Seminggu sejak kejadian Naisha terjebak di rooftop, pihak yayasan memutuskan memulai renovasi tangga dan atap gedung sekolah.
Karena area tangga menuju rooftop itu dekat dengan area kelas 3 IPA 3, maka diberlakukan pemindahan kelas. Kelas 1 IPA 1 atau kelasnya Arzen, yang tadinya ada di lantai dasar, pindah ke ruang lab kimia di lantai 3. Sedangkan kelas 3 IPA 3 menempati kelas Arzen.
Pemindahan ini pastinya berdampak buat Arzen. Posisi kelasnya sekarang sangat jauh dari kelas 1 lainnya maupun kelas 2, yang artinya bakal susah papasan sama Naisha lagi.
"Hauuuh..."helaan napas terdengar dari mulut Arzen.
"Lemes banget lo? Ga sarapan?"tanya Gala yang duduk di sampingnya. Jengah, sebab Arzen udah berkali-kali hela napas.
"Udah."jawab Arzen dengan nada malas.
"Trus?"kejar Gala.
"Capek gue naik tangga."jawab Zen seadanya.
"Heh! Dasar atlet gadungan. Bukannya bagus nih ruangan. Suasananya beda, jadi semangat lagi sekolah. Trus nih, lo jadi gerak. Biar basket lo makin sip."kata Gala panjang lebar.
"Sip pale lo."sinis Arzen.
Gala langsung cemberut dan ekspresi itu mengundang tangan Arzen buat mencubit kuat pipi gembilnya.
"Auh! Sakit!"
PLAK!
Tangan Arzen berdenyut nyeri dan tampak memerah. Pukulan Gala ga maen-maen. Arzen meringis sambil mengelusnya.
Sementara Gala misuh-misuh sambil mengelus-elus pipinya yang merah.
*
*
"Nay!"
Suara itu membuat Naisha menghentikan langkah. Rasanya sudah semingguan lebih dia ga lagi sering mendengar suara itu. Dan entah kenapa, ada rasa senang mendengarnya lagi.
Gadis itu mengalihkan pandangan ke belakang dan tampak Arzen berlari kecil ke arahnya.
"Apa?"tanya Naisha dengan nada setenang mungkin.
"Ke kantin kan? Barengan."jawab Arzen dengan senyum lebar.
"Gala mana?"Naisha celingukan.
"Katanya mager, nyuruh gue yang ke kantin."jawab Arzen.
Naisha berdecak pelan.
"Lo manjain tuh anak? Ntar tambah gembul aja tuh."ucapnya pelan.
"Sekali-kali."jawab Arzen tak lupa dengan senyumannya.
Keduanya pun berjalan berdampingan menuju kantin tanpa obrolan apapun. Suasana kantin siang itu lumayan ramai seperti biasa.
"Makan apa? Gue pesenin sekalian."tawar Arzen setelah keduanya menemukan tempat duduk.
"Bihun goreng sama es teh manis. Tolong ya, Zen."jawab Naisha, Arzen mengangguk sekilas dan berlalu ke stand makanan yang dimaksud.
Naisha memperhatikan saja dari mejanya. Lama menatap Arzen, pikirannya malah berkelana.
Kok bisa sih cowok tapi kulitnya bersih gitu?
Bibir Naisha tanpa sadar menyunggingkan senyuman saat melihat wajah Arzen mulai memerah di antara kerumunan siswa. Terlihat anak itu kepanasan di sana.
Arzen terlihat berpindah ke stand makanan yang lain, agak menjauh dari kursi yang sekarang diduduki Naisha.
Lalu sebuah tepukan di bahu membuat Naisha tersentak kaget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
AléatoireKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com