"Nyariin gue?"
Oh tidak! Naisha ingin menghilang sekarang. Malu banget kepergok Arzen gini.
_____________________________________________________
Keduanya duduk di bangku panjang depan kelas Arzen.
"Lo ga ikutan penutupan?"tanya Naisha.
"Gue dihukum kalo ga ikutan?"Arzen balik nanya.
"Enggak."Naisha menggeleng.
"Trus?"
"Ya, gue nanya aja, kenapa ga ikutan terima piala?"
"Capek."jawab Arzen singkat.
"Lukanya masih sakit?"tanya Naisha menatap plester di siku Arzen. Soalnya sekarang Arzen udah pake seragam kemeja dan celana panjang. Hanya luka di siku aja yang kliatan.
Arzen menggeleng.
"Lo jadi pendiem ya? Setau gue lo tuh bawelnya sebelas dua belas ma Gala."seulas senyum terbit di bibir Naisha mengingat masa lalu.
Arzen yang memperhatikannya beralih menatap sepatu basketnya dan ikutan senyum. Dulu, dia memang dulu bawel di depan Naisha. Khusus di depan gadis itu, tujuannya biar dapet perhatian. Itu aja. Aslinya Arzen ya emang gini. Agak kalem. Agak aja.
"Seenggaknya lo ikutan nyanyi mars sama kepsek."saran Naisha.
Arzen memiringkan kepala.
"Harus?"
Naisha tersenyum.
"Kan gue bilang, seenggaknya. Jangan skip semua. Lo bakal kena tegur walas lo."jawabnya.
Arzen mengangguk.
"Ya udah, barengan ke sana? Lo ketos malah skip juga."
Naisha menghela napas. Ternyata ga berubah kok, kayaknya dia berpikir terlalu banyak. Arzen masih suka ngebantah dan tetep tengil kayak biasanya.
"Ya udah, ayo."Naisha berdiri dan mulai melangkah lebar.
"Lo jalan kayak orang kebelet. Gue ga bisa jalan cepat."keluhnya.
Naisha berhenti dan menengok, melihat Arzen jalan terpincang di belakangnya. Ada rasa hangat di hatinya denger Arzen kembali bawel.
"Mau gue papah?"tawarnya.
"Ga usah. Jalan pelan aja."jawabnya.
Naisha pun menurut. Dia melangkah pelan mengimbangi langkah Arzen.
Pas sekali sampai di lapangan, Kepsek baru naik panggung.
"Ooooh, jemput toh?"suara Rena di telinganya membuat Naisha merinding.
"Apaan sih lo."protesnya, tapi hanya dijawab cengiran oleh Rena.
Sementara Arzen berjalan terpincang menghampiri Gala.
"Loh? katanya skip."ucap Gala keheranan, tapi kemudian dia nepuk jidat sendiri menyadari hal yang menjadi pemicu.
Arzen balik menatapnya keheranan.
"Napa lo?"tanyanya.
"Kak Nay beneran nyamper ya? Dasar!"gerutunya dengan bibir maju sesenti.
Arzen terkekeh, lalu diacaknya rambut Gala dengan gemas. Tak peduli umpatan pelan dari mulut sahabatnya.
Lalu sambutan Kepsek berakhir diiringi tepuk tangan meriah terutama dari para guru. Tak lama suara musik mengalun, semua yang ada di lapangan mulai menyanyikan mars sekolah dengan khidmat.
Dan berakhirlah festival olahraga tahunan hari ini, diiringi dengan perubahan langit menjadi jingga.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
CasualeKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com