A L A S A N

12 1 0
                                    

"Bukan gue."jawab Arzen untuk kesekian kalinya.

Naisha menghela napas.

"Tau."jawabnya.

"Gue kan nanyanya bukan itu, Zen. Gue nanyanya, kenapa nomor lo bisa dipake orang?"

Arzen mengedikkan bahu.

"Maaf. Gue teledor."ucapnya pelan.

Naisha menggeleng pelan.

"Gue juga sembrono. Maen dateng aja. Akhirnya kejebak di sana."jawabnya.

"Kakinya udah baikan?"tanya Arzen.

Naisha mengangguk.

Keduanya sekarang bukan di sekolah melainkan di rumah Naisha. Arzen sengaja datang pulang sekolah bareng Gala tadi. 

"Lo ga latihan? Kata Gala, lo mo wakilin sekolah."

"Bolos."jawab Arzen dan mendapat tatapan tajam Naisha.

"Kebiasaan ga baik jangan diterusin, apalagi dicontohin ke adek gue."protesnya.

Arzen tersenyum simpul.

"Gue dah minta tolong Pak Bugo kasih ijin liat CCTV sekolah."ucap Arzen.

"Trus?"Naisha ga sabar.

"Pelakunya ketemu."jawab Zen, tapi lanjutannya hanya diam.

Naisha memutar mata, jengah.

"Bertele-tele deh. Langsung aja napa!"protesnya.

Arzen tersenyum simpul mendengarnya.

"Lo kenal Kak Luna? Kelas sebelah lo."

Naisha mengangguk.

"Sepupunya Melania..."gumamnya.

"Sepupu?"ulang Arzen memotong ucapan Naisha yang belum selesai.

Arzen terdiam lagi.

"Apa hubungannya Luna sama gue?"gumam Naisha, tapi Zen masih mendengarnya.

Lagi-lagi Arzen masih diam.

"Trus gimana, Zen? Apa kata Pak Bugo?"tanyanya ga sabar.

"Besok bakal dipanggil anaknya."jawab Arzen.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan karena Gala udah ngusir Arzen. Alasannya, Naisha butuh istirahat dan Arzen langsung pamit tanpa protes.

*

*

Esok harinya Naisha sudah masuk sekolah meski masih agak pincang saat berjalan, tapi kakinya udah ga bengkak dan bebatan perban elastisnya membantu mengurangi nyeri saat berjalan.

Teman-teman Naisha dan teman di OSIS pun menasihatinya untuk jangan dulu kesana-kemari dan itu membuatnya merasa senang mendapatkan perhatian dari mereka. Ga nyangka, ternyata mereka sangat peduli padanya.

"Nay, tuh fans lo nyamper."ucap Rena dengan kepala mengedik ke arah pintu kelas.

"Fans?"Naisha mengalihkan pandangan dari buku laporan OSIS ke pintu dan mendapati wajah Arzen disana. Cowok itu tampak berjalan santai mendekatinya.

"Nay, Pak Bugo minta lo dateng ke ruangannya."ucap Arzen saat sudah dekat dengan tempat duduk Naisha mengabaikan tatapan penuh selidik dari Rena dan Handy.

Naisha mengangguk paham. Sebenarnya panggilan Arzen padanya mengganggu, tapi fokus saat Naisha saat ini adalah jawaban dari semua tanyanya.

Pak Bugo adalah guru BK dan beliau juga yang membantu penyelidikan kasus kemarin.

Ketos Cantik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang