti Truffle Time, walau kembali ke masa lalu tidak selalu berjalan seperti apa yang manusia inginkan."

"Benarkah?"

Terlihat raut muka lega di wajah Yoga maupun Rheo.

Chika melirik meja. "Bukan berarti aku pasti lolos dari ramalannya."

Kedua pegawainya kembali dalam keadaan pucat. Rheo menggebrak pelan meja. "Memangnya tidak ada cara buat lolos dari ramalan?"

Chika menoleh. "Kalau aku benar-benar mengalahkannya."

"Aku bakal bantu," kata Yoga dengan tegas.

"Aku juga," imbuh Rheo, meski dirinya tergolong orang yang tidak pandai bertarung, ia masih ingin melindungi perempuan yang dicintainya.

Chika tertawa haru. "Kalian memang hebat!"

Chika bangkit. "Ayo, siap-siap! Sudah hampir jam buka kedai!"

"Yah, kirain bakal libur," ucap Yoga pura-pura protes.

"Enggak papa. Nanti gaji kamu juga libur," decih Chika yang kemudian mengeloyor ke dapur. Mereka bertiga kembali beraktivitas seperti biasa.

Truffle Time✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang