Disinilah Arzen, di sebuah cafe yang cukup mewah.
"Hauuuh..."helaan napas lolos dari bibirnya.
Gue ngapain sih? Harusnya gue tolak aja, mending rebahan ga sih?
Lagi-lagi Arzen melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah lebih dari 30 menit dia menunggu gadis bernama Dayu itu. Tak ada tanda-tanda bakal muncul sebentar lagi, melihat jalanan depan cafe terlihat lengang. Hanya ada 2 pasangan yang duduk di area outdoor cafe.
Cafe ini lumayan bagus, tapi sepi. Tebakan Arzen karena harga yang ditawarkan cukup mahal untuk ukuran pelajar sepertinya. Tadi dia hanya memesan es kopi latte yang biasanya berkisar 10-15 ribuan, disini harganya 28 ribu. Tak salah kan kalo Arzen menebak cafe ini sepi karena mahal?
Arzen membuka aplikasi chat di ponselnya dan membalas beberapa pesan yang masuk dari Gala, Jun, dan Ragil. Lalu ada juga pesan dari Elvan, Kapten Tim Basket Cakra Buana.
Pagi ini memang seharusnya Arzen maen basket sama kakak dan adiknya. Namun karena lagi-lagi Dayu menggagalkan acara pentingnya, Arzen juga terpaksa harus menolak ajakan Elvan buat tanding basket sore nanti. Dia ga tau seberapa banyak waktunya bakal terbuang untuk memenuhi ego gadis itu.
"Hehhhh..."
Lagi. Helaan napas panjang, tanda Arzen sudah benar-benar bosan menunggu.
Tak sabar dia pun mengetik pesan pada Dayu.
Me
10 menit lagi gue cabut.
Setelah terkirim, Arzen menyesap sedikit latte yang dipesannya. Lalu notifikasi membuatnya menatap kembali layar datar di genggamannya.
Men-Dayu
Sori. Macet. Tungguin dooong...
Arzen menggeleng pelan. Diapun mengetik jawaban.
Me
10 menit
Dia mana peduli dengan gimana gadis itu berjuang datang menemuinya. Dia hanya punya kesimpulan bahwa Dayu ga serius mengajaknya bertemu di jam 9 pagi. Di saat harusnya Arzen menikmati hari libur dan family time nya dengan kakak dan adiknya, bukannya terkatung-katung menunggu di cafe yang tak menarik buatnya.
Harusnya berangkat lebih pagi kalo niat. Apalagi tau bakalan macet jalanan. Gerutunya dalam hati.
Arzen kembali menatap arlojinya. Sudah 5 menit berlalu, belum ada tanda-tanda. Maka kesempatan Dayu memang hanya tinggal 5 menit lagi. Arzen tak mau membuang waktunya buat gadis ga jelas itu.
Men-Dayu
Aku jalan nih. Tungguin ya, Zen. please.
Arzen mengernyit.
"Jalan?"gumamnya lirih.
Ambigu memang. Antara diartikan mobilnya udah jalan lagi karena kemacetan terurai ataukah dalam arti harfiah, jalan kaki?
Arzen kembali melihat arlojinya, tinggal 1,5 menit lagi.
Tatapan Arzen menelisik jalanan depan cafe yang masih tenang. Sebenarnya kemacetan yang dimaksud Dayu tuh dimana, diapun ga paham. Sepanjang jalan dia berangkat dari rumah ke cafe ini, jalanan baik-baik saja, bahkan cenderung lengang. Meski cafe ini berada di area bisnis yang ramai, tapi jalanan cukup kondusif buat dilalui kok. Ga ada tuh kendaraan bertumpuk di jalan.
Jadi, Arzen merasa dipermainkan oleh alasan Dayu.
30 detik lagi waktu menunggunya selesai. Arzen mengemasi jaket dan meraih kunci motornya. Dia beranjak meninggalkan cafe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
RandomKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com