Tangan saling bertaut. Langkahnya pelan, sengaja ingin nikmati setiap detiknya.
Hari ini kelas 12 sebenernya sudah tak bersekolah seperti biasanya, mereka sudah dibebaskan dan hanya tinggal menunggu kelulusan saja. Kebanyakan yang datang ke sekolah hanya untuk mengumpulkan tugas-tugas akhir yang belum rampung.
Tapi berbeda dengan sepasang kekasih yang saat ini bergandengan tangan berjalan pelan. Gevano dan Shazana hari ini datang bukan untuk mengumpulkan tugas akhir, karena tugas mereka sudah selesai semua. Melainkan keduanya datang untuk berkeliling sekolah sembari mengingat kisah mereka di tiap tempatnya.
Lorong perpustakaan. Saat dimana kali pertama Gevano yang notabenenya musuh Shazana mau menolongnya.
"Aku waktu itu ragu sama kamu yang tiba-tiba jadi baik mau nolong aku. Ya walaupun emang salah kamu gara-gara nabrak aku. Tapi tetep aja ngeliat kamu yang ngulurin tangan mau bantu aku buat berdiri rasanya aneh banget."
Kepalanya menoleh, lihat Shazana yang alisnya mengkerut saat kembali teringat kejadian itu.
"Itu aku tulus nolong kamu cil."
Shazana mengedikan bahunya. "Keliatan gak tulus tuh. Soalnya kamu abis itu ngatain aku gizi buruk gara-gara aku lebih kecil dari kamu."
Gevano terbahak, dia bawa tubuh Shazana untuk dia peluk. Ternyata Shazana tak pernah lupa dengan kejadian itu.
"Sumpah nyebelin banget kalo di inget."
Tangan itu Gevano bawa mendekat untuk beri ribuan kecupan dengan kata maaf yang berulang.
"Maaf ya sayangku, cintaku, cantikku, manisku."
Pipi Shazana bersemu. Kedua sudut bibirnya tak tahan untuk tak tersenyum. Gevano selalu punya banyak cara untuk buat Shazana salah tingkah.
Tujuan kedua adalah ke kolam ikan. Gevano juga sudah membeli makanan ikan agar Shazana bisa memberi ikan-ikannya makan.
"Dulu perasaan banyak deh."
Gevano perhatikan Shazana yang kini sudah berjongkok. Memperhatikan ikan-ikan itu berenang kesana-kemari.
"Ada beberapa yang mati."
"Kasian." Bibir Shazana melengkung kebawah.
Gevano ikut berjongkok disamping Shazana. Membuka bungkus makanan ikan lalu menyerahkannya pada Shazana.
"Terima kasih, sayang."
Yang lelaki mengangguk senang. Dia salah tingkah dipanggil begitu oleh Shazana di depan ikan-ikannya.
"Makan yang banyak ya anak-anak Papa Gev."
Bangsat! Apa maksudnya itu? Anak Papa Gev katanya. Gevano rasanya ingin berteriak saat ini juga. Wajahnya sudah merah padam, bahkan telinganya sudah ikut memerah saking malunya dia menahan salting.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [ SELESAI ]
Roman pour Adolescents• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 • ❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️ Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...