J A N J I

23 1 0
                                    

Acara ulang tahun Buna dirayakan dengan makan malam keluarga kecil itu di restoran langganan. Restoran seafood.

"Ga ada kue, Yah?"tanya Azraf dengan wajah kecewa.

"Buna yang ga mau, Az. Ga papa ya?"jawab Yaya dengan usapan sayang ke kepala si bungsu.

Arzen dan Zaidan hanya menyimak. Keduanya udah cukup dewasa untuk tak meminta ada kue tart manis itu, meski saat ini lagi acara perayaan ultah.

Buna tersenyum. 

"Udah ga cocok, Az. Nanti ultah kamu aja Buna bikinin kue tart ya?"bujuk Buna dan berhasil membuat wajah si bungsu kembali ceria.

"Selamat ulang tahun ya, Buna sayang. Sehat selalu, bahagia pasti. Tambah sayangnya sama aku dan anak-anak."ucap Yaya dengan senyum tulus dan sebuah kotak kado yang disodorkan ke hadapan sang istri.

Buna berbinar.

"Makasih Yaya. Buna juga berdoa tiap saat keluarga kita selalu sehat dan bahagia. Boleh langsung buka, Yah?"tanyanya antusias.

Yaya mengangguk.

"Bun! Tunggu! Arzen juga mo kasih kado buat Buna. Terima dulu aja, ntar biar sekalian buka."protes Arzen.

"Lo ganggu romantisme pasutri aja."kata Zaidan dengan tatapan julid.

Arzen melirik sebal pada abangnya.

"Udaaah... Jangan berantem dong. Buna ikut aja. Mana kadonya, sayang?"

Arzen mendekat pada ibunya dan mencium pipinya.

"Selamat ulang tahun ya, Bun. Arzen harap Buna selalu sehat, panjang umur, bahagia, trus makin sayang sama Arzen. Jangan dimarahin mulu."ucapnya dengan senyum lebar, membuat Buna ikut tertular senyumannya.

"Makasih sayang. Kalo kamu dikurangin bandelnya, Buna juga ga bakal marah-marah kok. Sehat-sehat ya, Arzen."balas Buna dan mencium kening Arzen serta memeluknya sejenak.

"Zai sama Azraf juga ada kado buat Buna."ucap Zaidan sambil mendekat bersama si bungsu.

Keduanya memeluk sang ibu dengan erat sejenak lalu si bungsu menyerahkan kotak kado yang cukup besar ke hadapannya.

"Wooow. Makasih ya Zai, Azraf juga. Buna ga nyangka dapet kadonya lebih banyak tahun ini."ucapnya sumringah.

"Selamat ulang tahun ya, Buna. Moga Buna suka. Azraf yang pilih."ucapnya dengan malu-malu.

Adek Arzen ini emang kalem dan pemalu.

Buna tersenyum dan mencium pipi si bungsu.

"Pasti suka."jawabnya dan Azraf pun tersenyum lebar hingga menampakkan deretan giginya. Anak kelas 6 SD itu sangat bahagia mendengar jawaban sang ibu.

"Nah, waktunya buka kado."ucap Buna setelah semuanya duduk kembali di tempatnya.

Pertama, dibukanya kado dari sang suami tercinta. Isinya gelang emas dengan hiasan dan ukiran inisial namanya dan sang suami. Buna tersenyum bahagia dan langsung memasangkan gelang itu di pergelangan tangannya.

Kedua, Buna membuka kado dari Arzen dan berbinar. Tapi kemudian ada kerutan kecil di dahinya.

"Arzen... Kamu ga puasa terus-terusan kan demi beli ini?"selidiknya.

"Mana ada. Arzen makan dan jajan kok, Bun."jawab Arzen.

Buna menghela napas lega tapi ada yang menggelitik. Dia mulai menghubungkan Arzen yang tiba-tiba sakit dengan adanya hadiah yang harganya bisa dibilang ga cocok buat saku anak SMA.

"Buna seneng dapet hadiah mewah dari Arzen. Tapi Buna bakal sedih kalo gegara ini kamu jadi sakit."

Arzen meneguk ludah kasar.

Ketos Cantik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang