BAGIAN LIMA PULUH

21.1K 1.3K 18
                                    

Hari terus berganti, buat kenangan sebanyak mungkin dimasa putih abu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari terus berganti, buat kenangan sebanyak mungkin dimasa putih abu ini. Karena hanya sebentar lagi, masa mereka akan habis.

Ujian kelulusan sudah didepan mata. Tandanya sebentar lagi masa SMA nya berakhirnya.

Gevano sadar perubahan teman-temannya yang lain, termasuk kekasihnya sendiri. Mereka jadi lebih banyak habiskan waktu untuk belajar ketimbang nongkrong tanpa arah. Jangan kira Gevano hanya diam, dia pun sama. Bahkan Gevano rela bergadang semalaman hanya untuk mengulang kembali materi.

Gevano ini anak satu-satunya. Harapan satu-satunya yang Mommy dan Daddy punya. Zola dan Genta memang tak membebankan Gevano untuk selalu menjadi yang terbaik, tapi Gevano mau berikan apapun yang terbaik untuk orang tuanya, sama seperti Mommy dan Daddy yang selalu memberikannya yang terbaik Gevano pun mau melakukan hal serupa.

Sekarang bila datang ke Warbeh tujuannya bukan lagi nongkrong gak jelas. Sekarang mereka punya tujuan yang jelas yaitu belajar. Semakin mendekati ujian kelulusan, semakin giat juga belajarnya.

Dimeja Warbeh kali ini bukan lagi rokok, kopi dan gitar. Melainkan buku yang berserakan.

"Ini caranya gimana Rey?" Athala menyerahkan bukunya pada Rey.

"Sini." Rey mulai jelaskan pada Athala.

Janu menyenggol lengan Glen. "Nomor 12 lu ngerti gak caranya?"

"Gue juga bingung yang itu." Glen garuk kepala sama bingungnya.

"Apa yang lo belum?" Samudra bertanya.

Janu dan Glen mendekat. Meminta Samudra untuk menjelaskan nomor 12 yang mereka berdua tak mengerti cara menyelesaikannya.

Ngomong-ngomong soal Samudra. Kurang lebih sudah seminggu ini dia gabung bersama teman-teman Gevano. Itupun Gevano yang mengajak, awalnya Samudra menolak karena lelaki itu lebih suka menyendiri. Bukan Gevano namanya jika tak bisa memaksa. Berakhirlah Samudra gabung bersama mereka.

"Udah." Shazana menyerahkan soal yang sudah dia kerjakan untuk Gevano koreksi.

Gevano koreksi dengan wajah serius. Shazana dibuat was-was. Pasalnya tiap sedang dalam mode belajar Gevano ini bagai bukan si cupangnya. Gevano tak segan untuk memarahi Shazana jika dirasa Shazana kurang fokus yang mengakibatkan perempuan itu salah berkali-kali di soal yang sama.

"Nomer lima ini udah bener, cuma kalau kamu pake cara ini nanti diujian bakal makan waktu."

Gevano tegakkan tubuhnya. Lebih dekatkan diri pada Shazana. Dia tatap Shazana. "Fokus, perhatiin aku baik-baik."

Melihat Anna-nya mengangguk kecil, Gevano sunggingkan senyum. Sebenarnya rasa rindu pada kekasihnya ini sudah membuncah. Shazana semakin sibuk tak bisa diganggu. Shazana banyak habiskan waktu untuk belajar, jangankan untuk bertemu kadang untuk membalas chat saja Gevano harus menunggu. Se-ambis itu memang Shazana.

GEVANO [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang