Ini hari terakhir Gevano diskors. Besok ia sudah bisa berangkat sekolah lagi. Rasanya ingin cepat-cepat hari esok, tentu saja karena ingin bertemu sang pujaan hati.
Dari kemarin Gevano tak bertemu Shazana. Sebab, perempuan itu selalu sibuk dengan tugas kelompoknya. Shazana tak bisa diajak main sedari kemarin.
"Ditekuk aja tuh muka." Rey yang baru datang langsung duduk disamping Gevano yang sedang merokok.
"Liat Anna gak tadi lu disekolah?"
Gevano sudah menanyakan itu pada Glen, Janu dan Athala. Sekarang lelaki itu kembali menanyakannya pada Rey. Karena jawaban dari ketiga temannya tadi tak memuaskan. Glen, Janu dan Athala tak ada yang melihat Shazana.
"Liat sebentar, pas di perpus."
Mendengar jawaban Rey, Gevano hembuskan nafas lega. Setidaknya ada yang melihat Shazana hari ini jadi dia bisa tahu kabar perempuan itu.
"Kelas sebelah sibuk bener dah cok. Kelas kita kenapa santai ya?" Yang dimaksud Glen kelas sebelah itu, kelasnya Shazana. 12 IPS 1.
"Lu doang kali yang santai." Rey tertawa.
"Emang pada sibuk apaansi?" Janu dan Athala kompak bertanya.
"Yeuu tai ngikutin gue lagi!" Athala menjitak kening Janu.
"Bikin poster, tugasnya Pak Karim." Jawab Rey.
Sementara keempat temannya yang lain saling pandang. Mereka pikir kelas mereka tak kebagian tugas poster. Mana tugasnya Pak Karim, si bapak tua yang tak ada hati nuraninya. Bila telat satu hari mengumpulkan saja dianggap tidak mengerjakan.
"Bangsat! Kapan anjing dia nyuruh?" Glen reflek melotot.
"Dua hari yang lalu." Rey terkekeh geli melihat wajah pias keempat temannya.
"Lo kenapa ketawa jancok! Orang mah kasih tau kita nyet." Janu ikutan panik.
"Waktu Lo pada bolos dia ngasih tau tugasnya. Terus gue sampein kan di grup. Pentingnya literasi kidss." Rey sandarkan tubuhnya.
Ia tatap keempatnya temannya dengan wajah datar. Mungkin dari kelimanya, Rey yang paling perduli urusan tugas. Keempatnya bukan tak peduli, tapi hanya sedikit abai.
"Tugasnya per-kelompok. Punya kelompok kita udah gue kerjain." Rey berucap masih dengan wajah datarnya.
"Gue gak butuh embel-embel ucapan makasih dari Lo berempat. Karena bukan itu yang gue harapin." Tambahnya.
Rey berdeham, membenarkan posisi duduknya. Malam ini ia datang ke Warbeh sehabis seharian sibuk menyelesaikan poster yang seharusnya menjadi tugas kelompok.
"Kalo pada amnesia gue ingetin lagi nih, kita udah kelas dua belas. Udah bukan waktunya main-main lagi. Cukup dua tahun kemarin main-mainnya. Sekarang tolong fokus."
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [ SELESAI ]
Teen Fiction• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 • ❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️ Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...