Ujian kelulusan tiba. Hari pertama ujian membuat Siswa-siswi SMA Sky datang lebih pagi dari biasanya. Termasuk komplotan biang onar. Mengingat hari ini adalah hari pertama ujian seragam yang mereka kenakan lumayan rapih karena itu juga termasuk salah satu syarat mengikuti ujian.
Baju seragam yang biasanya tak pernah terkancing dengan benar, lengan baju yang biasanya sengaja digulung kini tidak. Kali ini komplotan biang onar yang sudah termasuk Samudra sebagai anggota baru memakai seragam rapih dari rumah. Jangan lupakan dasi yang biasanya diikat bukan pada tempatnya kini tersimpul rapih ditempat yang seharusnya.
"Sehhh kaya orang bener gua begini." Janu menyisir rambutnya dengan jari.
"Kalo bukan karena ujian kelulusan gak bakal nih gue make seragam se-rapih ini." Ucap Glen sembari memakai sabuknya.
Keenam remaja itu berjalan beriringan menuju ruang ujian. Saat melewati lapangan tentu atensi siswa-siswi lainnya mengarah pada mereka ber-enam. Kapan lagi bisa melihat si komplotan biang onar tak urakan.
"Dapet ruangan berapa Lo pada?" Samudra bertanya sembari matanya tak lepas dari handphone.
"Gue bareng Glen sama si Gep, ruang tujuh belas." Jawab Janu.
Athala langsung mengecek ponselnya guna melihat dia ada di ruang berapa. "Anjir misah masa? Gue sama Rey delapan belas."
"Yaelah kagak jauh ini, sebelahan La."
Athala berdecak sebal. Dia maunya gabung bersama. "Ya tapi kan sama aja gak seruangan. Lo ruang berapa Sam?"
Samudra menoleh, "Enam belas."
"Seruangan sama cewek gue dong lu?" Tanya Gevano.
"Nama gue sama Nana literally atas bawah." Decak sebal Samudra.
Keenamnya berjalan beriringan. Mereka berpisah saat masuk kedalam ruangan masing-masing. Tapi Gevano nyatanya tak langsung masuk kedalam ruangannya, dia malah ikut bersama Samudra. Apa lagi jika bukan ingin menemui Anna-nya?
Senyumnya merekah sempurna saat ia lihat kekasihnya sudah duduk rapih ditempatnya. Shazana fokus sekali belajar, rambutnya tergerai bebas membuat Gevano tergerak untuk mengikatnya.
Shazana sedikit terkejut saat dengan tiba-tiba rambutnya diusap lembut lalu diikat menjadi satu. Saat kepalanya menoleh kebelakang dan menemui bahwa Gevano orangnya lantas senyum manis itu muncul di wajahnya.
"Pagi cantik." Sapa Gevano membuat Shazana tersenyum malu.
Selesai mengikatkan rambut Shazana, Gevano merentangkan kedua tangannya dan Shazana langsung masuk dalam pelukan. Tubuh keduanya bergoyang kecil ke kanan dan kiri. Gevano sesekali mengendus wangi shampo dari rambut Shazana.
"Good luck Na." Gevano berbisik kecil karena dia hanya ingin Shazana seorang yang mendengar.
Shazana tersenyum hangat. Pelukan sebelum ujian ternyata tak buruk. Perutnya seperti dihinggapi banyak kupu-kupu, menggelikan. Shazana rasanya dibuat kembali jatuh cinta seperti saat pertama keduanya mengungkapkan rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [ SELESAI ]
Novela Juvenil• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 • ❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️ Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...