Happy Reading ^^
"Gw pulang...," seru seseorang dengan lemah sambil berjalan masuk ke dalam kamar kos-kosan kecil miliknya.
"Huft, kenapa coba gw nggak bisa bergenti menggunakan kalimat sapaan ini? Lagipula di rumah juga nggak ada siapa-siapa," gumam laki-laki yang memiliki rambut ikal itu.
Yah, kalian tidak salah menebak kok, dia Rizal. Kemalial Rizal Pangestu.
"Eh, tapikan masih ada penghuni tak kasat mata di sini," ujarnya lalu terkekeh pelan karena ucapan ngawur nya tadi.
"Aduh, ngomong-ngomong ngawur, gw jadi kangen anak kelas dah, padahal baru tadi kita pisah, kalau kata Xavier mah solidaritas kita melampaui ketebalan atmosfer bumi." ujar Rizal sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.
"Kangen rumah, kira-kira gimana kabar ibu ayah sama adek-adek ya?" gumam Rizal dengan pelan lalu beberapa detik kemudian menggelengkan kepalanya dengan kencang.
"Nggak! Buat apa sih lu masih rindu sama mereka? Mereka kan udah ngebuang lu, jadi lupain aja orang yang nggak pernah anggap keberadaan lu itu!" ujar Rizal sambil mencoba terus menekankan kalimat itu di kepalanya.
'Mereka itu nggak pernah ngangep keberadaan lu Zal, buat apa lu kangenin?' batin Rizal dengan sendu.
"Tapi mereka keluarga gw.... Memangnya salah kalau gw kangen keluarga gw sendiri?" gumam Rizal bertanya-tanya.
'Pada akhirnya gw cuman anak yang lagi kangen sama keluarganya tapi sayangnya keluarga gw nggak pernah ngangep gw ada dan menjadi bagian dari mereka,' batin Rizal dengan sedih.
Perhatian Rizal tiba-tiba teralihkan dengan suara notifikasi handphone miliknya yang tidak berada jauh dari dirinya.
"Siapa...?" tanya Rizal pada dirinya sendiri dengan kening berkerut lalu mengambil handphonenya untuk membaca pesan yang ada.
Jangan lupa jam 21.30 di studio XXX.
16.45"Pesan dari godfather." gumamnya dengan pelan lalu membalas dengan cepat pesan tersebut.
"Huftt, gw denger lawan gw kali ini adalah orang yang udah menang di underground tiga kali berturut-turut," ucapnya dengan pelan lalu memejamkan matanya.
'Apa gw bisa menang?' batin Rizal dengan ragu dan menjadi akhir dari pemikirannya sebelum menutup matanya dan tertidur lelap untuk menyimpan energinya.
"Rizal saya harap kamu memenangkan ini karena saya sangat membutuhkan proyek kerja sama ini, apa kamu paham?" tanya laki-laki paruh baya dengan setelah jas hitam di hadapannya.
"Saya mengerti dan saya tidak akan mengecewakan anda, godfather," ucap Rizal yang berhasil membuat laki-laki paruh baya dengan sebutan godfather itu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA LAKSAMA 1
Teen FictionIni adalah SMA Laksama 1. SMA dengan nilai akreditasi terbaik di Jakarta. Banyak dari siswa lulusan SMA ini adalah siswa yang memiliki masa depan cerah. Termasuk siswa kelas 11 MIPA 2 ini yang digadang-gadangkan menjadi lulusan terbaik dari semua a...