LF - 2

2.2K 112 2
                                    


"Gak mau di panggil 'Lo'! " ucap Jie.

"Terus maunya gimana?" Tanya Yon karena Jie gak mau makan.

"Gak tau" Jie.


Semakin bertambah usia kehamilan Jie membuat Yon semakin setres dengan kelakuan sang Istri yang sulit untuk Ia pahami.

"Yaudah, kamu ayo makan" ucap Yon.

"Kamu? Siapa kamu?" Ucap Jie melipat tangannya di depan dada membuat Yon ingin mengamuk.

Kesabaran Yon gak setebal itu yah. Ini Ia tahan karena anaknya yang ada di perut Jiezzele.

"Jie-" ucap Yon.

"Jie?" Jie melihat ke arah Yon sambil memiringkan sedikit kepalanya.

Yon memejamkan matanya sebentar lalu menghembuskan nafas sebelum menatap istrinya kembali.

Serius tolong siapapun apresiasi kesabaran Yonathan untuk kesekian kalinya menghadapi sang istri.

"Sayang, Ayo makan" ucap Yon pada akhirnya.

"Suapin" jawab Jie sambil tersenyum.

"Oke, Ayo" ajak Yon keluar dari kamar.

Jie kadang kaya kucing kadang juga kaya macan. Tergantung mood Dia aja. Kalau lagi manja kaya gini Yon bisa apa? Dia juga gak tau kenapa gak bisa nolak dan nurut-nurut aja mungkin ikatan batin dirinya dengan bayi di dalam kandungan Jie.

.

.

Setelah hari itu Yon lebih sering memanggil 'Sayang' pada Jie. Kehamilan Jie sudah semakin membesar karena sudah masuk ke bulan ke 8, sikap Yon pada Jie juga sudah mulai mencair tidak sekeras dulu. Bahkan sikapnya sangat jauh dari pada awal kehamilan Jie.

"Yon, mau durian"

"Emangnya boleh makan durian? Nanti Aku tanya dokter dulu" ucap Yon yang sudah sigap setiap kemauan sang istri.

"Gimana?" Tanya Jie.

"Boleh, tapi jangan kebanyakan" ucap Yon membuat Jie tersenyum.

"Mau makan di rumah atau di tempatnya langsung?" Tanya Yon sudah siap dengan keinginan sang istri yang sepertinya diluar perkiraan BMKG kaya biasa.

"Emmm... Kalau boleh yang baru jatuh dari pohonnya" ucap Jie dan benar saja kan? Diluar perkiraan Dia.

Yah meskipun permintaan yang aneh tapi tetap saja akan Yon turuti karena ini bukan kali pertama Jie ngidam dan ada aja permintaan anehnya yang penting jangan sampai Jie mau nanam pohonnya sendiri sampai berbuah atau mau ngambil durian itu sendiri dari pohonnya gak tau mau jadi apa anaknya nanti saat lahir.

Tentu saja Yon langsung meminta anakbuahnya mencari perkebunan durian dengan kualitas terbaik untuk Ia dan sang istri datangi.

Setelah mereka menemukannya, Yon dan Jie pergi setelah sampai bahkan langsung pemilik kebun yang menemani mereka untuk mencari durian yang sudah matang dan sesuai permintaan yaitu yang baru jatuh dari pohon meskipun masih menggantung dengan tali.


"Gak mau, mau yang lain" ucap Jie setelah mencicipi duriannya dan akhirnya membuat Mereka mencari lagi.

Tadi itu durian ke 5 yang sudah di buka namun saat Jie mencicipi Ia bilang itu gak enak dan sebagainya padahal Yon makan enak-enak saja.

Tapi yah mau gimana yang ngidam bilang gak enak. Mau apa kalian.

Setelah pencarian akhirnya selesai. Di durian entah ke berapa ini Jie akhirnya selesai dan Dia hanya memakan satu biji itu aja gak habis. Jadi selebihnya semua durian yang sudah di buka akan di bawa pulang untuk para pekerja Yon dan Jie di rumah.


.

.


"Mau di gendong" ucap Jie membuat Yon menghela nafas semoga punggungnya baik-baik saja, Ia bersyukur karena mereka tidak harus naik tangga karena ada lift.

Yon menggendong Jie bridal. sesampainya di kamar Yon menaruh Jie di ranjang secara perlahan.

Mereka berbaring dengan Yon memeluk Jie dari belakang. Yon menyingkap baju Jie keatas memperlihatkan perutnya, Anak mereka suka menendang jika Yon mengusap perut Jie.

Namun

"Akhh... YA!" Jie menepuk tangan Yon karena meremas payudaranya.

"Sakit tau gak" protes Jie namun Yon malah mencium bibir Jie dan melumatnya.

Tangan Yoon mengusapi puting Jie membuat Jie melenguh dalam ciuman mereka.

Yon mengakhiri cumbuan keduanya lalu mengecup pipi Jie sambil mengusap perut Jie.

Yon mengakhiri cumbuan keduanya lalu mengecup pipi Jie sambil mengusap perut Jie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya benih cinta sudah tumbuh pada keduanya.

.

.

Memasuki 9 bulan dan perkiraan waktu kelahiran sudah di beritahukan.

Yon meminta operasi caesar namun Jie ingin melahirkan normal. Meskipun Jie ingin melahirkan normal namun Yon tetap bersiap untuk kemungkinan jika sang istri harus melahirkan caesar.

Mereka sudah berada di rumah sakit, Jie sudah mulai merasakan kontraksi. Yon bahkan tidak bisa tidur karena kehawatiran nya itu.

Sampai akhirnya Jie sudah masuk kedalam ruang persalinan di dampingi Yon tentu saja.

Keringat sudah membanjiri Jie membuat Yon sesekali mengusap dahi sang istri.

Genggaman tangan pada Yon semakin kencang di susul tangisan sang bayi.

Setelah Jie membuang nafasnya dan mengatur nafas sambil memejamkan mata ternyata Yon langsung mencium dahi sang istri. Membuat Jie membuka mata dan tersenyum karena Ia berhasil melahirkan anak pertamanya bahkan di dampingi suaminya.

Ia tidak pernah berfikir hubungan pernikahan nya dan Yon akan berjalan sebaik ini. Ia berfikir kalau pernikahannya akan berakhir dan Dia sekarang masih bersenang-senang di luar sana setelah perpisahannya dengan Yonathan.

Airmata Jie menetes membuat Yon menghapusnya. Yon juga tidak bisa mengucapkan kata-kata apapun pada sang istri karena entah mengapa Ia sangat senang sekarang.

Ia tidak menyangka akan memiliki anak dengan wanita hasil perjodohan kedua orangtuanya yang Awalnya tidak Ia cintai.

Putra pertama mereka sudah terlahir ke dunia.

Putra pertama mereka sudah terlahir ke dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zaffren Elvano Ivander








La Famille Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang