Bab 18

48 2 0
                                    

Happy Reading ^^

"Gila, kenapa hari ini panasnya minta ampun ya?" tanya Kayla sambil ngaso di depan kipas angin milik kelas.

"Kay, minggir bentar! Di gw kaga kebagian ademnya!" ujar Alice menyerobot Kayla yang hampi saja membuat Kayla oleng kesamping kalau aja nggak di tahan sama Sheiren yang ada di sampingnya.

"Wess, bar-bar sekali anda?! Budayakan antri!" ujar Kayla tak kalah sewot dari Alice.

"Ngantri pala bapak kau! Orang lagi ngadem di suruh ngantri," ujar Nara sambil mendengus pelan.

"Udah, udah, kipas banyak juga, ac juga berfungsi, kenapa nggak nyalain aja sih?" tanya Kania dengan jengah.

"Jangan nyalain ac! Nanti yang ada bukannya adem malah masuk angin gw," ujar Kayla yang juga di angguki setuju oleh Alice.

"Bukannya sama aja kalau ngadem di depan kipas kaya gitu juga bakalan masuk angin?" tanya Sura dengan pelan.

"Nggak! Kalau di kipas angin itu vibes nya beda, maupun abis ujan-ujanan sekaligus kalau ngademnya di kipas angin nggak bakalan masuk angin," ujar Kayla yang di angguki kembali oleh Alice.

"Pribahasa dari mana coba?" gumam Rose dengan pelan.

"Kita itu orang ndeso, ya harus melokal!" lanjut Kayla yang kembali lagi di angguki oleh Alice sebelum berhenti beberapa saat dan menggeleng dengan keras.

"Siapa yang lu bilang orang ndeso? Gw mah orang kota ya!" seru Alice dan terjadi kembali adu cek-cok diantara mereka berdua.

Jika para anak perempuan sedang memperdebatkan masalah kipas angin dan ac, para anak laki sedang memperebutkan hal random seperti....

"Coy, kalian ada yang liat botol sunscreen gw nggak?" tanya Xavier dengan wajah yang basah, biasa abis melakukan rutinitasnya setelah pelajaran olahraga, apalagi kalau bukan mencuci muka nya untuk menghindari bakteri yang memasuki kulit wajahnya itu, tentu saja setelah menghilangkan keringatnya beberapa saat.

"Yang warna hijau itu ya?" tanya Zayyan yang membuat Xavier mengangguk dengan semangat.

"Lu liat?" tanya Xavier yang dibalas dengan gelengan polos dari Zayyan.

"Nggak," ujar Zayyan abis itu memasang senyum polos dan mengambil ancang-ancang untuk pergi dari sana.

"Ya, kalau nggak tau nggak susah nyaut bambang!" ujar Xavier dengan kesal sambil melempar botol facial wash miliknya kearah Zayyan yang sudah berlari keluar pintu.

"Wess, siapa nih yang ngelempar ini ke gw?" tanya Rizal sebagai orang yang menjadi salah sasaran dari lemparan yang Xavier lakukan.

"Xavier yang ngelakuin,"  ujar Javier sebagai teman yang baik hati dan memberitahukan tindakan yang dilakukan oleh Xavier tadi.

"Wah! Lu bener-bener ya-"

"Shuttt, tutup mulutmu itu wahai kawanku! Lu liar botol sunscreen gw nggak?" tanya Xavier kembali di pertanyaan awal tadi.

"Lah, mana gw tahu? Lu abis pakai di taruh di mana?" tanya Rizal yang membuat Xavier mendelik kesal kearahnya.

"Kalau gw tau, gw nggak bakal nanya bambang 2!" ujar Xavier yang dibalas dengan cengiran lebar dari Rizal.

"Ehh, btw tadi kayaknya lu pergi ke kantin berempat deh sama bang Vero, Ian, dan Arjun, kok lu balik sendiri?" tanya Xavier.

"Oh, mereka bertiga ke uks, manggil Xavion sama Ilsa," jawab Rizal sambil mendudukkan bokongnya di bangku kosong.

"Arjun juga ikut? Tumben, biasanya lu berdua kaya prangko sama amplop. Yah, sebelas dua belas lah kaya Kayla sama Nara," ujar Xavier yang dibalas dengan dengusan pelan oleh Rizal.

SMA LAKSAMA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang