Bab 4

108 6 2
                                    

Happy Reading ^^

"Murid baru???" tanya Xavier dengan heran.

"Oh iya, lu kan tadi bolos pelajaran Pak Barrow makanya nggak tau kalau di kelas kita ada murid baru," ucap Ian yang di angguki oleh Zayyan.

"Kenalan gih, temen sekelas kan harus akrab," ucap Zayyan yang tentu saja di angguki dengan senang hati oleh Xavier.

"Perempuan?" tanya Xavion yang sedari tadi diam.

"Iya, kenapa emang?" tanya Ian balik.

"Enggak papa, gw cuman heran aja. Lu tau sendiri kalau murid yang masuk ke kelas ini biang dari segala kerusuhan. Aneh aja gitu nemu perempuan pendiam sambil ngeliat hal nggak masuk akal kaya tadi," ucap Xavion panjang lebar yang membuat Vero menatapnya dengan horor.

"Enggak! Bisa nggak sih lu kalo ngomong masuk akal sedikit? Lu pengen bikin gw mati muda karena stress, hah?" tanya Vero dengan sedikit ngegas.

"Lah, emang gw salah ngomong ya?" gumam Xavion dengan bingung.

"Nggak, lu nggak salah ngomong yang salah itu waktunya. Lu ngomong ke bang Vero pas dia lagi berubah jadi singa betina, makanya dia kaya begitu," jelas Zayyan dengan sok tahu yang malah di angguki oleh Xavion.

"Tapi kan ya, bang Vero cowok, masa betina sih? Harusnya jantan dong!" ucap Xavier yang tiba-tiba saja nimbrung di percakapan mereka.

"Lah emang lu pernah liat singa jantan ngamuk?" tanya Zayyan.

"Ya enggak sih, tapi emang lu pernah ngeliat singa betina ngamuk?" tanya Xavier balik.

Sedangkan orang yang sedang mereka bicarakan malah asyik menutup kedua telinganya mengunakan kedua tangannya sambil berbatin sedih.

'Gila! Semuanya pada gila! Kaga ada yang waras di sini,' batin Vero dengan sedikit nelangsa.

"Udah-udah berhenti ngomongin hal unfaedah kaya tadi, katanya mau kenalan, kaga jadi?" tanya Ian melerai ketiga mahkluk yang masih asyik berbicara itu.

Gini-gini Ian tuh masih kasihan sama Vero yang tertekan baik mental maupun fisik sama kelakuan gila dari mereka.

'Kalo bang Vero resign kan repot urusannya. Gini-gini gw masih butuh bang Vero biar gw juga bisa ikutan gila bareng mereka,' batin Ian dalam diam.

Walau kadang Ian tuh bisa waras, tapi kan enakan gila bareng mereka. Daripada jadi waras di kelas penuh orang gila kaya gini, mending ikutan jadi gila aja biar nggak jadi stres kaya Vero.

"Jadi dong! Masa kaga jadi? Itung-itung nambah temen biar bisa gila bareng," jawab Xavier dengan ringan.

"Kalian udah pada kenalan?" tanya Xavion yang dibalas anggukan oleh Ian dan Zayyan.

Vero? Masih meratapi nasibnya yang harus sekelas dengan orang gila kaya temennya.

"Anak kelas dah pada kenalan?" tanya Xavion.

"Udah lah, nih ya, gw sama dia tuh dah kaya bestie! Iya nggak Ren?" tanya Alice sambil mengandeng bahu temen sebangku barunya itu dengan perasaan senang.

"Wih, bagus deh. Eh, lu murid baru, kenalan dong! Nama gw Arkana Xavier Castellanos. Di samping gw itu adik gw, namanya Azura Xavion Castellanos. Lu bisa panggil gw dengan sebutan Xavier dan panggil dia dengan sebutan Xavion," ucap Xavier sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Nardika Sheiren Kavindra, kalian bisa panggil gw Shei atau Ren atau Sheiren juga boleh," jelas Sheiren sambil membalas jabat tangannya.

"Oke! Gw panggil lu dengan sebutan Ren aja sama seperti yang panggilan dari Alice ke elu," jawab Xavier yang di angguki oleh Sheiren.

SMA LAKSAMA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang