• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 •
❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️
Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore nanti Gevano akan berangkat ke Bali. Jadi siang ini dia sempatkan untuk datang ke Warbeh sekalian untuk nongkrong terakhir sebelum dia berangkat ke Bali.
Bocahan Warbeh kini sudah berkumpul berserta Babeh yang ikut duduk diantara yang lain. Babeh masak sup iga untuk mereka semua. Sebenernya tak ada niat apa-apa. Hanya makan-makan sebelum nanti anak-anak nakalnya ini berpisah.
"Jadi ngerepotin gini Beh." Rey tertawa.
"Kaga, udah pada dimakan itu. Masakan gua paling enak."
Janu mencicipi, "Sedep bet dah ini. Belajar masak sama Chef Juna ya Beh?"
Babeh tertawa, "Lah kebalik, Chef Juna yang belajar sama gua." Ucapan Babeh mengudang gelak tawa yang lain.
"Berangkat kapan Gep?" Babeh yang posisinya berada di samping Gevano menepuk pundak lelaki itu.
"Sore. Ikut gua ayo Beh, ke Bali." Ajaknya.
"Sehhh kaga ah, mabok gua naik pesawat."
Gevano terbahak, Babeh ini selalu ada saja saja ucapannya. Dan nanti mungkin yang paling paling dia rindukan salah satunya adalah Babeh. Pria paruh baya yang sudah seperti orang tua kedua untuknya.
"Gua naik mobil aja puyeng. Apalagi disuruh naik pesawat, badan gua terbang. Seehh kaga dulu dah." Babeh menggeleng.
"Mending naik angkot ye Beh?"
"Nah iye itu." Babeh acungkan dua jempolnya.
"Yah sepi dah Beh bentar lagi kaga ada kita." Kata Athala.
"Iya dah, ditinggal gua."
"Sisa gua sama Glen Beh, masih di Jakarta kita berdua." Janu berucap dengan mulut penuh.
"Lo berdua harus sering maen kesini ya." Pinta Babeh, Janu dan Glen langsung memberikan dua jempolnya.
"Lo kapan Rey ke Jogja?" Tanya Gevano.
"Nanti malem." Jawabnya.
Glen tampak sedih, "Anjing lah pada cepet-cepet banget ninggalin. Abis itu besoknya Lo ya La?"
Athala mengangguk, besok siang hari dia akan berangkat ke Surabaya. "Maunya nanti aja gue sebenernya. Tapi kagak bisa bokap udah rewel minta gue cepet kesana."
"Terakhir Lo ya Sam? Kapan Lo berangkat ke Bandung?" Janu bertanya.
"Lusa. Gak tau dah pagi apa siang. Kayaknya sih pagi, soalnya dianter Bang Fariz."
Babeh tatap satu persatu anak nakalnya ini. Ada rasa bangga tersendiri saat bisa menyaksikan anak-anak nakal ini tumbuh dewasa. Babeh berharap untuk hidup sedikit lebih lama agar bisa kembali kumpul bersama anak-anak nakalnya.