LF - 6

1.1K 87 3
                                    


"SAYANG!"

Panggil Yon saat melihat sang putra dibatas ranjang sendiri.

Panggil Yon saat melihat sang putra dibatas ranjang sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa sih?" Jie keluar dari kamar mandi.

"Kenapa Kamu tinggalin Ren sendiri? Kalau jatuh gimana?" Yon yang sudah menghampiri sang putra.

"Aku ke kamar mandi sebentar. Anaknya lagi tidur juga" Jie.

"Tetep aja, jangan gitu lagi" ucap Yon membuat Jie menggelengkan kepalanya, Yon sangat over pada Ren.

"Kenapa Ren gak di tidurin di sini aja" ucap Yon saat Jie akan memindahkan Ren ke box bayi karena sudah tertidur.

"Nanti ketindih badan kamu" Jie.

"Enggak, tidurin sini aja" ucap Yon menepuk-nepuk ranjang tengah yang kosong.

"Gak ah" tolak Jie.

"Ayolah, Aku kan pengin tidur sama Ren" ucap Yon pada akhirnya Jie mengalah.

"Awas aja kalau Ren ketimpa badan kamu ya" Jie.

"Gak akan" ucap Yon percaya diri.





"Besok Ren imunisasi" ucap Jie pada Yon yang memainkan jari mungil sang anak.

"Jam berapa?"

"Jam 9.n"

"Besok Aku anter"

"Kamu gak kerja?"

"Aku berangkat siang aja"

"Ya udah terserah kamu aja"




Keesokan harinya Yon benar-benar berangkat siang ke kantor. Ia akan menemani sang putra untuk imunisasi.

"Aku bisa sendiri padahal Loh" ucap Jie.

"Aku mau nemenin kalau nanti kamu takut pas Ren mau di suntik" ucap Yon.


Namun ternyata 🙄😒.

"Itu jarumnya besar banget Dok?" Yon.

"Ini standar pak" Dokter.

"Dok nanti anak saya kesakitan?" Yon.

"Cuman sebentar pak" Dokter.

"Dok nanti dulu, anak saya belum siap" ucap Yon membuat sang dokter melihat ke arah Ren yang malah menunjukan raut wajah biasa aja.

"Yon! Astaga gak selesai-selesai ini" Jie antara gemes dan kesal pada sang suami.

"Ren itu takut!" Yon.

"Rennya diem aja dari tadi, kamu tuh yang takut bukannya anak kamu. Sini deh Aku aja" Jie mengambil alih Ren dari pangkuan sang suami.

Terdengar helaan nafas dari sang dokter yang sudah lelah sepertinya.

"Kamu emangnya bisa?" Yon.

"Kamu mending keluar deh" Jie pada Yon.

"Gak mau, Aku mau nemenin Ren" Tolak Yon.

"Yaudah diem" Jie.

"Bisa saya suntik sekarang anaknya?" Tanya Dokter.

"Iya dok, silahkan" ucap Jie.

Wajah tegang Yon tidak bisa di sembunyikan. Bagaimana bisa mereka setega itu menusuk tubuh kecil Ren dengan jarum.

Saat jarum itu menusuk kulit Ren, Yon reflek menahan nafasnya. Sampai jarum itu di tarik dan Ren manangis.

"Tuh kan?" Yon.

"Gak kenapa-kenapa pak, wajar kalau nangis" ucap sang dokter.

"Gak papa gimana Dok, anak saya nangis ini" ucap Yon membuat Jie jengah padahal bukan Ren doang yang nangis setelah di suntik tapi sikap Yon seakan hanya anaknya saja yang menangis setelah di suntik.

Ingin sekali sang dokter menyuntik bius ayah dari pasien bayinya ini.

"Cup cup cup, Iya sayang" Jie lalu berdiri sambil menenangkan sang putra.

"Terimakasih Dok, kami permisi" ucap Jie lalu berjalan keluar diikuti Yon.

"Kamu tuh anaknya nangis itu" Yon.

"Ya emang anaknya nangis, ini kan lagi di tenangin. Mending kamu diem deh atau Aku sama Ren pulang naik taxi" ucap Jie karena Ia sedang repot menenangkan sang putra namun suaminya mengoceh terus membuatnya jadi pusing.

.

.

"Ren belum tidur?" Tanya Yon yang baru pulang dan mendapati Sang istri masih menimang-nimang Ren.

"Demam kayaknya"

"Demam? Kok bisa?" Tanya Yon langsung menghampiri sang putra.

"Aku udah nelfon dokter katanya biasa anak kalau habis imunisasi suhu tubuhnya naik nanti juga turun" jelas Jie.

"Gak mau periksa aja?" Tanya Yon.

"Lihat aja besok, kalau masih demam baru periksain" ucap Jie.



Yon selesai mandi dan masih melihat istri nya masih menimang-nimang putra mereka.

"Mau gantian Aku yang gendong?" Tanya Yon.

"Kayaknya gak mau anaknya, Bibi aja tadi udah nyoba bantu tapi Ren malah tambah nangis" ucap Jie namun Yon tetap ingin mencoba karena melihat wajah lelah sang istri.

Baru beralih tangan saja Ren langsung menggeliat dan bersiap menangis.

Yon pun mengurungkan niatnya dan Jie mencoba menenangkan sang anak.

"Nggak sayang, sama Mommy ya" ucap Jie.

"Terus gimana? Kamu mau berdiri terus?" Tanya Yon.

"Lihat aja nanti" jawab Jie membuat Yon mengusap rambut Jie sebelum mengecup dahinya.

Selang 10 menitan Jie mencoba untuk membaringkan sang putra. Meskipun tubuhnya menggeliat namun Jie menepuk-nepuk pelan sang putra supaya Ia tidak bangun.

"Aku ke kamar mandi sebentar" ucap Jie pada Yon.

"Iya, Aku jagain Ren tenang aja"



Jie membuka pintu kamar mandi dan melihat sang suami sedang berbicara pada sang putra yang masih terlelap.

"Sayang jangan rewel terus, kasian Mommy gak bisa istirahat. Kalau mau di gendong sama Daddy aja" ucap Yon membuat Jie tersenyum. Pria itu tidak seburuk yang Jie kira.

Meskipun hampir gagal menjadi seorang suami tapi Yon sepertinya tidak ingin gagal menjadi seorang Ayah.




La Famille Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang