BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN

30.4K 1.8K 116
                                    

Hai🫂

"Mau?" Janu menawarkan rokok pada Shazana sembari tertawa, pasalnya perempuan itu melihat terus sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau?" Janu menawarkan rokok pada Shazana sembari tertawa, pasalnya perempuan itu melihat terus sedari tadi.

Shazana mengangguk, mengambil bungkus rokok itu dari tangan Janu. Sementara Gevano yang berada disampingnya tersenyum miring.

"Taro Naa." Titah Gevano yang sedang bermain gitar.

Shazana menggeleng, membuka bungkus rokok itu untuk dia lihat isi di dalamnya.

"Sayang taro." Gevano kembali bersuara.

"Sebentar."

Shazana mengambil satu batang rokok dari bungkusnya. Kemudian perempuan itu mengambil korek milik Gevano diatas meja.

Gevano yang melihat kekasihnya bertingkah, berdecak sebal. Gitar yang tadi dia mainkan langsung dia beri pada Glen yang berada tepat disampingnya.

"Nakal kamu." Gevano ambil alih sebatang rokok dari tangan Shazana.

"Siniin ah, pait banget mulut aku." Shazana coba rebut kembali.

"Gaya lu bocil!" Gevano tarik pipinya.

Shazana tertawa. "Gitu kan? Kamu kalo mau ngerokok kan gitu."

"Ngaco."

Yang perempuan mencubit. "Aku tau ya!"

Sementara Gevano terkekeh geli. Dia sama sekali tak merasa sakit ketika perutnya dicubit Shazana. Itu karena saking gemasnya dengan ekspresi wajah Shazana barusan.

Alis yang tadinya menukik sebal langsung kembali normal ketika Babeh datang membawakan Mie kuah soto pesanannya.

Shazana bertepuk tangan kecil. Memang niatnya ikut Gevano nongkrong malam ini karena dia ingin Mie kuah buatan Babeh.

"You happy?"

Kepalanya menoleh lucu, lalu mengangguk dua kali. "Happy! Terimakasih banyak sayangku."

Gevano mengangguk, majukan wajahnya agar Shazana bisa mengecup pipi kanannya.

"Sini kuncir dulu rambutnya."

Seakan teringat sesuatu Shazana menepuk keningnya. "Aku lupa bawa kunciran."

"Jedai? Gak bawa juga?"

Gelengan kepala Gevano terima. Berarti kalo sudah begini artinya Gevano yang harus cari cara. Karena kekasihnya tak bisa makan dengan rambut terurai.

"Pake ini aja," Rey berikan karet bekas nasi uduk yang dia beli tadi pada Gevano.

Sedangkan Gevano menolaknya, "Jangan ini, kusut nanti rambutnya. Bikin sakit juga nanti pas dibuka."

"Ih gak apa-apa pake ini aja."

Gevano tarik pipi Shazana. "Nanti nangis kamu kaya waktu itu."

"Sekarang nggak deh beneran."

GEVANO [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang