Bab 23 (Flash Back)

40 2 0
                                    

Happy Reading ^^

"Jangan pernah memberikan kebaikan dengan cuma-cuma kepada orang lain, karena kalian tidak akan pernah tahu apakah mereka akan membalas mu dengan kebaikan kembali atau dengan kejahatan."

~ Immanuel Javier Konstansius.

0o0o0o0

"Jangan! Jangan menyentuhku, tolong lepaskan aku...!" seruan lirih memenuhi kamar mandi wanita disertai dengan suara tawa yang menggelegar.

"Hahaha, lihatlah kak, dia memohon untuk dilepaskan!" ucap laki-laki dengan senyuman geli diwajahnya.

"Hahaha, lihatlah wajahnya yang menangis ini, terlihat sangat cantik!" ujar laki-laki yang dipanggil kakak itu dengan senyuman menjijikan diwajahnya.

"Hiks, lepaskan, jangan menyentuhku!" seru wanita itu sambil menepis tangan-tangan jahil yang bergerak menyentuh tubuhnya dengan tidak senonoh.

"Ck, berhentilah bergerak! Kau hanya perlu diam dan nikmati saja apa yang akan kami lakukan!" ujar laki-laki itu dengan kesal sambil memegang kedua tangan wanita itu dengan erat.

"Kakak, lebih baik kita mengikatnya mengunakan tali ini dan menutup mulutnya yang berisik menggunakan lakban!" ujar laki-laki yang diyakini sebagai adik itu sambil menyerahkan barang-barang yang baru saja dia ucapkan kepada sang kakak.

"Hahaha, ide yang bagus, lalu cepat ikat dia dan aku akan menahannya," ucap laki-laki itu yang di angguki pelan dan melakukan hal yang diperintahkan oleh kakaknya.

Wanita yang melihat kedua laki-laki itu melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya mulai menangis dengan histeris. Ingin rasanya berteriak tetapi terhalang dengan lakban yang menempel erat di mulutnya.

Yang bisa dilakukan olehnya hanya menangis dengan keras saat melihat dirinya diper*osa dengan jelas oleh dua laki-laki yang dianggap sebagai berandal sekolah mereka.

"Kak, aku sudah puas ayo kita pergi dari sini," ujar sang adik sambil merapihkan pakaiannya.

"Baiklah ayo kita pergi dari sini, sebelum ada orang yang menyadari," ujar sang kakak yang di angguki oleh adiknya.

"Apa kita akan melepaskan ikatannya?" tanya sang adik yang di angguki oleh kakaknya.

"Lepaskan dan juga lepaskan lakban nya, aku tidak mau berurusan dengan polisi jika dia mati disini," ujar sang kakak tanpa ada rasa peduli terhadap kondisi wanita yang terlihat mengenaskan di hadapannya itu.

"Baik, sudah ku lepaskan, ayo pergi sekarang kak," ujar laki-laki itu dan dengan cepat keduanya pergi tanpa perasaan nostalgia meninggalkan wanita yang baru saja mereka perkosa.

'Hiks, siapapun tolong...,' batin wanita itu menjerit dengan hebat di dalam batinnya tetapi hanya menatap dengan kosong membiarkan rasa sakit terasa di seluruh tubuhnya.

,' batin wanita itu menjerit dengan hebat di dalam batinnya tetapi hanya menatap dengan kosong membiarkan rasa sakit terasa di seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SMA LAKSAMA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang