Happy Reading ^^
Motor sport berwarna hitam berjalan dengan kecepatan sedang sambil membelah gedung-gedung tinggi di bawah langit yang masih gelap.
Tidak berselang lama, motor tersebut berhenti tepat di sebuah rumah sederhana namun luas bercat hitam yang dikelilingi pepohonan tinggi.
Sangat tidak sesuai dengan lingkungan sekitarnya yang hanya terdiri atas bangunan padat dan jalan beraspal.
"Eh aden, mau masuk den?" Tanya pria paruh baya yang berada di dalam gerbang.
"Iya nih mang, tolong bukain pintu gerbangnya ya, " Ucap remaja itu.
"Baik den, kalau begitu saya buka gerbangnya," Balas pria paruh baya itu sambil bergegas untuk membuka pintu pagar.
"Makasih ya mang!" Ucap remaja itu saat pintu pagar sudah terbuka sepenuhnya.
"Sama-sama atuh den."
Setelah menerima balasan, remaja tersebut bergegas masuk untuk memarkirkan motor miliknya di dalam.
Remaja yang menaiki motor sport tersebut turun dari motornya yang sudah terparkir rapih di halaman depan rumah sederhana itu. Tangan putih pucatnya terangkat untuk membuka helm yang berada di kepalanya.
Rambut hitam legam miliknya keluar dengan berantakan di setiap helaiannya, bahkan ada beberapa yang mencuat ke atas karena terlalu lama tertekan oleh helm miliknya.
"Ck! Kenapa rambut gw selalu berantakan setiap kali membuka helm, huh?" gerutu pemuda tersebut dengan alis tertaut.
Oke kenalin, nama gw Arkana Xavier Castellanos. Umur gw 17 tahun dan sekarang adalah tahun kedua gw bersekolah di Sekolah Menengah Atas.
Setelah berlari kecil menuju pintu depan, Xavier mengulurkan tangannya untuk membuka pintu dihadapannya.
"Huh? Kenapa nggak bisa dibuka? Jangan bilang mereka menguncinya dari dalam?!" gumam Xavier dengan aneh.
"Wah, nggak mungkin bang Vero yang ngunci kan? Selain bang Vero, orang yang ada di dalam cuman...!" gumaman Xavier berhenti lalu bergegas untuk menggedor pintu dihadapannya dengan brutal.
"Woi, buka pintunya! Gw tau pasti lu ada di depan pintu kan sekarang?! Cepetan buka pintunya atau gw tendang pintunya dari depan!"
"Ck! Apa-apaan sih lu bang?! Pagi-pagi buta udah berisik aja! Punya masalah hidup apa sih lu?" seru seseorang dari balik pintu.
"Ya, kalau nggak mau gw teriak-teriakan begini cepetan buka pintunya!"
"Iya-iya sabar ngapa! Jadi orang nggak sabaran banget dah lu," ucap remaja dengan penampilan acak-acakan yang membukakan pintu dari dalam.
"Puas lu? Udah gangguin waktu tidur gw, hah?" sinis pemuda itu sambil menatap Xavier dengan jengah.
Kenalin, di hadapan kalian sekarang adalah adik kembar gw, Azura Xavion Castellanos. Gw sama dia cuman beda 30 menit dan sekarang dia juga berada di bangku kedua Sekolah Menengah Atas.
Gw sama Zura itu kembar identik jadi mungkin kalian bakalan susah ngenalin kita berdua. Tapi asal kalian tahu aja sifat gw sama dia itu beda jauh dan karena ini juga orang-orang pada bisa ngenalin kita berdua.
"Salah lu sendiri, kenapa pintu pakai di kunci dari dalem segala," balas Xavier dengan santai sambil berjalan masuk tanpa memperdulikan Xavion yang menatapnya dengan kesal.
"Emang apa salahnya dengan mengunci pintu, hah? Ini salah satu langkah pencegahan agar rumah tidak dimasuki pencuri!" ketus Xavion lalu tiduran di atas sofa sambil mencoba untuk memejamkan matanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA LAKSAMA 1
Teen FictionIni adalah SMA Laksama 1. SMA dengan nilai akreditasi terbaik di Jakarta. Banyak dari siswa lulusan SMA ini adalah siswa yang memiliki masa depan cerah. Termasuk siswa kelas 11 MIPA 2 ini yang digadang-gadangkan menjadi lulusan terbaik dari semua a...