"Lo ngakunya temen... Kok pake adegan romantis segala."cibir Gala yang membuat Arzen kaget.
"Apa sih lo, pagi-pagi dah sewot. Adegan apa?"tanyanya sambil meletakkan tas ranselnya di atas meja. Dia barusan sampe ke kelas.
Gala meliriknya julid.
"Heleh... Pura-pura lupa lo? Kemaren, siapa yang pake berlutut depan cewek?Diem-diem, lo suhu urusan ma cewek."jawabnya masih dengan mata memicing.
Gala sebal karena merasa dibohongi oleh Arzen yang selalu mengaku hanya berteman dengan cewek manis itu. Sebenarnya Gala sedikit tertarik dengan si cewek. Namun selalu saja kehadirannya seperti bayangan yang langsung hilang saat matahari memancar. Perumpamaan aja klo ada Arzen, Gala bahkan ga nampak sama sekali.
Satu lagi yang bikin Gala kesal sama Arzen, dia tak pernah mau menceritakan secara detil soal gadis itu. Baik nama lengkap ataupun asal sekolahnya. Cerita Arzen selalu cuman nyebut 'Dayu' dan nothing. Ga jelas emang.
"Lo liat?"tanya Arzen agak kaget.
Dipikirnya jam 7 malem semua anak-anak sekolahnya udah bubar, pulang ke rumah. Palingan hanya Ave dan beberapa anak basket yang kemungkinan bakal lewat depan minimarket. Catat juga, anak-anak basket itu bukan golongan kepo macem Gala. Tak disangka Gala yang ga ikutan ekstrakurikuler apapun juga pulang larut.
"Kenapa? Ga boleh?"tanyanya sewot.
"Kenapa lo marah-marah sih?"jawab Arzen keheranan. Sekarang dia duduk menyandar ke kursinya dan menghela napas.
Dia sadar sih. Adegan dengan Dayu kemaren bakal menimbulkan pertanyaan dan kesalahpahaman.
"Ya elo bohong ma gue."jawab Gala dengan muka jutek.
Arzen menghela napas. Benar saja apa yang dipikirkannya. Gala salah paham.
"Gue ga bohong, Gal."
"Trus kemaren apaan?"
"Gue hanya merasa ga enak karena dah bikin nangis anak orang."
"Nangis? Emang lo apain?"
"Gue cuma ga mau dia buang waktu dan tenaganya buat gue lebih lama lagi. Say goodbye aja. Final."
Gala mengerutkan kening.
"Bukannya lo pernah ngomongin ini ke dia? Lo juga bilang kalo udah gamblang ngomongnya?"
Arzen mengangguk kecil.
"Iya. Tapi dia selalu bilang ga mau denger dan ga mau ngerti apa yang gue omongin ke dia. Batu banget anaknya. Semalam dia nangis karena akhirnya mau dengerin apa yang gue omongin. Tapi ya gitu... Nangis jadinya dan itu beban banget. Gue ngerasa udah jahat sama perempuan."jawabnya panjang lebar.
"Kenapa lo nolak cewek macem Dayu itu? Kurangnya apa?"protes Gala.
"Ga suka."jawab Arzen padat dan singkat.
Gala menghela napas. Lelah.
"Ya tau lo ga suka. Ga sukanya kenapa, Zen?"
Belum sempat Gala mendengar jawaban Arzen, guru mereka sudah masuk ruangan. Seketika kelas yang tadinya riuh, berubah hening.
Tampaknya keduanya sangat serius ngobrol dari tadi sampe bel masuk pun gak dengar.
*
*
"Nay, gue kemaren ga sengaja liat sesuatu yang menarik."ucap Handy saat keduanya di kantin.
"Apaan?"tanya Naisha yang berhenti menyuap nasi ayam katsunya.
Hari ini Rena ga masuk karena sakit, jadilah Naisha dan Handy ke kantin bersama. Tak lama, Reynan datang dan bergabung.
"Ngobrolin apa?"tanya Reynan sambil meletakkan nampan berisi makanannya dan duduk di hadapan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
DiversosKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com