008

352 36 0
                                    

"Chukkae bestie!! Gw senang lihat lu bisa present di depan orang-orang!!" teriak Karina dengan senang sambil mengangkat soju sebagai perayaan sahabatnya.

Rapat yang dilaksanakan tadi pagi membuat banyak investor semakin banyak untuk menginves perusahaan Choi bahkan business international juga ingin bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Berkat Yeji, perusahaan Choi semakin meningkat di dunia internasional.

Yeji tertawa melihat perilaku Karina yang sangat hyper. "Aigo sudahlah, lu buat gw malu di publik dengan tingkah lu itu" ujar Yeji sambil memotong daging di depannya. Karina kembali ke tempat duduknya dan minum soju yang ia pegang.

"Gw kaget sumpah....lu bisa jelasin sedetail itu sampai bikin satu ruangan kaget. Tidak..bukan satu ruangan. Duniaa kaget!" kata Karina. "Lebay lu, dah makan nih" perintah Yeji ke sahabatnya.

Karina tertawa dan ia kembali mengangkat soju yang di tangannya, namun kali ini Yeji juga ikutan. "Cheers!"

~+ timeskip +~

Jam menunjukkan angka 23.35, restoran seharusnya sudah tutup di jam 22.00 namun kedua gadis itu masih belum bergerak dari tempat makannya. Ya mereka mabok, 10 gelas soju terpapar di meja makan, kepala Karina yang terletak di atas meja dan juga Yeji yang sedang tidur.

"Aigo, kalian berdua kapan pulangnya? Tidak ada yang menjemput kalian kah?" tanya bibi sebagai pemilik restoran tersebut.

"Animida..*hik*" ujar Yeji pelan. Bibi tersebut menghembuskan nafas panjang dan kembali ke belakang kounter. "Lee..*hik*...Heeseung....neomu...yeppeoda...*hik*" kata Karina sambil tersenyum simpul, Yeji yang mendengar itu juga ikutan tersenyum walaupun matanya masih terpenjam.

"Dia..bukan yeppeo Kar, *hik*...cakep" ujar Yeji. "Majjayo!! *hik*" kata Karina.

"Neo..choi Yeonjun..*hik* manggil gw pekerja rendahan....gw udah bawain presentasi....yang *hik* bagus, tapi dia...meremehkanku...huh?!" kesal Yeji tiba-tiba.

"Shibal..musnah tuh cowok..." lanjut Karina. "Dia juga masih kasih gw tumpukan kertas *hik*....geundae...dia sempat kasih gw kopi *hik*" ucap Yeji dengan senyum manisnya.

"Kapan lagi...*hik*....bisa dapat kopi dari....tuan Choi?" kata Yeji.

"Anytime you want" kata seorang pemuda dari belakang Yeji. Yeji dan Karina melihat ke sumber suara dan kedua mata mereka terbuka lebar ketika mereka melihat 2 orang pemuda.

"Aa..t-tuan Choi dan..tuan Heeseung" kata Yeji terbata-bata. "Eo-eottokhae...?" tanya Karina kebingungan.

"Bibi yang telefon, sekarang silahkan pulang dengan lelaki kalian" kata bibi. "Kita tidak pacaran" kata keempat orang secara kompak.

"Anak muda zaman sekarang..."

~+ timeskip +~

Sekarang kedua gadis itu dibantu gotong oleh kedua pemuda itu. Yeji dan Karina tidak bisa jalan secara seimbang, kaki mereka berjalan semaunya. Yeonjun dan Heeseung merasa bahwa mereka membawa anak kecil.

"Haish jinjja...repotin banget" keluh Yeonjun sambil menggotong Yeji di sampingnya. "Lu bawahan gw membawa beban banget"

"Yak! Eonje!" Teriak Yeji tiba-tiba, pemuda itu membungkam mulut gadis itu saking keras suaranya. "Berisik" ujar Yeonjun. Yeji hanya memberikan wajah kesal, dan menyingkirkan tangan Yeonjun dari mulutnya.

"Mana rumah lu? Biar gw antar" tanya Yeonjun ke Yeji. "Waeyo?"

"Paboya. Lu mabok dan gaada taxi atau bus yang beroperssi lagi. Gapapa si kalau lu mau ditinggal disini" kata Yeonjun. "Yak!" teriak Yeji, Yeonjun kembali menutup mulut gadis itu. "Bisakah untuk tidak teriak? Sudah malam" ujar Yeonjun dengan penuh penekanan.

Yeji kembali diam, tangan pemuda itu lepas dari mulutnya. Tidak lama kemudian, Yeji dan Yeonjun sampai di parkiran. "Heeseung, kita dulu—" ucapan Yeonjun terpotong saat ia tidak melihat Heeseung di belakangnya.

"Karina eodieyo?" Yeji juga kebingungan ketika ia tidak melihat sahabatnya di belakang. "Entahlah..masuk. Kita pergi" ujar Yeonjun sambil membantu Yeji memasuki mobilnya.

Hanya hening di dalam mobil. Tidak ada percakapan antara 2 orang tersebut selama di perjalanan. Sampai akhirnya, Yeonjun sampai di tempat tinggal Yeji. Pemuda itu melihat fasilitas apartemen yang kurang mencukupi dan sepi pengunjung. "Yak, kita udah samp—"

Ucapan Yeonjun terpotong pada saat pemuda itu melihat gadis itu tidur di sampingnya. Yeonjun menggoyangkan pundaknya pelan, namun tidak ada respon sama sekali. "Haish jinjja" . Yeonjun keluar dari mobilnya dan pergi ke sisi sampingnya. Pemuda itu mengangkat gadis yang tertidur pulas dan memasuki apartemen tersebut.

"Chogiyo"

"Nee, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis paruh baya. "Kamar atas nama Hwang-Yeji, ada di lantai berapa?"

~ ting ~

Pemuda itu akhirnya sampai di lantai kamar Yeji. Pintu kamar terbuka dan menunjukkan tubuh gadis muda dengan pakaian tidurnya. "Eonni? Kenapa eonniku seperti ini?" tanya gadis itu kebingungan.

"Nuguya?"

"Rekan kerja kakamu, dia habis mabok bersama dengan temannya. Maaf menganggu" kata Yeonjun. "A-arraseo...silahkan masuk"

Yeonjun memasuki kamar dan meletakkan tubuh Yeji pelan di atas sofa. Setelah itu, Yeonjun berpamitan dengan gadis muda di depannya, namun langkah dia tertahan pada saat gadis itu memegang lengannya.

"A-ano..terimakasih sudah mengantar kakakku di malam ini. Dan uhm..."

"Tolong, terus awasi Yeji eonni selama dia bekerja. Aku terus khawatir dengan keadaannya yang berbeda dengan kita semua"

Ungkapan itu tiba-tiba teringat di pikiran Yeonjun. Ucapan yang sama diucapkan oleh Karina. Yeojun terdiam sebentar, pemuda itu melihat ke arah Yeji yang sedang tertidur pulas, entah keadaan apa yang dia alami. Namun pemuda ini masih ingin mengetahui lebih dalam tentangnya.

"Akan terus kuawasi kakakmu, jika ada sesuatu yang terjadi dengannya, saya.........siap untuk membantu"

•••

To be continued

Mr. Choi • YEONJI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang