"Ini" ucap Yeji sambil memberikan hasil photoshoot ke Yeonjun. Pemuda itu menerimanya dan tersenyum puas. "Not bad" ujar Yeonjun.
"Eoo~~ kalian manis juga"
Yeonjun dan Yeji ke samping mereka dan melihat Karina dan Heeseung yang melihat foto temannya. "Ternyata Yeonjun bisa bergaya heol" kata Karina. "Yak! Apa maksud lu?" ketus Yeonjun.
"Dipikir-pikir kalian akan pacaran, lihat betapa manisnya kalian berdua" lanjut Heeseung yang masih melihat foto temannya.
"Shireoyo!" Ucap Yeji dan Yeonjun kompak. "Aigo, kalian aja kompak ngomongnya hihihi" tawa Karina dengan isengnya menyenggol pundak Yeji.
"Haish jinjja, gw kira kita bakal foto bareng dan ternyata lu ninggalin kita berdua. Paboya" ujar Yeji, Karina yang mendengar itu terkekeh kecil. "Lihat punya lu" lanjut Yeji sambil menyabet hasil foto Karina dari tangannya.
"Y-yak!" Teriak Karina sambil mencoba menarik kembali hasil fotonya, Heeseung yang melihat itu juga ingin menarik kembali namun ditahan oleh Yeonjun. Yeji dan Yeonjun menahan kedua temannya dan melihat hasil foto tersebut.
"Pffft" Yeji dan Yeonjun tahan tawa saat melihatnya. Semua 4 foto menggunakan gaya yang sama. "Datar banget kalian, gaada gaya lain apa?" tanya Yeji sambil tertawa, dan Karina langsung menarik foto yang dipegang oleh sahabatnya.
"Bro..you really need more photoshoot session. Jelek banget sumpah" ujar Yeonjun dan dibalas cubitan di pinggangnya. "Yak! Appeo" ringis Yeonjun kesakitan.
"Jika lu bukan atasan gw, mungkin gw udah smackdown lu disini" ujar Heeseung. Karina dan Yeji tertawa melihat tingkah kedua pemuda di samping mereka. Setelah photoshoot, keempat orang tersebut akhirnya berpisah dan pulang ke tempat masing-masing. Namun bedanya, Karina diantar oleh Heeseung. Sehingga tertinggal Yeji dan Yeonjun di parkiran.
"Tuan Choi" panggil Yeji dan dijawab deheman dari Yeonjun. "K-kamsahamida...sudah meluangkan waktu dengan kami" kata Yeji sambil membungkukkan badannya.
"Kalau begitu, saya pamit" ucap Yeji keterakhir kalinya, namun langkah gadis itu terhenti saat Yeonjun memegang lengannya. "Masuklah, gw antar" ucap pemuda itu sambil menarik boneka yang dipegang gadis tersebut dan diletakkan di kursi belakang.
Yeji sempat terdiam dan ia tetap mengikuti perintah atasannya. Di perjalanan, hanya terdengar suara musik dari mobil, tidak ada percakapan antara keduanya. Yeji terus melihat pemandangan kota Seoul dari dalam mobil. Yeonjun sekali-sekali melirik ke gadis di sampingnya, sampai ia memutuskan untuk memecahkan keheningan.
"How is your feeling today?" tanya Yeonjun Yeji menengok ke Yeonjun yang fokus nyetir, "Good. Gw senang untuk hari ini" jawab Yeji. Yeonjun yang mendengar itu mengamgguk paham.
"Sudah lama sekali, gw gak ngerasain hal yang menyenangkan seperti tadi. Terakhir kalau gasalah 15 tahun yang lalu bersama adikku" lanjut Yeji.
"Aku dan adikku, hidup cukup susah setelah orang tua kami meninggalkan kami tanpa jejak. Gw terpaksa untuk putus sekolah saat SMA agar bisa membiayai adikku untuk sekolah"
"Dalam waktu susah, orang tua Karina membantuku dan adikku. Mereka membiayai kita makan dan membantuku cari tempat kerja yang dapat menghasilkan nafkah yang banyak"
Yeonjun terus mendengar cerita Yeji tanpa memotong pembicaraannya sama sekali. Pemuda itu ingin mengetahui kehidupannya lebih dalam lagi. "Neoo..apakah karena itu...kau memiliki...penyakit?" tanya Yeonjun pelan.
"Maaf kalau tidak nyaman, mungkin kita bisa alihkan ke—"
"Ya, gw punya penyakit" potong Yeji.
"Aku satu-satunya anggota keluarga yang memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang-orang biasa sepertimu, begitu juga berbeda dengan adikku"
"Skizofrenia. Gw suka berhalu sendiri dan tidak bisa membedakan mana kehidupan yang nyata dan mana yang mimpi. Aku mendapatkan ini saat kedua orang tuaku...mulai bersikap kasar kepadaku" ungkap Yeji. Mengingat masa lalu yang cukup kelam, membuat gadis itu tiba-tiba kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata yang ingin diucapkan. Air mata keluar dari kedua mata cantiknya, membuat Yeonjun menyadari bahwa gadis di sampingnya benar-benar rapuh.
"N-naneun—"
"Gwenchana, gaperlu cerita lagi. Gw sudah mulai memahami kehidupan lu, jangan memaksakan diri lu buat mengungkapkan sesuatu" potong Yeonjun, Yeji yang mendengar itu mengangguk paham lalu menghapus kedua air matanya.
"Gw udah buat janji ke adiku lu pada malam itu" ujar Yeonjun. "Janji?" tanya Yeji kebingungan diangguki oleh Yeonjun sebagai jawabannya.
"Janji untuk..membantumu" jawab Yeonjun, Yeji tersenyum hangat setelah mendengar perkataan pemuda disampingnya. "Gomawo"
~+ timeskip +~
Yeji akhirnya sampai di tempat tinggalnya. Yeonjun keluar dari mobilnya dan pergi ke kursi belakang untuk mengambil boneka yang didapatkan di bazaar kecil sebelumnya. "Gw udah kasih nomor telefon ke lu, jadi kalau ada sesuatu, you can call me" ujar Yeonjun.
"Hmm jinjjayo? Bukankah lu dikenal dengan boss yang dingin dan kasar" tanya Yeji, Yeonjun yang mendengar itu berdecik.
"Yak! Itu berbeda sekarang..mungkin..kalau sama lu..tidak seperti..itu" ucap Yeonjun yang nadanya semakin pelan. "Mworago?" tanya Yeji kembali sambil mendekatkan telinganya ke arah Yeonjun.
"Aish udahlah..nothing..dah sana" ujar Yeonjun sambil membalikkan badan gadis itu menghadapi pintu apartemennya dan meninggalkan gadis tersebut. Namun langkahnya berhenti saat Yeji memanggil namanya "Tuan Choi" panggil Yeji.
Yeonjun menengok ke sumber suara dan terlihat gadis itu melambaikan tangannya ke arah dia. "Gomawoyo!!" Teriak Yeji dan diakhiri dengan senyuman manisnya. Yeonjun juga ikutan tersenyum dan melambai tangannya balik sebelum masuk ke mobilnya kembali.
Yeji tersenyum dan ia pun masuk ke apartemennya. Sesampainya di lantai kamarnya, gadis itu mengeluarkan kunci namun anehnya, Yeji melihat bahwa pintu kamarnya terbuka sedikit. Gadis itu perlahan memasuki ruangannya.
Gelap dan tidak ada lampu, apakah Yuna belum kembali? "Yuna? Are you there?" Panggil Yeji, namun tidak ada jawaban dari adiknya. Gadis itu menuju ke ruang utama dan menyalakan lampu. Yeji terkejut, melihat Yuna tidak sadarkan diri di lantai.
"Y-YUNA?!" Panik Yeji sambil menghampiri adiknya yang tidak sadar. Kepalanya mengeluarkan darah, seperti habis kena benturan. "S-siapa yang melakukan ini? Y-Yak! Yuna, tolong sadar!!" Yeji terus menggoyangkan tubuh adiknya tapi tidak ada respon.
Tiba-tiba Yeji melihat sebuah bayangan hitam di depannya, gadis itu menengok ke belakang dari melihat pria dan ibu paruh baya. "Long time no see, daughter" ujar ayahnya.
"A-appa..Eomma?!"
Itu adalah kata terakhir Yeji sebelum ia tidak menyadarkan diri.
•••
To be continued
~ photoedit credits to the owner ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Choi • YEONJI ✔️
Fanfiction[ FIRST YEONJI FANFICTION ] [ COMPLETE ] Bagaimana rasanya bekerja di perusahaan yang ternama di kota Seoul yang dipimpin oleh mr.choi yang dikenal dengan kepribadiannya yang kasar dan dingin? • Yeonjun x Yeji Fanfiction • • warning: typo everywehe...