HARI PERTAMA
"Nay, tuh adek lo."kata Rena pada Naisha yang masih asyik menulis laporan harian. Tugasnya sehari-hari ketos yang kata Rena 'bikin repot'.
Naisha mendongak.
"Thanks. Bentar lagi selesai. Biarin nunggu."jawabnya sambil terus menulis.
"Emang si Gala kenapa?"tanya Handy yang tiba-tiba duduk di hadapan Naisha.
"Ga kenapa-napa."jawab Naisha masih fokus menulis.
"Atau jangan-jangan lo sama Zen tuh-"
"Kakak-Adek."tegas Naisha, memotong omongan Handy. Dan jangan lupakan tatapan tajam Naisha padanya.
"Hehe... Iya, Oke. Selow, Boss."Handy cengar-cengir.
Naisha menutup buku laporan dan mencangklong ranselnya.
"Gue duluan. Bye, Re."pamit Naisha.
"Bye, Nay. Ati-ati."Rena melambai.
Naisha menghela napas lalu melangkah ke arah pintu kelas. Matanya langsung menangkap sosok Arzen yang duduk di depan kelasnya dengan ponsel di tangan.
"Sori, gue anter laporan dulu ke Pak Duan."kata Naisha saat sudah berada di depan Arzen.
Arzen mengangguk dan mengikuti langkah Naisha.
Tok! Tok!
"Permisi, Pak, Bu. Ijin anter laporan OSIS hari ini."sapa Naisha di depan ruang guru.
Meski pintu terbuka, siswa siswi diajarkan untuk mengetuk pintu dan menyapa.
"Masuk, Nay. Pak Duan ada tuh."sahut Bu Norma yang duduk paling dekat dengan pintu masuk.
"Makasih, Bu. Permisi."
Naisha mengangguk sopan dan berjalan masuk.
"Loh, Zen. Ada perlu apa?"tanya Bu Norma yang melihat Zen mengekori Naisha.
"Nganter aja, Bu."jawab Zen dengan senyum.
Bu Norma geleng-geleng kepala. Ada-ada aja tingkah si Arzen ini. Bu Norma adalah guru Bahasa Inggris di kelas Arzen, jadi paham benar kelakuan muridnya ini.
"Kenapa lo ikutan masuk?"protes Naisha saat keduanya berjalan ke parkiran. Jujur, Naisha cukup jengah saat tadi menghadap Pak Duan dengan Arzen mengekorinya. Bahkan fokus Pak Duan teralih sama Arzen.
"Ga boleh ya? Bilang kalo ga boleh."jawab Zen enteng. Wajahnya memancarkan kepolosan.
Naisha menghela napas. Ni bocah aneh, suer! Susah dibilangin pula. Udah tau gue nemuin pak Duan tuh pasti urusan OSIS, ngapain ikutan?
"Jaket lo mana?"tanya Arzen.
"Ga pake."jawab Nay cuek.
Arzen membuka ranselnya dan mengeluarkan jaket.
"Nih, punya gue. Wangi kok."Arzen menyodorkan jaketnya.
Jaket berwarna Navy dengan lambang tiga daun itu terlihat besar dan Naisha yakin bakal kedodoran di badannya. Tapi dia tetap menerimanya dan memakainya.
"Zen, mulai besok gue pulang telat. Persiapan festival olah raga sekolah."kata Naisha sebelum Arzen menyalakan motornya.
"Hmm."
Naisha menatap Arzen yang tak berkomentar apapun.
"Lo senggang banget? PR lo gimana?"terucap juga yang mengganggu Naisha.
"Bisa gue kerjain sembari nunggu lo."jawabnya.
Naisha manggut-manggut paham.
"Mo jajan apa pulang?"tanya Arzen setelah keduanya keluar dari area sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/344457644-288-k34521.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
RastgeleKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com