Gevano dengan senyum lebarnya berkunjung ke rumah Shazana. Malam belum begitu larut jadi setidaknya masih boleh bertamu.
Yang pertama kali menyambut kedatangannya adalah Ayah Shazana. Beliau menyambut Gevano dengan senyum tak kalah lebar.
"Gevano, apa kabar nak?"
"Baik Om. Om sendiri gimana kabarnya?"
"Ya gitu lah. Banyak pikiran jadi begini." Jawab Arkana sembari menggiring Gevano masuk.
Gevano hanya balas dengan senyuman tipis. Duduk berhadapan dengan Arkana Gevano dapat lihat gurat lelah yang tercetak jelas di wajah pria paruh baya itu.
"Gevano."
Yang dipanggil langsung mengangkat wajahnya. "Iya Om?"
Arkana hembuskan nafas berat lalu menatap Gevano dihadapannya. "Mungkin kamu sedikit banyak tau apa yang sudah terjadi sama keluarga saya ya?"
Gevano mengangguk samar. "Maaf Om."
Arkana menggeleng. "Saya gak masalah Gevano. Gak apa-apa. Kaya yang udah kamu tau keluarga saya lagi sedikit panas. Terutama Nana, saya tahu betul putri saya itu simpan kecewa yang teramat besar. Saya akui saya salah gak ngasih tau dia lebih awal tentang Samudra."
Ucapan Arkana terjeda karena kehadiran Samudra yang ikut menimbrung. Seperti tak keberatan sama sekali, Samudra mengangguk mempersilahkan Ayahnya untuk kembali menceritakannya pada Gevano.
"Karena masalah ini, Nana jadi banyak diamnya. Kadang sesekali dia senyum atau ketawa karena telponan sama kamu ya? Terimakasih ya Gevano, setidaknya berkat kamu saya bisa lihat lagi senyum Nana."
Gevano mengulas senyumnya lalu mengangguk. Ah, dia tak menyangka jika hadirnya akan sangat berguna untuk orang lain.
"Oh iya ini kamu sudah kenal ya Gev? Ini Samudra."
Kemudia kini tatapan keduanya kembali bertemu. Jika kemarin ada emosi yang terlihat diantara tatapan keduanya, kini tidak lagi.
"Sorry Gev. Maaf buat kata-kata gue yang gak ngenakin waktu itu."
Gevano mengangguk. "Gue terima maaf Lo. Satu yang gue minta, tolong jangan jadi penghalang dihubungan gue sama Anna."
"Tergantung." Balas Samudra.
Gevano mengangkat sebelah alisnya. "Tergantung apa?"
"Tergantung Lo menang lawan gue gak diarena besok malam."
Gevano tarik sudut bibirnya. Dia angkat kepalan tangannya untuk balas tos'an Samudra.
"Deal."
"Damai ya bro?"
Gevano anggukan kepala tanda setuju.
Sementara Arkana yang dari tadi menyimak hanya menggelengkan kepala. Dasar anak muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [ SELESAI ]
Novela Juvenil• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 • ❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️ Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...