Bab 41

17 2 0
                                    

Happy Reading ^^

Hari libur berlalu dengan cepat dan sekarang hari senin sudah tiba kembali, sangat tidak berasa bagi kaum pencinta hari libur.

"Pstt, temen lu kenapa? Lemes amat?" tanya Alice sambil menusuk-nusuk pipi Xavier yang sedang berbaring miring di atas meja dengan tampang lesu yang sangat tidak sesuai dengan citra dirinya yang periang.

"Dia sakit Zay?" tanya Kania ikut andil karena baik Vero maupun Rose belum tiba di sini.

Dengan perlahan tangan milik Kania terulur begitu saja kearah kening milik Xavier untuk mengukur suhu tubuhnya.

"Nggak demam kok," ujar Kania dengan pelan lalu menarik kembali tangannya.

"Bukan sakit, lagi kehilangan separuh nyawanya doang," jelas Zayyan seolah sudah hapal dengan tabiat temannya itu.

"Ya allah, nanti Xavion balik kok pas hari kamis besok," ujar Alice sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu lama," ujar Xavier dengan pelan tanpa mengangkat kepalanya.

Ketiga murid itu saling pandang sebelum beralih kearah suara seseorang yang berbicara tiba-tiba.

"Kan ada handphone Vier, gunain handphone lu," ujar Javier sambil berjalan mendekat dengan Ilsa yang berada di sampingnya sambil menguap pelan.

"Baru tiga hari loh, dia pergi juga buat kesehatannya," ujar Ian mencoba untuk memberi pengertian kepada temannya itu.

"Lama," balas Xavier dengan bibir yang kini melengkung ke bawah.

"Yaudah di tunggu ya, 4 hari lagi balik kok dia," ujar Kania sambil mengelus pelan rambutnya.

"Kenapa?" tanya Rizal yang baru datang dengan beberapa anak kelas di belakangnya.

"Biasa, kehilangan separuh nyawa dia," ujar Zayyan yang membuat mereka ber o ria.

"Padahal hari sabtu kemarin masih semangat loh," balas Rizal yang di jawab dengan bahu terangkat oleh Zayyan.

"Ceria dong! Lu begini kaya ada yang kurang tau di kelas," ujar Kayla sambil menepuk pelan pundaknya untuk memberikan semangat.

"Dia di Bandung kan ya? Rumah sakit Om lu?" tanya Nara untuk meningkatkan sedikit suasana kearah lain.

"Iya, di Bandung," jawab Xavier masih dengan lesu.

'Eh? Bandung?' pikir seseorang saat mendengar nama kota yang memiliki tujuan satu arah dengannya.

"Kenapa kalian ngumpul begitu?" tanya Vero saat membuka pintu kelas dan menyaksikan para penghuni kelas mengerubungi Xavier layaknya seperti semut mengerubungi gula.

"Ngehibur nih bocah, kasian juga gw ngeliatnya," ujar Arjun sambil menunjuk kearah Xavier yang masih terlihat seperti orang yang kehilangan setengah nyawanya.

"Nih minum, baru gw beliin kok, jadi masih hangat," ujar Rose sambil menyerahkan susu kedelai hangat yang di jual di kantin.

"Makasih," ujar Xavier lalu mengangkat kepalanya dan meminumnya sedikit untuk menghargai usaha Rose yang repot-repot pergi untuk membeli minuman di kantin.

SMA LAKSAMA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang