24🍫Merindu

18 8 0
                                    

"Memasak itu nggak hanya tentang menghafal resep. Tapi juga pakai hati."

–Chika–

💜

"AKU mau banget jadi pacar kamu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU mau banget jadi pacar kamu!"

Kellan tersenyum lebar ketika membuka mata. Memang dirinya sangat ingin kembali ke momen ini. Momen yang paling bahagia untuknya.

Kellan meraih tangan perempuan yang cukup tinggi bak model itu. "Aku pasti akan bahagiakan kamu, Yura. Apa pun yang kurang sama aku, jangan segan buat bicara. Aku juga bakal jujur tentang hubungan kita."

"Eh?" Yura tersenyum canggung bercampur bingung. "Rasanya, kamu seperti lagi ngelamar nikah."

"Emangnya kamu nggak mau nikah sama aku?"

"Baru aja jadian, kamu udah ngajak berantem?" Yura memasang raut muka pura-pura cemberut.

"Asal bakal balikan lagi," cengenges Kellan. Dalam hati, lelaki itu benar-benar berjanji untuk lebih memperhatikan Yura. Dia juga akan mencari tahu mengapa Yura pergi begitu saja di hari pernikahannya. Pasti ada yang tidak beres, bukan?

ლ⁠(⁠^⁠o⁠^⁠ლ⁠)

"Ajari aku buat cokelat."

Chika melirik Yoga dari atas ke bawah. Sungguh hal yang tak biasa. Chika tahu dia sama sekali tidak berbakat di dapur. Saat pertama tes menjadi pegawai, Yoga hampir menghancurkan dapur! Semenjak itu, dia tidak pernah membuat kue bahkan hal yang sederhana—seperti membuat mi instan, Yoga lebih memilih membeli mi di penjual gerobak!

"Aku masih waras," tambah Yoga menyadari apa yang dilakukannya sangatlah langka.

Chika menatap Yoga. "Kenapa?"

"Minimal aku pengen bisa buat satu. Pegawai kedai cokelat, kok, nggak bisa buat apa-apa?"

"Ya, itu salahmu sendiri."

Yoga tersenyum kecut. Sedangkan Chika pergi ke kulkas. "Panggil Rheo."

Yoga mengikuti Chika dan menahan pintu kulkas. "Aku nggak mau ada dia. Aku cuma mau diprivat sama kamu."

Chika melirik aneh. "Kamu cemburu?"

Yoga salah tingkah.

Chika berdecih. "Enggak ada nomor satu-dua di antara kalian. Kalian itu teman manusia terbaikku."

Teman.

Rasanya muak Yoga mendengar kata itu. Namun, lidahnya juga kelu. Seolah dirinya memang benar-benar tersihir oleh wanita di depannya.

"Ya, udah. Siapkan panci dan lainnya."

Yoga tersenyum cepat. Lalu ia bergegas menuruti perintah bos. Setelah alat-alat dan bahannya siap, Chika berkata, "Perhatikan baik-baik!"

Truffle Time✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang