016

252 19 0
                                    

Waktu terus berganti dan keadaan Yeji semakin membaik. Yuna sudah keluar dari rumah sakit dan kembali melanjutkan aktivitas sekolahnya walaupun ada keterbatasan. Namun bedanya, gadis itu sekarang sudah seperti idola.

Setiap ke sekolah, bodyguard yang diarahkan Yeonjun akan terus mengawasi Yuna di sekolah. Di depan kelas, depan kantin, lapangan, benar-benar menjadi protektif. Bahkan Yeonjun sempat bertemu dengan kepala sekolah bahwa untuk memberikan keringanan untuk Yuna atau tidak kontrak sekolah tersebut dengan perusahaan Choi akan diputuskan.

Sedangkan Yeji, gadis itu sudah sadar diri walaupun masih di rumah sakit. Setiap hari ia bertemu dengan dokter psikiater untuk mengurangi penyakit Skizofrenia tersebut. Karina, Heeseung dan Yeonjun sering berdatangan menghampiri Yeji sambil membawa hadiah, bahkan Yeonjun sendiri pernah nginap sehari untuk menjaga gadis tersebut.

Yeonjun dan Yeji semakin dekat dengan satu sama lain, dan mereka saling memberikan kenyamanan. Kadang Yeonjun membawa buku atau game agar Yeji tidak bosan dan juga merupakan solusi dokter pskiater untuk mengalihkan pikiran Yeji dari masa lalunya. Solusi yang cukup aneh, tapi sangat manjur.

"Andwae gw kalah lagi!" Keluh Yeonjun, Yeji yang mendengar itu tertawa dan senyum kemenangan. "Tuan Choi noobie" ujar Yeji.

"Yak! Gw gak noobie, eoh?" ketus Yeonjun. Yeji yang mendengar itu tertawa, Yeonjun melihat gadis di sampingnya tertawa membuat dirinya tersenyum. "Besok lu akan pulang, dokter sudah mengizinkannya" ujar Yeonjun.

"Arraseo..gw juga ingin bal—"

"Andwaeyo" potong Yeonjun. Yeji tersentak kaget saat Yeonjun menolak dia untuk balik bekerja. "Gw berikan waktu cuti seminggu agar tubuhmu kembali pulih total" perintah Yeonjun.

"Tapi—"

"No but, pekerjaan lu sudah diurusi oleh Ryujin. Biarkan rekan kerjamh itu yang mengerjakannya" lanjut Yeonjun, diberi anggukan oleh Yeji.

"Gomawo, tuan Choi" ucap Yeji. Yeonjun tersenyum sambil melihat ke gadis di depannya, begitu pula dengan Yeji. Mereka saling menatap cukup lama. Tatapan mereka semakin mendalam, seperti membaca pikiran satu sama lain. Yeonjun mengarahkan tangannya ke lesung pipi Yeji, gadis itu tidak membantah dan menerima usapannya, lembut dan gentle.

"Cepat sembuh, Hwang-Yeji"

~+ timeskip +~

Akhirnya, Yeji pun diperbolehkan pulang oleh dokter. Gadis itu sekarang berada di lobby rumah sakit dan menunggu kedatangan Yeonjun karena lelaki itu akan menjemputnya. Tidak lama kemudian, mobil Yeonjun datang.

Pemuda itu turun dari mobilnya dan pergi menghampiri Yeji. "You good?" tanya Yeonjun diangguki oleh Yeji. Yeonjun tersenyum dan membantu Yeji masuk ke dalam mobilnya.

"Ini, tadi gw sempet pergi ke cafe dekat kantor, makanlah" ucap Yeonjun sambil memberikan bingkisan makanan ke Yeji. "Igo mwoya?" tanya Yeji.

"Mac and cheese dan lychee tea. Karina yang rekomen ke gw, and she says its your favourite" ucap Yeonjun. Yeji terkekeh sambil membuka makanan yang dibawa Yeonjun. "Gomawo tuan Choi"

Di perjalanan, Yeji dan Yeonjun terus berbincang-bincang. Tidak seperti mereka dulu yang masih canggung satu sama lain. Kini mereka sudah nyaman satu sama lain, bahkan Yeonjun memperbolehkan Yeji memanggil namanya di langsung di luar perusahaan.

Namun gadis itu masih belum terbiasa dan masih memanggil Yeonjun dengan tuan Choi. Tidak lama kemudian, Yeonjun akhirnya sampai di tempat tinggal Yeji. Yeji terkagum dengan gedungnya. "Mulai sekarang, ini tempat tinggal lu dan Yuna. Untuk lebih secure" ujar Yeonjun.

Yeji mengikuti langkah Yeonjun. Masih terkejut dengan canggihnya benda-benda di dalam apartemen. Yeonjun memberikan kartu kamar ke Yeji dan mereka berdua pun naik ke tempat tinggal Yeji dan Yuna yang baru. "B-bagaimana dengan pembayaran apart—"

"Tidak perlu diragukan, Karina dan gw yang akan mengurus semuanya. You just need to buy your needs and wants aja" ujar Yeonjun diangguki oleh Yeji. Kedua orang tersebut akhirnya sampai di lantai 30. Yeonjun membukakan pintu kamar Yeji dengan kertunya, saat gadis itu masuk- ia disambut hangat oleh Yuna, Karina dan Heeseung.

"ANNYEONG EONNI!" teriak Yuna sambil berlari memeluk kakaknya. "Yuna hati-hati eoh, kakakmu baru keluar dari rumah sakit" perintah Yeonjun kepada Yuna agar tidak terlalu berlebihan saat memeluknya. Karina dan Heeseung saling menatap dan memberikan wajah nakal ke arah Yeonjun.

Yeonjun menengok ke mereka berdua dan melihat Karina memainkan alisnya. "Haish..bukan seperti itu" ucap Yeonjun. "Seperti apa?" tanya Yeji. "Aniyo, bukan apa-apa" jawab Yeonjun.

Yeji dan Yuna menghabiskan waktu mereka di ruang tamu sambil melihat tempat baru mereka. Sedangkan Heeseung, Karina dan Yeonjun duduk di ruang dapur sambil minum yang Karina siapkan. "So, Choi Yeonjun" kata Heeseung. Yeonjun menengok ke temannya yang memberikan tatapan nakal. He knows where this is going.

"Aniyo..gw udah bilang berkali-kali dan kita tidak ada hubungan apa-apa" ujar Yeonjun. "Benarkah? Tetapi, gw lihat lu sangat protektif ke Yeji" ujar Heeseung.

"Lu udah seperti lelaki untuk Yeji, i can see your move hahahaha" lanjut Karina dilandasi dengan tawaannya. "Haish jinjja..kalian benar-benar couple yang meresahkan" ucap Yeonjun sambil minum air.

"But you do have feelings to her right, bro?" tanya Heeseung pelan agar tidak terdengar oleh Yeji dan Yuna. Pemuda itu melirik ke belakangnya dan melihat Yeji yang sedang tertawa bersama dengan adiknya.

"When she join our company, gw melihat sesuatu yang berbeda dari lu Yeonjun" lanjut Heeseung diangguki oleh Karina. Yeonjun meletakkan gelasnya dan menghembuskan nafas. Apa yang dikatakan oleh Heeseung itu ada benarnya, muncul seorang Yeji di perusahaannya membuat Yeonjun menjadi manusia yang berbeda.

Bersama Yeji, Yeonjun jarang memberikan sikap dingin dan kasarnya. Ia terus memberikan perhatian ke gadis itu, sampai saat ini. "I dont know, gw selalu nyaman di sekitarnya, Hee. Feelings? Gw kurang tau" ujar Yeonjun.

"Well maybe not now, but one day you can feel it" ujar Heeseung.

"Lu udah tau kehidupan Yeji, Yeonjun. Yeji sudah memiliki kepercayaan sama lu, I think she may feel in the same way" lanjut Karina. Yeonjun kembali terdiam, tangan pemuda itu memainkan gelas yang ia pegang. Sesuatu yang berhubungan dengan love, tidak pernah dialami oleh Yeonjun.

Once, pemuda itu pernah dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang wanita. Namun, Yeonjun menolak permintaan ayahnya karena pemuda itu tidak tertarik dengan namanya cinta setelah kepergian ibunya. Rasa cinta dan kepercayaan terhadap perempuan menghilang dari Yeonjun. Sampai munculnya Hwang-Yeji di perusahaanya, Yeonjun berubah.

Namun, ia tidak yakin dengan perasaannya sampai saat ini. Yeonjun dan Yeji hanya rekan kerja, atasan dan bawahan. Walaupun sudah saling dekat, namun Yeonjun tidak bisa mengungkapkannya. "I dont know guys"

•••

To be continued

Let's see apakah tuan Choi have feelings towards Yeji?

Mr. Choi • YEONJI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang