"Re, udah kasih tau rencana kita ke Reynan sama Handy?"tanya Naisha sambil merapikan buku-buku di meja. Bel pulang baru saja berbunyi nyaring.
"Udah, Nay."
Reina yang juga melakukan hal yang sama.
Lalu dua tiang listrik, eh dua cowok jangkung sudah berdiri di samping keduanya.
"Jadi kan?"tanya Handy.
"Iya, tunggu ya."jawab Naisha yang diangguki Handy. Sedangkan Reynan hanya diam. Dia emang terkenal pendiam alias irit bicara.
*
*
"Zen, ambil kue mami di meja dapur, bawa ke kamar Gala. Udah mami siapin tadi, tapi mendadak dihubungi temen dah nyampe tempat janjian. Tolong yaa."ucap mami terburu sebelum berlalu dari hadapan Arzen.
Zen menggosok tengkuknya.
Sekarang Gala lagi ke warung, disuruh maminya beli gula pasir. Ya pastinya emang harus swalayan alias melayani diri sendiri. Apalagi tadi maminya Gala emang kliatan panik dan buru-buru.
Pasti penting. Gitu pikirnya.
Ya udah deh, Zen beranjak dari karpet dan melangkah turun tangga menuju dapur. Dan benar, di meja dapur sudah tersedia nampan berisi jus dan sepiring kue. Zen berjalan mendekat dan hendak mengangkat nampan saat terdengar pintu depan dibuka dan terdengar suara obrolan.
KLEK!
Urung mengangkat si nampan, Zen menengok ke arah suara.
Naisha dan 3 orang lainnya tampak masuk ke rumah. Obrolan itu berasal dari 3 orang saja, 2 cewek dan 1 cowok yang Zen kenali bernama Handy, salah satu anggota OSIS.
Mata Arzen menyipit menyaksikan sebuah adegan ganjil.
Cowok satu lagi selain Handy, bernama Reynan yang dikenalnya gara-gara Gala sering cerita soal kehebatan cowok itu main gitar. Reynan membantu Naisha membawakan bukunya saat dia melepas sepatu.
Zen terpaku melihat pemandangan di depannya itu.
Obrolan berhenti. Lalu pandangan keempat orang itu langsung tertuju pada Zen yang mematung kayak maling kepergok.
"Ngapain?"tanya Naisha setelah hening beberapa saat.
Zen berdehem.
"Ambil kue."jawabnya datar, tapi matanya meneliti ketiga orang di belakang Naisha. Terutama Reynan.
"Oooh. Ya udah, lanjutin."jawab Nay singkat. Cuek.
Lalu beralih fokus pada ketiga temannya.
"Yuk, ke ruang tengah."ajaknya yang diangguki ketiga temannya.
Mereka berempat melangkah melewati Arzen yang belum bergerak. Hanya kedua matanya fokus mengikuti gerakan Naisha hingga keempatnya duduk lesehan di karpet ruang keluarga di rumah ini.
Setelah puas menatap, Zen pun kembali ke tujuan awalnya disini, membawa kue dan minuman ke kamar Gala.
Saat sampai di tengah tangga, Mami muncul dari kamarnya dan berjalan cepat dengan senyuman di wajahnya.
"Dimakan ya, Zen. Mami pergi dulu."
Arzen hanya mengangguk.
Tak lama setelah mami menghilang, suara pintu dibuka kembali terdengar, Gala muncul.
"Mami! Gulanya aku taruh meja ya!"teriak Gala dengan berlari-larian.
"Berisik ih, Gal!"teriak Nay ga santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Cantik [END]
CasualeKisah Arzen mendapatkan cinta sang ketua OSIS cantiknya. cover by: canva.com