• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 •
❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️
Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangannya bersikedap dada. Permen milkita batangan berada dimulutnya. Fokusny tertuju pada Pak Karim yang kini tengah menjelaskan materi di depan sana. Walau sembari mengemut permen batangan, tapi fokusnya tetap pada materi yang dijelaskan.
Berbeda dengan anak Daddy Genta, jika anak papa Gerry alias Glen yang duduk disamping Gevano merasakan kantuk, tidak bisa terhitung berapa kali Glen menguap sedari tadi.
Gevano menatap malas. Ditendangnya kaki Glen dibawah sana, membuat sang empunya berdecak kesal.
"Perhatiin. Keluar ni kayanya materi diulangan harian."
"Yang bener lu?"
Gevano mengedikan bahunya. Padahal dia sendiri nggak tau materi yang lagi dibahas ini bakal keluar atau nggak. Tapi biarin aja, biar Glen mau menyimak.
"Yang bener apa anjir!" Kesal Glen karena Gevano tidak jelas.
"Kaga tau gue anjir. Perhatiin aja si emang ngapa. Nambah ilmu, biar otak lu gak kosong banget."
Glen mendelik. Tubuhnya bersandar, walaupunnguapberkali-kali, tapi anak papa Gerry itu tetap mengikuti ucapan Gevano.
"Bagi permen Gev."
Gevano merogoh saku baju seragamnya. Tersisa dua permen milkita batangan. Rasa cokelat dan stroberi.
"Yang stroberi." Pinta Glen.
Gevano menggeleng. Memberikan yang rasa cokelat. Karena ia lebih suka rasa stroberi.
"Gak mau. Yang stroberi gue maunya."
Gevano berdecak kesal. Memasukan kembali permen batangan rasa stroberi kedalam saku baju seragamnya.
"Cokelat aja."
"Kaga mau anjir. Yang stroberi gue maunya." Keukeuh Glen.
"Yaudah nggak usah." Final Gevano.
Glen berdecak. Mencoba merebut permen milkita rasa stroberi milik Gevano. Sedangkan sang empunya mempertahankan permen rasa stroberi yang ia punya.
Jadilah aksi berebut permen. Sedangkan Janu dan Athala yang duduk dibelakang keduanya geleng kepala. Jangan tanya Rey dimana. Dia duduk dibangku paling depan. Sedangkan keempat temannya duduk dipaling belakang.
"Gue ganti sumpah pas istirahat. Tapi siniin dulu yang rasa stroberi."
"Nggak mau anjing."
Kegaduhan dua remaja lelaki dibangku belakang membuat atensi satu kelas tertuju pada mereka.
"Kenapa itu ribut-ribut?" Pak Karim membenarkan letak kacamatanya.