"Kamu hampir mati karena dia. Aku nggak mau kehilangan kamu."
-Chika-
💜
BEBERAPA jam sebelumnya, Yoga tengah diutus Chika untuk membeli garam laut karena persediaan sudah menipis. Yoga melihat langit sore yang indah. Mengingat perkataan Chika yang menyukai bumi terutama pemandangan alam, membuat Yoga sibuk mengambil foto langit oranye.
Hingga tak sengaja Yoga menabrak seseorang.
"Sori, sori. Enggak sengaja."
Seorang lelaki berseragam sekolah menunduk diam. Yoga menggaruk kepala, lalu berkata, "Ada yang sakit?"
Pemuda itu mendongak dan merengut. "Kenapa aku nggak setinggi kamu?"
"Eh?"
Yoga bingung mendapat pertanyaan seperti itu. Memang benar dirinya memiliki tinggi layaknya pemain basket, eum, tidak yang sangat tinggi. Yoga melihat laki-laki di depannya itu memang seperti tinggi Chika. Atau mungkin lebih pendek.
"Aku sudah minum segala susu, tapi aku masih seperti ini. Kenapa cewek suka sama cowok yang lebih tinggi?" gerutu si lelaki muda.
Yoga mendecih geli. "Siapa bilang semua cewek selalu suka sama cowok tinggi?"
"Temanku begitu."
Yoga berdeham. "Asal kamu tau, ibuku lebih tinggi dari ayahku."
"Serius?" Mata lelaki itu berbinar. Yoga mengiyakan, dan anak muda itu tersenyum lebar. "Aku nggak akan menyerah!"
"Hah?"
"Terima kasih, Bang ...?"
Yoga mengulurkan tangan. "Yoga."
"Saga."
Yoga mengeratkan tangan. "Kalau kamu lagi galau, coba datang ke Kedai Cokelat Izumi. Tempat aku bekerja. Kamu bisa menjernihkan pikiran di sana."
"Baiklah, aku akan mengingatnya, Bang."
Keduanya kemudian berpisah. Yoga membeli garam di sebuah toko dekat situ, lalu keluar. Namun, ia tertegun melihat Saga masih di tempat yang sama. Yoga berinisiatif untuk mengajaknya ke kedai jika laki-laki muda itu senggang.
Sayangnya, Saga tengah berbicara dengan seseorang yang familier di mata Yoga. Itulah yang membuat pegawai kedai marah, mengingat telah membuat sang pemilik kedai juga menjadi gelisah-akibat kedatangan perempuan berkuncir kuda di kedua sisinya. Meirin!
"Mau kamu apakan dia?" Mata Yoga terlihat berapi-api.
Sedangkan Meirin memainkan sebelah kuncir kuda rambutnya. "Bukan urusanmu, Ganteng."
"Ini urusanku. Lepaskan Saga!"
"Rebut saja kalau bisa."
Yoga berlari hendak menerjang Meirin. Sayangnya, laki-laki itu terhempas karena sihir Meirin. Yoga mengerang. Bagaimana ini? Bagaimana caranya menghadapi seorang penyihir? Yoga belum pernah melakukannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasíaChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...