Rintik hujan menghiasi suasana sore yang syahdu di Kalandra Private Highschool. Udara yang sejak siang terasa lembab dan panas, berangsur dingin.
Naisha menatap keluar jendela kelasnya. Pikirannya melayang ke kejadian yang telah lalu. Kemaren, ga sengaja dilihatnya Arzen berbincang dengan 'gadis itu' di dalam minimarket. Niat membeli camilan dan minuman dingin, diurungkannya.
Siang kemaren Naisha dan teman-temannya kerja kelompok bikin tugas video di rumah Rena. Kebetulan minimarket itu tak jauh dari rumah sahabatnya. Karena ga enak hati, akhirnya Naisha memutuskan membeli camilan dan minuman pesanan teman-temannya di minimarket lain yang agak jauh.
"Ngelamun? Tumben."bisik Rena di telingan Naisha, membuatnya tersentak kaget.
"Ngantuk gue tuh."jawabnya, juga dengan berbisik.
Rena hanya tersenyum miring. Alasan. batinnya.
Sekarang memang sedang berlangsung jam pelajaran terakhir. Sepuluh menitan lagi bel pulang akan berbunyi.
"Lo gini dari kemaren deh. Ada apaan sih?"tanya Rena tak menyerah.
Belum sempat Rena mendengar jawaban, bel keburu berdering nyaring. Membuyarkan konsentrasi, lamunan, dan mimpi anak-anak Kalandra Private Highschool.
"Re, cepetan! Bang Rama dah nunggu!"teriak Handy ga santai dan tak lupa gebrakan tangannya di meja Rena.
"Lebay. Biarin abang lo nunggu. Bosen gue ma dia."ucap Rena, tak lupa dengan muka super jutek dan mata menyipit julid ala netijen.
"Kalian mo kemana?"tanya Naisha yang mulai menulis laporan OSIS-nya.
"Pulang."jawab Rena dan Handy berbarengan.
Naisha langsung mendongak, menatap keduanya dengan penuh selidik.
"Kalian mencurigakan? Sejak kapan pulang barengan?"
Rena tersenyum kaku. Handy pura-pura ngobrol dengan Jaka.
"Searah aja, Nay. Lumayan hemat ongkos."jawab Rena beralibi.
Naisha memicing.
"Awas lo kalo maen rahasia ma gue."ancamnya pada Rena yang ditanggapi anggukan cepat dan senyum kaku itu lagi.
"Nay, duluan ye. Abang gue dah nunggu. Buru!"Handy menyambar tas Rena dan menarik lengan gadis itu. Keduanya dengan cepat menghilang dari hadapan Naisha.
"Hmm... sendiri deh."gumamnya pelan, lalu kembali fokus mengisi laporan hariannya.
*
*
"Zen, lo langsung pulang? Masih ujan tuh."protes Gala saat Arzen udah rapi dan siap melangkah keluar kelas.
"Ujan air."jawab Arzen.
"Yee... emang ada gitu selain air?"cibir Gala.
"Ujan es batu, lumayan buat bikin jas jus."balas Arzen sekenanya.
Gala ikut berdiri dan menyusul langkah Arzen.
"Deres juga."gumam Arzen.
"Dibilangin juga... batu sih lo."gerutu Gala.
Kini keduanya berdiri di ujung koridor yang ada di seberang parkiran.
"Lo bawa motor?"tanya Jun yang tiba-tiba muncul.
Gala dan Arzen menatapnya datar.
"Nanya siapa lo?"tanya Gala sewot.
Jun cengengesan.
"Nanya Arzen... Hehe."
"Sepeda."jawab Arzen pendek, lalu matanya menangkap pemandangan aneh.
Sebuah mobil hitam mengkilat berhenti di ujung jalan lapangan yang biasanya hanya boleh dilalui mobil orang-orang penting aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
De TodoKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com