• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 •
❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️
Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gevano hentikan motornya ketika ia lihat Shazana berada ditaman dikelilingi tiga anak kecil. Ya walaupun Shazana juga masih kaya bocil, tapi bocil yang satu itu beda.
Diperhatikannya lamat Shazana yang membagikan es krim pada tiga anak kecil tersebut. Tanpa sadar senyum di wajah Gevano terbit. Dari yang Gevano tahu, Shazana ini memang anaknya suka berbagi. Tak hanya dikawasan sekolah, organisasi atau diluar sekalipun, pokonya dimanapun Shazana akan berbagi.
Walaupun sepele. Hanya es krim yang mungkin orang lain bisa membelinya sendiri, tapi Shazana tetap berbagi.
"Terimakasih kakak!" Anak cowok yang memegang balon Spiderman berucap girang. Disusul dua temannya yang lain juga sama senangnya.
"Sama-sama. Dimakan ya es krimnya. Mainnya hati-hati." Shazana balas melambai pada tiga anak kecil yang sudah berlalu pergi.
"Mau juga dong kak."
Shazana terlonjak kaget. Ia membalikkan tubuhnya dan mendapati si cupang tengah memamerkan senyum manisnya.
"Ih elo!"
Shazana kembali duduk dibangku taman. Ia menepuk space kosong disampingnya menyuruh Gevano duduk.
"Lo telat lima menit."
Gevano nyengir. Dia tahu dia telat lima menit dari janjinya bertemu Shazana.
"Baru lima menit, belum lima jam."
Mendengar itu Shazana mendelik. "Lu yang gue ancurin."
Gevano tergelak. Meraup wajah Shazana dengan tangannya yang besar. "Bocil galak banget."
"Tapi kata anak-anak disekolah. Lo kan terkenal royal. Sering berbagi gitu."
Shazana tergelak. "Kalo lagi ada ya gue bagi. Lagian berbagi itu seru tauu."
Gevano mengangguk. Memiringkan kepalanya agar bisa menatap Shazana. "Seru?"
Kepala Shazana mengangguk dua kali. "Iya seru. Nggak cuma seru sih sebenernya. Bahagia juga, sedih, terharu. Pokonya semua campur aduk deh."
"Kenapa gue bisa bilang gitu? Karena itu yang tiap kali gue rasain. Hal yang paling gue syukurin dalam hidup ya ini. Gue bisa jadi alasan orang lain buat senyum."
Gevano menatapnya takjub. Tak ada alasan untuk tak jatuh cinta pada perempuan dihadapannya ini. Kalo Gevano bilang Shazana itu definisi sempurna, apa itu terlalu berlebihan? Karena nyatanya di dunia ini tak ada yang sempurna.
"Lo bisa jadi alasan orang lain buat senyum. Tapi ada nggak yang ngelakuin hal yang sama kaya apa yang Lo lakuin?"
Shazana diam sejenak. Sebelum kembali menatap Gevano. "Ayo, jadi kerumah gue nggak?"