Malam ini, Arzen makan malam dengan Dayu dan teman-temannya. Mereka bercerita soal kehidupan sekolah di SMA elite, Cakra Buana.
Arzen sebenarnya sudah pengen mengakhiri chit chat ketiganya saat jam tangannya menunjukkan pukul 18.36, tapi tatapan Dayu membuatnya menahan diri. Sampai saat itu Arzen belum bisa menebak sifat gadis itu. Dan jawaban atas pertanyaan, kenapa kedua teman Dayu begitu menghamba pada gadis itu.
Ngakunya sahabat, tapi kok kayak babu sama majikan. Itu yang terpikir oleh Arzen setelah melihat interaksi ketiganya selama 45 menit acara makan malam mereka.
"Kamu kelas apa?"pertanyaan Dayu memecah kesunyian dalam mobil.
Sekarang keempatnya sedang perjalanan menuju mess pelatnas kota tempat Arzen menginap selama turnamen.
"IPA"jawab Arzen.
"Wah, bisa donk ikutan olimpiade sains? Dayu jagonya olimpiade sains loh."sahut Fazha bangga.
Arzen tersenyum sekilas mendengarnya. Promosi nih?
"Gue pass aja."jawabnya yang membuat Dayu menatap intens.
"Kenapa?"tanyanya kepo.
"Mending pergi maen."jawab Arzen enteng.
"Kita sudah sampe, Non."suara sopir membuat atensi keempat remaja itu teralihkan.
"Makasih traktirannya. Bye."pamit Arzen.
Tapi Dayu dengan cepat menahan Arzen turun mobil dengan menarik lengan T-Shirt-nya.
"Nomer Hape kamu."
Sebelah tangan gadis itu menyodorkan ponselnya.
Arzen sebenarnya sengaja menunda bertukar nomor ponsel sejak awal. Gila aja, kalo dia mau diganggu makhluk bernama Dayu ini lama-lama. Apalagi sampe ga nampak wujudnya juga masih bisa mengganggunya.
"Kita kan temenan."ucap Dayu dengan senyuman manis misteriusnya.
Arzen menerima ponsel itu dan mengetikkan nomornya.
"Aku misscall ya."
Terburu, Dayu mendial nomor yang diketik Arzen di ponselnya. Terdengar dering lembut ponsel berasal dari saku celana Arzen. Senyuman Dayu mengembang.
"Met istirahat. Besok menang lagi ya."
Tangan itu akhirnya melepaskan lengan T-Shirt Arzen.
*
*
"Lo ada masalah apa sih? Kan tadi lo maennya bagus."
Suara Gala tampak tak sabar mendengar cerita Arzen.
"Ada orang penting maksa gue temenan ma anaknya."jawab Arzen sambil merebahkan tubuh lelahnya di kasur. Dia bahkan sudah terlalu malas untuk ganti baju.
"Orang penting? Aaah ⁓ Orang yang pake jas necis?"
"Hmm. Lo tau?"
"Gue sempet liat sebelum keluar stadion tadi. Jangan-jangan... anaknya tuh cewek-cewek yang betigaan yak?"
"Hmm."
"Ham hem ham hem, yang bener lah jawabnya."sewot Gala.
"Gue capek, Gal."ucap Arzen dan suaranya terdengar lemas.
"Hehe... Iya, tau sih. Ya udah, tidur deh."
"Thanks, Gal."
Panggilan berakhir. Arzen memejam mata dan langsung tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/344457644-288-k34521.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
RandomKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com