Mata beriris legam itu tak lepas menatap gerbang sekolah. Meski dia tahu, sosok itu belum akan muncul hari ini hingga pertandingan basket tingkat kota digelar.
"Haaah..."helaan napas lolos dari bibir tipis Naisha. Seminggu berlalu dan Naisha terus merasa tak nyaman.
"Kenapa lo? Tumbenan lemes."komen Handy berbisik di sebelahnya. Dia keheranan beberapa hari ini mendapati sang ketua hilang semangat, seperti berubah jadi orang lain.
"Lo lanjut aja ya. Gue mo beli minum dulu di kantin."pamit Naisha dan diangguki Handy.
Naisha pun melangkah pelan ke arah kantin.
Pikirannya melayang ke hari terakhirnya bersama Arzen. Kantin.
Hari itu dia baru benar-benar menyadari bahwa Arzen memiliki penampilan yang di atas rata-rata. Harusnya juga Naisha ga akan heran lagi kenapa setelah festival olahraga sekolahnya, Arzen jadi lumayan populer di kalangan siswi.
Naisha duduk di salah satu bangku dan meminum air mineral dalam botol yang barusan dibelinya.
Seteguk air melewati kerongkongannya yang sedari tadi terasa kering.
"Ah... seger."gumamnya.
"Kak?"
Suara Gala membuat Naisha menengok.
"Jajan apa?"tanya Naisha.
"Tumben disini? Tugas lo gimana?"
Bukannya menjawab pertanyaan Naisha, Gala malah menghujaninya dengan pertanyaan. Mendengar itu, Naisha hanya menghela napas, menyabarkan diri.
"Gue haus."jawabnya singkat.
Gala manggut-manggut.
"Eh, kak. Lo mau ikut liat Zen tanding ga? Tadi dia kirim chat ke gue, kalo bisa anak-anak dateng. Ramean gitu. Makanya, gue pikir kalo kak Nay minat, bisa ikutan juga."cerocos Gala.
Ada rasa gembira di hati Naisha.
"Boleh aja."jawabnya dengan nada setenang mungkin.
Gala tersenyum lebar.
"Siiip, Kak. Besok Sabtu jam 10 pertandingannya, lo bonceng motor gue aja kak. Ga usah bawa motor sendiri."
"Gue mo ajakin Rena."balas Naisha.
"Ya deh, kita konvoi ya Kak?"
"Iya."
Gala bersorak mendengar jawaban Naisha yang hanya tersenyum melihat tingkah sang adik.
*
*
Setelah seminggu ini Arzen sibuk latihan bersama timnya, akhirnya tiba juga hari-hari penentuan apakah perjuangan mereka akan berlanjut atau akan berhenti.
"Perhatian! Hari ini baru awal, masih ada 2 hari mendatang sampe final. Tapi bukan berarti kita mau maen santai. Kita berjuang habis-habisan. Setuju?"teriakan Ragil membakar semangat timnya.
"Setuju!"teriak semua serempak dan semangat.
"Sip! Gue suka ni semangatnya."senyuman lebar terpampang di wajah Ragil, sang kapten.
"Anak-anak! Sudah saatnya ke lapangan!"Pak Leo agak berseru dari ambang pintu ruang ganti.
Semua mata menatap dan mengangguk semangat.
"Yoshhh! Semangat!"teriak Mario. Salah satu kating yang maksa banget ke Arzen buat gabung turnamen.
Arzen menghela napas pelan dan mulai melangkah mengikuti rombongan timnya keluar menuju lapangan. Dari lorong, sudah terdengar riuhnya penonton.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
RandomKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com