"Selamat pagi direktur" ujar semua pekerja di lantai 50 tersebut walaupun tidak ada interaksi dari pemuda tersebut.
"Hwang Yeji" panggil pemuda itu kepada gadis baru. Yeji yang merasa namanya dipanggil mendongak kepalanya, dan melihat pemuda itu sedang menatap ke arahnya.
Tatapan yang penuh dengan ancaman, itulah yang dipikir oleh Yeji. Tidak bisa kabur kemana-mana, Yeji terdiam dan terperangkap di jebakan direktur. "Y-ya, direktur?" tanya Yeji terbata-bata.
"Bawa berkasmu kemari" ujar direktur Choi. Yeji mengangguk paham dan membawa kertas tumpukan itu memasuki ruangan direkturnya, tempat dimana ia diwawancara juga. Yeji meletakkan tumpukan kertas di meja yang disediakan. Sedangkan pemuda bermarga Choi kembali ke arah Yeji dengan membawa kertas tumpukan yang lebih banyak.
"O-owh..ada lagi tuan?" tanya Yeji.
"Kalau tidak suka, gausah dikerjakan. Packing barangmu and get out from here. Kalau mau digaji, do it" ujar pemuda tersebut dan membelakangi Yeji.
"Oh, dan kau juga tidak bisa pulang sampai kertas itu selesai" ujar pemuda Choi.
"T-tapi pak.." ucapan Yeji tertutup pada saat pria bermarga Choi menatapnya dengan tatapan tajam. "B-baik akan saya kerjakan" ujar Yeji lalu meninggalkan ruangan tersebut.
Yeji kembali ke mejanya dengan kertas baru, Ryujin yang melihat itu terkejut. "Gila..gaada habis-habisnya nih" ungkap Ryujin, sedangkan Yeji hanya bisa tertawa kecil.
"Uhm..aku izin telefon adikku sebentar. Eonni boleh duluan" Ujar Yeji diangguki oleh Ryujin. Yeji pergi ke kamar mandi dan menelepon adiknya, Yuna.
"Yeobeoseyo, eonni?" ujar Yuna dari seberang. "Hai Yuna, uhm..maaf hari ini aku pulang lumayan malam. Apakah tidak apa, untuk saat ini kamu beli makanan dari luar?" tanya Yeji.
"Eoh, gwenchana eonni. Kebetulan temanku, Lia mentraktirku makan malam. So i will be fine" ujar Yuna.
"Arraseo, titip salam ke Lia ya. Dan jangan pulang terlalu malam" ujar Yeji.
"Ne eonni. Eonni juga jaga kesehatan ya. Jangan lupa istirahat" kata Yuna balik.
"Nee makasih sudah mengingatkanku. Hati-hati ya" ungkap Yeji sebelum menutup sambungan telefon. Yeji kembali ke meja kerjanya dan mengerjakan kertas yang diberikan sampai selesai.
~* timeskip *~
Jam sudah menunjukkan angka 00.30 dan Yeji masih mengerjakan tumpukan kertasnya. Partner kerjanya, Ryujin sudah pulang duluan karena bagian dia sudah selesai. Di lantai 50, hanya ada seorang Yeji yang masih bekerja di tempat.
Handphone Yeji berdering di mejanya, gadis itu dengan reflek langsung mengangkat telefon tersebut. "Yak, gimana kabarmu Yeji? Your first day of work"
Yeji terkekeh kecil mendengar suara sahabatnya dari seberang. "Gwenchanayo Karina..walaupun melelahkan di hari pertama. Gw sudah dikasih banyak tumpukan kertas" ujar Yeji sambil melihat sisa lembar kerja yang belum terselesaikan.
"Wah jinjja, choi yeonjun benar-benar" keluh Karina, dengan Yeji yang hanya bisa tersenyum simpul. "Arraseo, jangan pulang malam-malam walaupun sudah tengah malam. Ingat adikmu Yuna, geundae kalau kamu benar-benar tidak bisa pulang, lu bisa minta gw buat temenin Yuna" ungkap Karina.
"Arraseo Karina, gw kabarin kalau butuh bantuan lu" ujar Yeji. Karina dari seberang tersenyum walaupun dari dalam dirinya ia tidak bisa tahan melihat sahabatnya yang bekerja terlalu keras.
Karina sendiri sudah mengetahui kelemahan dari Yeji dan Yuna. Sejak kedua orang tua Hwang meninggalkan mereka tanpa sebuah alasan, Yeji dan Yuna mengalami kesulitan dalam hidup. Susah mencari makan, mencari uang, bahkan utang yang belum lunas dari orang tua mereka.
Yeji terpaksa untuk keluar sekolah dan tidak melanjutkan kuliah agar uang tersebut dapat digunakan oleh Yuna, adiknya. Beruntungnya lagi, kedua orang tua Karina sudang menganggap Yeji dan Yuna sebagai anak mereka, sehingga mereka berdua dibantu dalam biaya kehidupan dan tempat tinggal.
Karina sebagai sahabatnya Yeji terus mengkhawatirkan keaadan temannya, terutama di saat ini. Choi Yeonjun yang dikenal dengan kekejamannya membuat Karina khawatir karena Yeji tidak bisa bertahan dengan stamina yang terbatas sejak kecil. "Semoga tidak terjadi apa-apa denganmu ya Yeji" ucap Karina pelan.
"tidak apa-apa..terimakasih sudah mengkhawatirkanku. Gw matiin telefonnya ya, ada yang harus gw kerjakan lagi" ucap Yeji terakhir kalinya sebelum mematikan handphonenya.
Gadis bermarga Hwang kembali mengerjakan tugasnya. Hanya sendiri di lantai tersebut, dan ketenangan seperti ini membuat Yeji lebih nyaman untuk bekerja.
•••
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Choi • YEONJI ✔️
Fanfiction[ FIRST YEONJI FANFICTION ] [ COMPLETE ] Bagaimana rasanya bekerja di perusahaan yang ternama di kota Seoul yang dipimpin oleh mr.choi yang dikenal dengan kepribadiannya yang kasar dan dingin? • Yeonjun x Yeji Fanfiction • • warning: typo everywehe...