Senin pagi yang cerah, dimulainya semester baru kehidupan remaja usia 15-16 tahun. Masa SMA.
Namanya Arzen Devan Ganendra, anak kedua dari tiga bersaudara. Tak ada yang istimewa dari Arzen, hanya sifatnya yang ceria, terbuka, dan mudah akrab dengan segala umur, membuatnya banyak dikenal meski tergolong masih siswa baru.
"Yo, Zen!"sapa Gala, teman dan kini telah resmi jadi sahabatnya sejak MPLS digelar. Atau bisa dibilang mereka baru mengikrarkan 'sahabat' seminggu lalu.
"Yo, Gal."balas Arzen.
"Kelas kita jauh nih dari gerbang. Kenapa sih dibikin kebalik gini? Setau gue, kelas tiga tuh biasanya di ujung, kelas satu di depan. Lah ini sekolah aneh banget."gerutu Gala.
Arzen hanya tertawa kecil mendengarnya.
"Percumalah protes, kalo bapak lo yang punya sekolah, bolehlah protes. Balikin urutan dong, pak. Besoknya-"
CTIK!
Arzen menjentikkan jarinya. Gala tertawa sambil angguk-angguk. Keduanya berjalan santai menuju kelasnya karena memang masih pagi.
Lalu pandangan Arzen teralih ke lapangan sekolahnya. Ada 3 orang anak laki-laki yang ga bisa dibilang rapi berdiri sambil menunduk di hadapan guru olahraga dan seorang siswa necis.
"Woi... ada apaan ntu?"celetuknya.
Gala mengalihkan pandangan dari ciwi-ciwi di koridor ke lapangan.
"Kena hukum disiplin kali."jawabnya enteng.
"Hmm... Keren juga ya jadi OSIS tuh. Dapet kepercayaan guru, kalo salah bakal dimaklumin."gumam Arzen ngaco.
"Apaan! Kerjaannya melototin yang lewatin gerbang. Keren tuh?"cibir Gala.
Arzen tertawa.
"Gal! Gala!"
Panggilan suara cempreng itu membuat keduanya menghentikan langkah, lalu menengok. Ya suaranya dari belakang mereka. Tampak seorang gadis berlari kecil menghampiri keduanya.
"Ih! Budeg lo ya?"omel si gadis dengan raut tak santai. Ya ngos-ngosan ya emosi.
Gala mengernyit. Bingung dan pengen protes karena dikatain budeg.
"Pa'an sih, Kak."gumamnya pelan.
"Nih! Ketinggalan. Mami sewot!"jawabnya nge-gas.
Arzen menatap keduanya bergantian, mencoba mencerna apa yang terjadi.
"Apa lo liat-liat?!"
Buset! Galak bet! Arzen ngelus dada.
"Ya ga usah lampiasin ke temen gue juga lah, Kak."protes Gala.
"Bodo!"lalu si gadis melangkah lebar meninggalkan keduanya yang masih mematung.
"Itu-"
"Kakak gue, Kak Naisha."potong Gala dengan nada kesal. Pagi-pagi kena omel emang bikin bete.
"PMS?"Arzen bertanya dengan wajah polos, bikin Gala mood lagi.
Dia tak menjawab malah merangkul teman uniknya ini.
"Untung banget gue nemu lo."gumamnya.
"Dikata barang apa? Nemu..."jawab Arzen.
Keduanya tertawa ceria sambil melanjutkan langkah ke kelas.
*
*
Tak terasa semester 1 sudah berlangsung hampir 2 minggu, dan kelas Arzen pun sibuk menghadapi ulangan harian. Di tengah sibuknya mereka, sekolah masih ada event penting. Pemilihan Ketua OSIS periode baru, menggantikan pengurus OSIS yang kini sudah kelas 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
RandomKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com