BAGIAN EMPAT

83.6K 3.5K 59
                                        

Dari kejauhan Shazana lihat Gevano keluar dari kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan Shazana lihat Gevano keluar dari kelasnya. Sedikit was-was karena biasanya jika Gevano berkunjung ke kelas lain pasti ada maksud tertentu. Bukan sekedar bosan atau main-main. Terlebih tadi Gevano keluar dari kelasnya diikuti keempat temannya yang lain. Kelas mereka memang bersebalahan, sebenarnya tak aneh jika itu orang lain. Tapi ini Gevano, jadi pasti ada perkara lain.

Benar saja ketika Shazana sampai diambang pintu kelasnya. Dika, teman sekelasnya sudah babak belur. Entah apa yang Dika perbuat sampai membuat Gevano sendiri yang turun tangan menghajar lelaki itu. Dika ini memang agak tengil, anaknya juga sedikit sombong, pasti ada perlakuan Dika yang menyinggung Gevano.

"Kenapa si Dika?" Shazana mendudukkan dirinya disamping Viola. Diatas mejanya sudah ada Raga yang dari tadi menjadi penonton.

Raga memang laki-laki sendiri diantara dua temannya. Tapi itu tak membuat jati diri raga ikut berubah. Raga tetap seperti remaja lelaki pada umumnya. Penampilannya juga urakan. Baju keluar, lengan baju digulung. Dan yang menjadi ciri khasnya, topi yang dipakai terbalik kebelakang.

"Abis ditonjok Gevano." Kata Raga.

"Tengil banget anjing lagian." Viola geleng kepala.

"Temen-temennya ikut nonjokin juga?" Shazana menatap kedua temannya, dan dibalas gelengan kepala dari dua-duanya.

"Bukannya si Dika pernah punya masalah juga ya sama cowo Lo Vi?" Raga bertanya, tapi suaranya memelan.

Viola mengangguk. Makanya dia gak kaget kalo tadi Gevano ngehajar abis Dika. "Emang bebel bocahnya. Songong banget dah gila. Ngomongin orang lancar, bagian disamperin ciut anjir. Liat aja tadi, ada dia ngelawan? Beh kaga sama sekali. Gak berani itu dia."

"Udah tau gak bisa berantem tapi tingkahnya minta diberantemin." Shazana tersenyum remeh.

Setelah itu ketiganya lanjut mengobrol random. Sampai Shazana menyadari tempat pensilnya terbuka. Seingatnya sebelum keluar kelas tadi dia tutup rapih. Dan belum ia buka lagi karena dari tadi fokus mengobrol dengan Viola dan Raga.

"Kok kaya kurang ya?" Gumamnya menatap tempat pensilnya sebelum kembali menutupnya.

"Lo ada ngambil pulpen gue gak Vi?" Shazana melirik Viola yang tengah tertawa karena candaan Raga. Perempuan itu menggeleng sebagai balasan dari pertanyaan Shazana.

"Lo Ga, ada ngambil nggak?"

"Nggak. Pulpen apaan yang ilang?"

Shzana mengingat pulpen apa yang tidak ada ditempat pensilnya. "Sarasa. Lima biji nggak ada."

"Anying banyak amat ilangnya." Cetus Raga.

"Jatoh nggak?" Viola mencari ke bawah meja.

Raga ikut mencari. Jadilah ketiganya mencari lima pulpen sarasa milik Shazana yang hilang. Masalahnya bukan hanya satu yang hilang. Ini lima sekaligus hilangnya. Kemana coba?

GEVANO [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang