017

209 16 0
                                    

1 minggu telah berlalu dan Yeji akhirnya kembali bekerja. Namun bedanya, Yeonjun memberikan tugas ringan kepada gadis itu, tidak seperti pekerja lain yang memiliki tugas menumpuk. "Yeji-ssi" panggil Ryujin. "Ne, eonni?" tanya Yeji yang masih fokus dengan layar komputer di depannya.

"Apakah kamu memiliki hubungan dengan tuan Choi?" tanya Ryujin dengan wajah nakalnya. Yeji yang mendengar itu langsung menengok ke Ryujin "A-aniyo, kita gak ada hubungan apa-apa" tolak Yeji. Ryujin yang mendengar kegugupannya membuat dia terkekeh. Dia tau bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, namun ia mengetahui bahwa rekan kerjanya mungkin sudah ada rasa dengan atasannya saking dekatnya mereka berdua.

Think about it, Ryujin selalu melihat Yeonjun berbincang dengan Yeji dari seberang. Pemuda itu jarang sekali tertawa bahkan tersenyum hampir tidak pernah, selain itu setiap jam istirahat Ryujin sering melihat Yeji asyik mengobrol dengan Yeonjun lewat dari handphoneya. Gadis itu terus tersenyum sendiri walaupun kadang bikin Ryujin takut.

"Apakah kau punya feelings dengan dia?" tanya Ryujin. Yeji terkejut saat mendengar pertanyaan Ryujin, wajah gadis itu langsung memerah, namun masih terlihat jelas oleh Ryujin. "Aigo, Yeji-ssi" kata Ryuji dilandasi dengan tawanya.

"Gwenchanha, memang banyak banget para wanita disini berbondong-bondong rebut tuan Choi. Tapi sepertinya, kamj memenangkan rebutan tersebut" ujar Ryujin sambil memberikan wink ke arah Yeji. Tidak lama setelah itu, Heeseung selaku sekretaris Yeonjun mendatangi tempat Ryujin dan Yeji sambil membawa dokumen pekerjaan.

"Tuan Choi memerintahkan saya untuk meminta kalian berdua membuat undangan berdasarkan list tamu yang sudah dicatat disini" perintah Heeseung. Yeji dan Ryujin mengangguk paham dan Heeseung meninggalkan mereka berdua.

"Undangan?" tanya Yeji kebingungan. "Biasanya setiap 3 tahun terakhir, perusahaan Choi suka mengadakan pesta disini untuk merayakan bisnis suksesnya" Jawab Ryujin diangguki oleh Yeji.

~+ timeskip +~

Setelah membuat surat undangan, Ryujin meninggalkan Yeji duluan untuk print undangan tersebut. Yeji ingin membantu, tetapi Ryujin menolak karena ia khawatir kondisi Yeji masih tidak stabil setelah keluar dari rumah sakit.

Karena Ryujin sekalian pulang duluan, Yeji juga memutuskan untuk pulang juga. Waktu sudah menunjukkan jam 17.00 dan semua pekerja sudah mulai berpulangan. Namun, pada saat berberes-beres aksi Yeji berhenti saat ia melihat atasannya, yakni Tuan Choi yang sedang telepon dengan seseorang.

Gadis itu terus menatap atasannya dari seberang. Jawline yang tajam, wajah kecil, dengan rambut berwarna hitam pekat, dan juga bibirnya yang plump membuat Yeji semakin dalam melihat visual tuan Choi. Tiba-tiba Yeonjun melihat ke arah Yeji,gadis itu sadar dan ia langsung memalingkan muka dan lanjut berberes lagi.

"Haish Yeji, lu ngapain si?" Gumam Yeji. Setelah berberes, gadis itu mengambil tasnya dan berbalik badan namun ia tersentak kaget saat melihat Yeonjun berada di belakangnya tiba-tiba. "Yak!" teriak Yeji. "Lu kenapa lihat-lihat gw tadi, eoh? Ada sesuatu?" tanya Yeonjun sambil terus menatap Yeji. Gadis itu tidak bisa berkata-kata karena tatapan dari pemuda di depannya.

"A-aniimnida, t-tadi saya hanya melamun saja. M-maaf" ucap Yeji sambil membungkuk badan ke arah Yeonjun. Yeonjun terkekeh dengan jawaban gadis di depannya, cukup aneh tapi ia terima saja jawabannya.

"Arraseo..kalau begitu hati-hati di jalan" ujar Yeonjun. Saat Yeonjun ingin kembali kerja, langkah pemuda itu berhenti saat Yeji memegang lengannya. Yeonjun menengok ke belakangnya dan melihat Yeji sedang menundukkan kepalanya.

"Waeyo?" Tanya Yeonjun. "A-ano.." ucapan Yeji terpotong saat handphone Yeonjun berdering. Yeji melepaskan genggamannya agar Yeonjun bisa menelepon dengan nyaman. "Yeoboseyo?"

Mr. Choi • YEONJI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang