Lima menit terakhir pertandingan terasa begitu lambat. Bukan karena membosankan, tapi rasa cemas berlebihan. Itu yang dirasakan Naisha.
"Iiih... Kok lama banget sih? Buruan kelar napa."gumamnya lirih dengan tangan meremas celana jeansnya.
"Muka tegang amat?"komen Rena di sebelahnya.
"Hah? Enggak kok."elak Naisha.
"Tenang aja... Ga bakal lecet kok."lanjut Rena.
"Maksud lo apaan sih?"sewotnya. Fokus Naisha tak lepas dari lapangan.
Rena terkekeh. Ekspresi Naisha tuh menuliskan dengan jelas kekhawatirannya. Entah itu urusan Gala atau Arzen, sama. Rena udah mengamati sejak awal Gala masuk SMA. Dan tak diduga, itu juga berlaku buat Arzen.
*
*
"Time Out!"teriak Pak Leo dan wasit meniupkan peluit. Pertandingan yang tinggal 3 menitan itu di jeda.
Tampaknya panitia mengijinkan adanya time out, menghindari pertandingan yang terlalu panas dan mengurangi banyaknya pelanggaran sejak awal pertandingan. Mereka cukup gerah juga dengan tingkah tim basket SMK 5 ini.
Semua pemain mengerubungi Pak Leo.
"Kayaknya, menit-menit akhir ini krusial banget. Zen, masih kuat kan? Ga ada yang dirasa?"tanya Pak Leo.
Meski status awalnya adalah cadangan, tak ayal di pertandingan kali ini Arzen-lah shooting guard terbaik timnya.
Arzen mengangguk. Tadi memang beberapa kali pemain lawan nomer 14 itu terus saja menghadangnya dan melakukan gerakan-gerakan jegal yang licik.
"MVP lo."bisik Wira dengan cengiran lebar.
Arzen menatapnya datar.
"Udah, dengerin. Ini penting. Ragil, kamu harus bisa kasih umpan yang banyak, Wira jangan meleng. Tadi kamu bikin kesalahan sekali, bahaya banget."
Wira mengusap tengkuknya.
"Sori, guys."ucapnya.
"Fokus!"peringat Pak Leo.
"Siap!!"serempak jawaban dari anak-anak.
"Strategi jangan lupa. 3 menit dan pertandingan selesai."ucap Pak Leo semangat.
"Yoshh!!"teriak semuanya berbarengan.
PRIIIT!!
Peluit wasit kembali menyalak, tanda semua pemain harus kembali ke lapangan.
"Tandain nomer 7!"geraman Jody mendapat anggukan dari teman setimnya.
Nomer 7 ya pastinya Arzen.
*
*
"Cowok lo kayaknya bakal jadi MVP deh di turnamen."komen si cempreng yang langsung terdengar oleh Naisha.
Entah kenapa Naisha jadi aware banget sama situasi di kursi belakangnya.
"Zha! Udah berapa kali gue bilang, bukan cowok gue ish!"geram Dayu gemas.
Kedua temannya hanya terkekeh mengejeknya.
Dayu pun kembali fokus ke lapangan saat peluit wasit menyalak.
"Kak, ntar ajak Zen jajan yuk."ide Gala menyapa rungu Naisha.
"Emang boleh?"ucapnya sangsi.
"Coba aja duluu..."ucap Gala yang lebih terdengar seperti gerutuan. Anak itu memang gitu, sekalinya mau ya mau. Maksa emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
RandomKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com