LF - 9

849 62 2
                                    

Ren mulai suka mengigit-gigit, apapun yang Ia pegang pasti akan reflek Ren masukan ke dalam mulutnya.

Saat kontrol keadaan Ren, Dokter bilang kalau Ren mungkin akan tumbuh giginya. Ia merasa tidak nyaman pada gusinya jadi Ia memasukan apapun ke dalam mulutnya untuk meredakan rasa tidak nyamannya.

Dan tidak lama gigi depan Ren mulai tumbuh.

"Coba mana yang giginya" ucap Yon yang masih suka gemas melihat putranya sudah tumbuh gigi depan atas dan bawah apalagi kalau sang putra tersenyum.

Ren yang sedang memegang biskuit pun mendongah menatap sang Daddy lalu memasukan Biskuit itu ke dalam mulutnya lagi.

"Pinter banget anak Daddy mamam biskuit" ucap Yon sambil mengangkat Ren dan menciumi pipinya.

"Nih bajunya kena biskuit, berantakan" ucap Yon membersihkan baju depan sang anak yang terkena serbuk biskuit karena Ren mematah matahkan biskuit itu.

"Kamu udah?" Tanya Jie setelah berganti baju.

"Udah dari tadi" ucap Yon.

"Yaudah, bawa susu deh takutnya Ren ngantuk" ucap Jie.

Mereka akan pergi untuk membeli beberapa keperluan Ren. Jie ingin pergi sendiri tanpa menyuruh pekerjanya.

Jadi Dia pergi bersama Yon dan mengajak Ren.

Jie mendorong troli sedangkan Yon menggendong Ren sambil mengikuti Jie.

Jie berjalan di area perlengkapan bayi. Yon dan Ren berdiri menjaga troli mereka karena Jie akan mencari lalu menaruh di troli setelahnya mencari lagi dan kembali menaruh di troli.

"Udah kayaknya deh, kamu mau beli apa gak?" Tanya Jie pada Yon.

"Emm gak ada" ucap Yon.

"Yaudah beli ini aja"

Mereka berjalan ke arah kasir.

"Kalau kamu cape cari tempat duduk aja" ucap Jie.

"Kamu?"

"Tinggal bayar ini, nanti aku susulin kamu. Kasi Ren susu dulu aja kayaknya mulai ngantuk" ucap Jie sambil mencari susu Ren di dalam tas.

"Yaudah aku tunggu di sana" ucap Yon menunjuk deretan tempat duduk di luar kasir.

"Yaudah aku tunggu di sana" ucap Yon menunjuk deretan tempat duduk di luar kasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Saat sedang memberikan susu pada Ren ternyata ada seorang wanita yang menghampiri Yon. Jie dapat melihat itu dari kasir.

Saat Jie menghampiri suami dan Anaknya ternyata wanita itu sudah pergi.

"Udah?" Tanya Yon dan Jie mengangguk.

"Nih Ren udah ngantuk" ucap Yon memeberikan Ren pada Jie dan Ren langsung menenggelamkan wajahnya di dada sang Mommy.

"Anak Mommy ngantuk yah?" Ucap Jie membenarkan gendongan putranya.

"Tadi siapa?" Tanya Jie setelah selesai membenarkan gendongan Ren.

"Ayo" Yon mendorong troli itu.

"Siapa?" Tanya Jie lagi.

"Bukan siapa-siapa" jawab Yon.

"Kenapa raut wajah kamu jadi gitu?" Tanya Jie.

"Gitu gimana?" Tanya Yon.

"Terserah deh" ucap Jie yang berjalan lebih cepat meninggalkan Suaminya.

Selama perjalanan pulang Jie hanya diam sambil menidurkan putra mereka, Yon hanya sesekali menatap sang istri dari spion tengah. Bahkan sampainya di rumah Jie langsung turun meninggalkan Yon sambil menggendong Ren yang sudah tidur.



Saat Yon masuk ke kamar Jie sedang menyusui Ren.

Yon keluar berganti pakaian dan ternyata Ren sudah tidak menyusu dan Jie sedang membaringkan Ren di box tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yon keluar berganti pakaian dan ternyata Ren sudah tidak menyusu dan Jie sedang membaringkan Ren di box tempat tidurnya.

Lalu Jie berjalan untuk berganti pakaian dan melewati Yon bahkan tanpa menatapnya.

Setelah selesai ternyata Yon sudah duduk bersandar di ranjang. Jie melangkah ke ranjang masih tidak berucap apapun dan langsung membaringkan dirinya memunggungi Yon.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Yon dan tidak mendapat jawaban dari istrinya itu.

"Hey" panggil Yon memegang pundak Jie.

"Aku mau tidur" ucap Jie dan Jie dapat merasakan Yon yang membaringkan dirinya juga namun Yon mencoba membuat Jie supaya berbaring menghadapnya.

"Sayang" panggil Yon dan Jie membuka matanya.

"Wanita tadi-"

"Udah gak penting" ucap Jie mencoba memunggungi Yon lagi namun Yon menahan tubuh Jie supaya tetap menghadapnya.

"Oke, itu mantan Aku" ucap Yon akhirnya.

Sudah Jie tebak, Ia seperti tau wanita tadi namun Dia lupa. Ternyata mantan suaminya yang selalu di bandingkan dengan Jie dulu saat awal menikah.

"Ternyata benar" ucap Jie akhirnya membalikan badan memunggungi Yon.

"Aku sudah tidak ada hubungan dengannya. Tadi tidak sengaja bertemu" Yon mencoba menjelaskan.

"Aku tau" Jie masih memunggungi Yon.

"Pasti sulit bertemu dengan wanita yang paling kamu cintai kan?"

"Hey apa maksudmu?" Yon menyanggah tubuhnya dengan satu tangan supaya Ia bisa menatap sang istri yang masih memunggunginya.

"Aku ingin tidur" ucap Jie.

Tidak lama Yon teringat ucapannya dulu. Mungkin saja sang istri cemburu. Jie cemburu padanya? Yon menyunggingkan senyuman.

Iya menarik pundak Jie membuat Jie terlentang dan membuka matanya.

"Dulu Aku berbohong sayang. Itu hanya untuk membuatmu marah saja. Kamu itu jauh lebih baik dari wanita manapun dan Aku lebih mencintaimu dari pada siapapun termasuk Ren" ucap Yon sampai membawa-bawa nama sang putra yang menggeliat dalam tidurnya.

"Ucapan pria kan memang seperti itu" ucap Jie sepertinya masih belum luluh juga.

"Aku harus bagaimana? Buktinya kita memiliki Ren"

"Itu tidak sengaja" Jie.

Yon menghela nafas memikirkan apalagi kata-kata yang akan Ia ucapkan supaya istrinya itu tidak marah lagi.

"Ya sudah kita bikin Adek buat Ren aja" ucap Yon membuat Jie memukul bibir Yon begitu saja.

"Aww.. sayang sakit" keluh Yon entah mengapa istrinya itu suka sekali memukul bibir Yon.

"Itu anaknya masih kecil, mau di kasih adek aja" Jie.

"Yaudah kita coba dari sekarang kan gak tau jadinya kapan" ucap Yon makin ngaco membuat Jie memunggungi Yon.

"Sayang"

"Gak"

"Sayang ayolahh" Yon membalikan tubuh Jie ke arah Yon lalu menciumnya.







La Famille Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang