LF - 20

659 69 1
                                    


Jie duduk bersandar sambil mengusap perutnya. Suaminya masih tertidur di sampingnya. Dia terbangun karena memikirkan putra sulungnya.

Jie akhirnya memutuskan untuk turun dari ranjang perlahan melewati Yon supaya suaminya tidak terbangun.

Ia keluar dari kamar dan berjalan ke arah kamar sang putra.




Berjalan mendekati ranjang di mana Ren tertidur.

Jie tersenyum melihat putranya baik-baik saja namun entah mengapa air matanya menetes tanpa Ia sadari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jie tersenyum melihat putranya baik-baik saja namun entah mengapa air matanya menetes tanpa Ia sadari.

"Maafin Mommy sayang karena gak bisa jagain kamu" ucap Jie sambil mengusap pelan pipi Ren dan Ren sedikit terganggu membuatnya merubah posisi tidurnya.

Ranjang Ren masih berbentuk box jadi semua sisi tertutup karena takut anak itu terjatuh jika suatu saat mereka melatih Ren untuk tidur sendiri di kamarnya. Tapi Jie tidak menyangka akan secepat ini Ren tidur sendiri di kamar.

Jie membenarkan selimut Ren sebelum Ia kembali ke kamarnya. Ia masih sedikit kesal dengan Suaminya, mungkin Yon memang khawatir tapi itu keterlaluan.

.

.


"Gimana keadaan Lo?" Tanya Vanya pada Jie.

Vanya datang untuk menjenguk Jie setelah mendengar kalau Jie sempat masuk ke rumah sakit.

"Udah baikan kok, Yon aja yang berlebihan" Jie.

"Wajar, Lo lagi hamil kan. Kalau itu Vanya juga pasti Gua kaya Yon" Hares.

"Termasuk gak biarin Rea ketemu Bundanya?" Jie.

"Ya gak lah ya kali" ucap Hares.

"Tapi Yon gitu ke Gua sama Ren gimana?" Jie.

"Kaya gitu gimana?" Vanya.

"Ren gak boleh ketemu Gua dari Gua keluar dari rumah sakit. Berati udah 3 hari ini bahkan Ren gak tidur di sini" Jie.

"Seriusan?" Vanya.

"Tapi Lo pantau kan? Meskipun Ren tidur di kamarnya sendiri?" Tanya Hares.

"Lo gak pasang cctv di kamar Ren yang bisa Lo pantau dari kamar ini?" Tanya Vanya melihat wajah bingung Jie.

"Bener, belum pasang. Gua gak kepikiran karena pas bikin kamar itu kirain Ren gak akan secepat ini nempatin"

"Minta Yon pasang, biar kalau Ren nangis atau kebangun malam Lo atau Yon bisa tau meskipun beda kamar" Hares.

"Hares lagi libur kan, kita mau jalan boleh gak Ren Gua ajak" ucap Vanya.

"Gak sampai malam, nanti kita anterin lagi ke sini" Vanya.

"Coba nanti tanya Yon bolehin gak" ucap Jie yang gak yakin Ren boleh keluar tanpa dampingan Jie ataupun Yon.

Setelah Jie berbicara dengan suaminya akhirnya Hares dan Vanya bisa membawa Ren jalan-jalan bersama Rea di ikuti beberapa anak buah Yon.

"Yon kita belum pasang cctv di kamar Ren" ucap Jie.

"Iya nanti Aku suruh orang" ucap Yon masih sibuk dengan laptopnya. Ia tadi pindah ke ruang kerja saat Hares dan istrinya datang setelah mereka pergi Yon pindah ke kamarnya lagi untuk menemani sang istri.

"Gak bisa sekarang aja" Jie.

"Nanti, Aku lagi sibuk" Yon menatap sang istri sebelum beralih pada laptopnya lagi.

"Yon kamu tuh kenapa sih?!" Tanya Jie melihat sikap suaminya yang berbeda beberapa hari ini.

"Aku gak papa, udah dulu Aku lagi sibuk mau meeting" ucap Yon membuat Jie sedikit kesal.






"Sayang kenapa?" Vanya pada Ren yang sejak tadi di gendongannya karena tidak mau turun main bersama Rea di Playground yang di temani sang Ayah.

"Kenapa badan kamu hangat sayang" ucap Vanya memegang dahi Ren.

Vanya lihat ke arah anakbuah Yon.
"Hubungi Yonathan dan bilang kalau putra nya akan saya bawa ke rumah sakit sepertinya Ren demam" ucap Vanya lalu anakbuah Yon berjalan menjauh untuk menghubungi Bosnya.

Hares melihat sang istri berbicara dengan anakbuah Yon pun berjalan ke arah istrinya.

"Ada apa?" Tanya Hares.

"Ren kayaknya demam, kita ke rumah sakit ya" ajak Vanya.

Hares mengangguk sebelum menghampiri sang putri dan membujuknya untuk menyelesaikan acara mainnya.

"Tuh Ren sakit, kita periksain Ren dulu ya" ucap Hares mencoba membuat putrinya itu mengerti.

"Len cakit" ucap Rea melihat Ren yang ada di gendongan bundanya.

Rea akhirnya mengangguk dan memeluk leher Ayahnya.

Mereka pergi ke rumah sakit terdekat untuk memeriksakan keadaan Ren.




Ponsel Vanya berdering dan itu Jie.

"Anak Gua kenapa?" Tanya Jie dengan suara sedikit panik.

"Kayaknya demam deh, lagi di periksa sama dokter-"

"Dimana?" Tanya Jie.

"Di rumah sakit xxxx"

Setelah Vanya memberitahu, Jie langsung mematikan panggilan.

"Jie mau kesini?" Tanya Hares.

"Kayaknya iya" ucap Vanya.

Karena Yon sedang bekerja jadi Ia men speaker panggilan dari anakbuahnya.

Saat itulah Jie mendengar apa yang anakbuah Yon laporkan soal Ren.

"Kemana?" Tanya Yon saat sang istri berdiri dan mengambil tas.

"Kenapa lagi? Anak Aku sakit!" Kesal Jie.

"Aku sudah memperingatkan mu untuk istirahat Jie"

"Apa menurutmu Aku bisa istirahat setelah mendengar Ren masuk rumah sakit!"

"Vanya bilang Ren hanya demam kan?"

"Tapi Vanya juga bilang Ren masih di periksa! Kamu tuh gak ada hawatirnya sama anak kamu sendiri. Kamu juga kenapa sih berapa hari ini sama Ren! Udah gak mau nganggep Ren anak kamu lagi!! Okay kalau itu mau kamu Aku akan bawa Ren keluar dari rumah ini dan ngurus Ren sendiri!!!" Kesal Jie lalu berjalan keluar dari kamar dan tidak memperdulikan panggilan sang Suami.

Yon hanya bisa meremas rambutnya dan entah mengapa tidak berniat menyusul kepergian istrinya.




La Famille Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang