"Golden Truffle. Cokelat yang dapat membawamu ke masa depan. Mau coba?"
–Meirin–
❤️
"GEMPA! KELUAAAR!"
Kedai Cokelat Izumi dilanda gempa. Bukan hanya kedai, tetapi memang satu kota. Semua orang yang berada di rumah, kedai, toko atau tempat berlindung apa pun akhirnya keluar. Bahkan seorang Chika Izumi sekali pun—tentunya dengan menyambar masker terlebih dulu untuk menutupi wajahnya.
"Mamaak! Takuuut!" pekik seorang pelanggan yang bahkan lebih tua dari dua pegawai kedai.
"Hpku mana? Waduh, harus direkam, nih!"
Seorang pelanggan lainnya berusaha kembali masuk, tetapi segera dicekal oleh Yoga. Bahkan gadis itu ditarik lebih dekat dengan tubuh si pelayan.
"Jangan ceroboh, Kak. Aku nggak mau kehilangan kamu."
Tentu saja gadis pelanggan itu menurut dengan muka yang memerah. Chika yang melihatnya, makin ingin menyembunyikan wajah. Bisa-bisanya Yoga merayu gadis di saat gempa seperti ini.
Tiba-tiba saja, Rheo kehilangan keseimbangan dan malah menjatuhi Chika. Wajah keduanya begitu dekat. Dalam sedetik, Rheo membayangkan dirinya membuka masker yang menutup mulut majikannya itu dan ....
Rheo terlempar akibat Yoga yang mendorongnya ke samping. Yoga membantu Chika untuk berdiri. Sesekali ia melirik sebal ke arah Rheo.
"Eh, eh! Itu siapa? Pelanggan di sini? Kok, kayaknya cogan kita deket sama dia?"
Para pelanggan bergosip dan masih tetap di luar, walau gempa telah berhenti. Chika yang mengetahui itu, tidak ingin para pelanggan curiga, memilih untuk pergi dari kedai begitu saja.
Kedua pegawai ingin menyusul, tetapi para pelanggan telah memanggilnya. Mau tak mau, Yoga dan Rheo memilih kembali ke kedai dan bekerja.
Sementara Chika hanya berjalan-jalan tak jelas, tak tentu arah. "Ribet banget hidup di dunia ini."
Chika kemudian menikmati perjalanan tidak jelasnya itu. Sudah lama ia tidak melakukan ini. Bagaimanapun Chika cukup menyenangi dunia ini. Alam yang indah dan beberapa orang yang terlihat menarik. Chika yakin ada banyak kisah menarik di balik mereka.
Seekor burung gagak melintas. Aneh. Tumben sekali. Chika jarang melihat burung itu di kota ini. Lantas, bulu kuduknya berdiri. Memang ada yang aneh. Chika menghentikan langkah. Ia berbalik.
"Lama tak jumpa, Chika Izumi!"
Kaki Chika mundur selangkah. Tak pernah ia sangka, sosok yang sangat dikenal, muncul di hadapannya.
Seorang perempuan memegangi rambut yang dikuncir kuda di kedua sisinya. Bibir tebalnya mengulas senyum.
"Aku beneran kangen sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasyChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...