Keeseokan harinya, Yeji kembali bekerja di perusahaan Choi. Gadis itu menampakkan kakinya di kantor tersebut. Namun, bedanya - gadis itu memasuki gedung bersama dengan sahabatnya, Karina.
"Jinjja lu kesini buat rapat kan? Bukan buat ketemu dia hahahaha" tawa Yeji pelan. Karina menyenggol pundak sahabatnya sebagai tanda untuk diam, Yeji mengangguk walaupun dirinya masih dilanda tawa.
"Geundae..lu punya nomor teleponnya?" tanya Yeji balik. "Ani..kemaren cuman tanya nama doang. Waktu itu gw gasempet nanya itu karena gw juga lagi buru-buru" jawab Karina diangguki oleh Yeji.
Mereka berdua menampakkan kakinya di lantai 50, suasana ruang kerja berbeda seperti biasanya. Lantai tersebut menjadi ramai karena terdapat banyak investor dan petinggi lainnya dari perusahaan luar. "Kalau gitu, gw ke tempat kerja gw ya" pamit Yeji, namun langkah dia dihentikan ketika Karina memegang lengan sahabatnya.
"Stay here. Lu bakal ikut gw" ucap Karina pelan. Kedua mata Yeji terbuka lebar, terkejut yang diucapkan oleh Karina. Terdengar suara tepakan sepatu di lorong tersebut, mata Yeji tertuju kepada direktur dan sekretarisnya yang sedang menuju ke arah mereka berdua.
"Selamat pagi, nyonya Karina. Terimakasih sudah meluangkan waktu anda untuk mengikuti rapat dengan saya" ucap direktur Choi, yakni Yeonjun. "Saya berterimakasih atas undangan yang anda berikan. Semoga anda tidak bosan dengan kehadiran saya haha" tawa Karina, diikuti oleh tawaan Yeonjun.
"Baiklah kalau begitu, silahkan masuk ke ruang rapat. Hwang, silahkan balik ke tempat kerja anda" perintah Yeonjun. "Maaf menganggu, tapi Hwang-Yeji akan mengikuti rapat kali ini" ucap Karina sambil mengeratkan pegangannya di lengan Yeji.
Yeji hanya bisa terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu ketakutan karena merasakan aura harimau dan singa di antara dia. Yeonjun menatap Karina dengan bingung. "Dia hanya pekerja biasa disini, kenapa dia harus ikut rapat, huh?" tanya Yeonjun pelan kepada Karina.
"Jika anda tidak menerima permintaan saya, maka kerjasama antara perusahaan kita akan dibatalkan" ancam Karina kepada Yeonjun. Yeonjun masih menatap Karina dengan tajam, pemuda itu memundurkan badannya dan melirik ke Yeji yang masih menunduk.
"Arraseo, masuklah" perintah Yeonjun kembali. Karina tersenyum dan berjalan masuk sambil membawa Yeji juga. "K-kenapa gw harus ikut woi? Entar gw kena imbasnya" bisik Yeji kepada Karina.
"Pemuda bermarga Choi itu tidak akan tinggal diam untuk memberikan pekerjaan buat lu, setelah lu pulang pagi kemarin" jawab Karina pelan.
"Gw ngajak lu ke rapat ini supaya dia tidak melakukan hal yang kejam ke lu" lanjut Karina, diangguki oleh Yeji.
Semua petinggi dan investor yang diundang memasuki ruangan rapat, pemuda Choi dan sekretarisnya masuk yang paling terakhir. Yeonjun menatapi bawahannya yang duduk di sebelah Karina. Pekerja biasa yang memasuki ruang rapat cukup menganggu Yeonjun, belum ada di seumur hidupnya ada orang rendah yang mengikuti rapat.
Yeji yang merasa dirinya ditatapi menundukkan kepalanya. Pemuda itu berdecik dan menuju ke tempatnya. "Mari kita mulai rapatnya" perintah Yeonjun.
Rapat sudah berjalan selama 30 menit, presenter masih berdiri di tempat yang sama sambil menjelaskan perubahan yang terjadi di dalam bisnis. Semua orang di ruangan itu mencatat informasi yang didapatkan, begitu juga dengan Yeji. Walaupun hanya pekerja biasa, namun gadis itu masih bisa memahami yang diucapkan oleh presenter tersebut.
"Tapi —"
"Chogiyo" ucapan presenter terpotong oleh ucapan Yeonjun. "Ya tuan Choi, ada pertanyaan?" Tanya presenter tersebut.
"Aniimnida, geundae ada yang ingin saya sampaikan kepada Hwang-Yeji" ucap Yeonjun sambil melihat ke gadis di seberang kirinya. Yeji tersentak di saat nama dia dipanggil. "N-ne, tuan Choi?" tanya Yeji.
"Tolong presentasikan informasi yang terdapat di layar" perintah Yeonjun. Satu ruangan cukup terkejut, termasuk Karina. Karina menatap tajam ke Yeonjun namun pemuda itu hanya tersenyum jahat.
Yeji terdiam sebentar, rasa takut dan gelisah kembali menguasai tubuhnya. "Yeji, kalau lu gabisa gapapa" bisik Karina.
"Kalau tidak bisa, silahkan keluar dari ruangan ini dan kembali ke tempat asalmu. Rapat ini tidak cocok untuk pekerja bawahan sepertimu" ujar Yeonjun.
"Yak!" sentak Karina ke Yeonjun. "Wae? Saya tidak nyaman dengan keberadaan dia" ungkap Yeonjun.
"Tidak seperti itu juga anda mengungkapkan kepada pekerjamu. Apa yang anda ucapkan sebelumnya itu tidak baik" ujar Karina dengan penuh penekanan. "Im just telling the fact, kenapa anda membelot ke saya?" tanya Yeonjun balik.
"Plus, anda di perusahaan saya sekarang. Jadi saya berhak untuk memerintahkan atau mengucapkan apa yang ingin saya katakan" lanjut Yeonjun dengan penuh penekanan. Karina hanya bisa terdiam, pemuda itu benar. Dia tidak ada kuasa karena ia sekarang berada di perusahaan Choi. Karina kembali duduk di tempatnya, sedangkan Yeji masih terdiam.
"Bagaimana nyonya Hwang?" tanya Yeonjun balik. Yeji menghembuskan nafas panjang, gadis itu berdiri dari tempatnya dan berjalan. Berjalan ke arah monitor. Di sisi lain, Karina khawatir namun ia percaya bahwa Yeji bisa melakukannya.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanan tadi, saya akan melanjutkan penjelasan sebelumnya. Perusahaan kami, mengalami perubahan yang signifikan...."
~+ timeskip +~
Gadis bermarga Hwang menghembuskan nafas setelah ia balik dari ruang rapat. Teman kerjanya yaitu Ryujin menatap gadis itu dengan senang. "Keren juga tadi. Bagaimana kamu tau tentang semua itu?" Tanya Ryujin.
"Aku tertarik membahas hal finansial dan marketing sejak SMA, jadi aku juga ingin merasakan gimana rasanya mempresentasikan itu di depan banyak orang" jawab Yeji. Ryujin mengangguk paham dan memberikan tepukan di pundak rekan kerjanya.
"You're doing great Hwang. Keep that up" Yeji yang mendengar tersenyum dan berterimakasih. Tiba-tiba sebuah bingkisan kopi diletakkan di meja Yeji. Mata gadis itu teralihkan dengan minuman tersebut dan kebingungan.
"A-anu tuan Lee. Saya tidak memesan—"
"Minumlah, ini sebagai rasa terimakasih dan imbalan dari tuan Choi" potong Heeseung dan membungkukan badannya sebelum meninggalkan ruangan Yeji dan Ryujin.
"Hoooo...ada apa hubunganmu dengan tuan Choi?" tanya Ryujin sambil menyenggol pundak Yeji. "A-aniyo eonni. Tidak ada hubungan apa-apa kita berdua" bantah Yeji.
"5 tahun bekerja disini dan ini pertama kali aku melihat tuan Choi memberikan hadiah ke pekerjanya" ujar Ryujin.
"Jinjjaeyo?"
"Mmhmm, bersyukurlah di membelikan kopi ke kamu. Kapan lagi dibeliin sama direktur?" ungkap Ryujin lalu ditawain dengan tawaan. Yeji juga ikutan tertawa dengan candaan Ryujin. Gadis itu terus tersenyum walaupun ia tidak menyadari bahwa ada yang melihatnya dari seberang.
•••
To be continued
Double update
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Choi • YEONJI ✔️
Fanfic[ FIRST YEONJI FANFICTION ] [ COMPLETE ] Bagaimana rasanya bekerja di perusahaan yang ternama di kota Seoul yang dipimpin oleh mr.choi yang dikenal dengan kepribadiannya yang kasar dan dingin? • Yeonjun x Yeji Fanfiction • • warning: typo everywehe...