Bab 24

44 2 0
                                    

Happy Reading ^^

"Ukhhh...."

"Jav, lu udah sadar?!" teriak Xavier dengan tidak selow yang di sambut dengan pekikan keras dari anak kelas.

"Udah sadar?" tanya Alice menghampiri javier.

"Butuh air gak Jav?" tanya Kayla sambil membawa segelas air di tangannya.

"Akhirnya lu sadar! Lu tau nggak? Udah 2 minggu lu pingsan!" seru Zayyan dengan tidak ada akhlaknya yang membuat Javier tersedak saat meminum air pemberian Kayla.

"D-dua minggu?!" seru Javier dengan keras yang hampir menulikan telinga Xavion yang berdiri di sampingnya.

"Bener! Lu tau ada yang lebih buruk dari ini! Kemarin Pak Barrow baru aja ngadain ulangan, karena lu nggak sadarkan diri, lu jadinya ngerjain sendiri nanti," ujar Rizal yang ikut memanas-manaskan keadaan.

"What?! Ulangan?! Serius lu?!" tanya Javier panik sendiri yang membuat Vero menggelengkan kepalanya dengan pelan lalu beranjak memukul kedua orang yang jelas-jelas memberikan berita hoaks tadi.

"Bang, kenapa lu mukul gw?!" tanya Zayyan setelah mengaduh kesakitan karena pukulan Vero yang terbilang tidak main-main itu.

"Berhenti nyebarin berita palsu kaya tadi. Tenang aja Jav, lu pingsan baru dua jam yang lalu kok," jelas Vero yang membuat Javier menghela nafas dengan lega.

"Yah, bang. Nggak asik lu!" seru Rizal sambil mengelus pelan kepalanya yang kini berhiaskan benjol di atasnya.

"Beneran baru dua jam kan ya?" tanya Javier dengan takut.

"Iya, baru dua jam kok, jangan percaya sama kedua setan itu," ujar Sheiren tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone miliknya.

"Gimana Jav? Udah baikkan?" tanya Rose di sofa yang tidak jauh dari sana.

"Udah kok, sorry kalau bikin khawatir tadi," ujar Javier sambil memasang senyum canggung.

"Halah, kayak sama siapa aja sih lu? Udah biasa gw di bikin khawatir sama anak kelas," ujar Kayla sambil menepuk pelan pundak Javier.

"Bukannya kebalik ya? Lu yang sering bikin anak kelas khawatir?" tanya Kania dengan geli.

"Heh! Mulut sembarangan aja! Anak baik kaya gw mana mungkin sering berulah?" tanya Kayla dengan pedenya yang membuat Nara memasang wajah ingin muntah.

"What? Lu nggak percaya sama gw?" tanya Kayla lalu mengguncang kerah Nara dengan keras.

"Wow, wow, tolong tenang sedikit ini ruang kesehatan," peringat Sura yang nggak di gubris sama sekali oleh dua sahabat itu.

"Udah Kay, liat si Nara udah berkurang setengah nyawanya," ucap Arjun sebagai penengah sebelum timbulnya korban jiwa.

"Haha, oh ya, bang? Kasusnya gimana?" tanya Javier kepada Vero yang sudah kembali berkutat dengan handphonenya.

"Udah beres, cuman tetap aja kita dapat hukuman," ujar Vero dengan ringan.

"Hah? Hukuman?" tanya Javier dengan tidak mengerti.

'Apa bukti percakapan tadi nggak cukup?' batin Javier kembali kalut.

"Bukan karena bukti yang nggak cukup, salahin aja temen sekelas lu yang emang dasarnya nggak ada akhlak semua itu," sinis Vero yang membuat orang yang mencetuskan ide itu meringis pelan.

"Huh? Maksudnya?" tanya Javier dengan bingung.

"Baiklah, siapkan selimut kalian anak-anak, gw bakalan menceritakan ini secara panjang kali lebar kali tinggi," ujar Xavion dengan kacamata milik Ian yang diambil paksa olehnya.

SMA LAKSAMA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang