• 𝐒𝐐𝐔𝐄𝐋𝐋 𝐆𝐄𝐍𝐙𝐎 •
❌ DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ‼️
Gevano si biang onar, ruang bimbingan konseling seperti taman bermain baginya. Kapanpun ia bosan, ia akan datang kesana. Bukan datang dengan sukarela. Melainkan membuat ulah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaki jenjang itu melangkah mundur. Kepalanya tiba-tiba merasa pusing melihat dapur yang tadinya rapih dan bersih kini berbanding jauh dengan kata itu.
Keputusannya meminta bantuan suami dan anaknya untuk urusan dapur ternyata salah besar. Kini Zola menyesal. Dapurnya seperti kapal pecah. Ulah Daddy Genta dan Gevano tentunya. Bukannya membantu malah mengacau.
"MOMMY DADDY TUH!"
"SUMPAH YANG NUMPAHIN TEPUNGNYA GEVANO YANGGG, BUKAN AKUUU."
Zola geleng kepala. Memutuskan berdiri ditengah-tengah keduanya. Menatap tajam dua lelaki yang sekarang wajahnya sudah cemongdengan tepung.
"Lanjutin kalo masih mau berantem. Bakar sekalian ini dapur."
Jika Zola sudah bersuara baru dua-duanya diam. Tak ada yang berani buka suara. Hanya saling lirik satu sama lain.
Zola membagi tiga adonan yang tadi sudah ia uleni, memberikan pada Genta dan Gevano, satu orang satu. Sedangkan Genta melirik Zola. Terus harus dia apakan adonan ini?
"Terus diapain sayang?"
Zola mendengus. "Di tonjok."
Dikira memang benar. Sesuai arahan Zola, dengan tenaga dalam tangan Genta mengepal. Menonjok adonan yang tak berdosa. Setelah itu disusul Gevano yang melakukan hal serupa. Mejanya sampai bergetar.
"Ancur udah ancur!" Sentak Si Mommy yang sudah kehabisan kata. Kalo gak inget dua laki-laki ini suami dan anaknya, dapat dipastikan Zola akan tendang tulang keringnya sekeras-kerasnya.
"Tau Daddy nih." Gevano menyalahkan Genta.
"Lo juga ngapain ngikutin, bocah!"
Zola nambah pusing. Tangannya terangkat mencubit kecil perut Daddy dan anak yang dari tadi membuat pusing.
"Mommy pusing banget. Jangan sampe Mommy cari Daddy sama anak baru ya!" Ancaman Zola membuat Genta dan Gevano diam.
Zola lirik Genta yang kini rahangnya mengeras. Sedangkan Gevano tidak ambil pusing seperti Daddy. Dia tahu jika Mommy nya tak sungguh-sungguh mengatakan itu.
"Panik itu." Gevano tertawa melihat Genta.
"Cari kalo berani." Tantang Genta.
Zola melipat kedua tangannya di depan dada. "Berani."
"Mommy mah cantik. Badan juga bagus. Laki mana sih yang nggak tertarik? Hehehhe." Tiba-tiba Gevano bersuara. Nadanya dibuat-buat seperti ayah ojak.
Sedangkan Genta menatap Gevano kesal. Jika berdebat memang Gevano jarang berada dikubunya. Anak itu selalu menjadi pihak lawan.
"Tadi mah nggak usah dikeluarin, yangg." Ditatapnya sinis anak maungnya itu.