Bab 26

43 3 0
                                    

Happy Reading ^^

"Gitar? Tumben banget bang," ujar Zura a.k.a Xavion kepada abangnya yang sedang mengutak-atik senar gitar yang berada di pelukannya.

"Pengen aja, lagipula udah lumayan lama nggak di pakai. Sekalian ngetes, skill gw masih bagus apa nggak," ujar Kana a.k.a Xavier tanpa mengalihkan pandangannya kearah Xavion.

Xavion yang mendengarnya hanya ber o ria lalu meminum kembali susu putih miliknya.

"Jahh, emang Kana bisa main gitar?" tanya pria paruh baya dengan senyuman mengejek membuat Xavier mendengus pelan.

"Bisa lah! Kalau Kana nggak bisa ngapain Kana minta gitar ke ayah?" judes Xavier yang membuat pria itu tertawa pelan.

"Mas, kamu kebiasaan banget. Suka banget ngeledekin anaknya!" ujar wanita paruh baya dengan dress rumahan berwarna putih sambil menyodorkan teh kepada pria yang masih asyik tertawa itu.

"Nggak ngeledekin sayang, cuman nanya aja," ujar pria itu sambil menerima teh penuh cinta buatan istrinya.

"Nggak ngeledekin tapi ketawa tuh bun! Pukul aja ayahnya!" seru Xavier sudah terlanjur kesal dengan tawa nakal ayahnya.

"Kan ayah cuman nanya, kalau merasa di ledek buktiin dong kalau Kana beneran bisa main gitar," ujar pria itu kembali memasang senyum yang seratus persen membuat Xavier kesal saat melihatnya.

"Oke! Kana buktiin ke ayah! Dengar nih, skill dewannya Kana!" ujar Xavier dengan percaya diri yang membuat Xavion di sampingnya hanya bisa menggeleng pelan.

Dengan lihai tangan miliknya mulai memetik senar gitar tersebut menciptakan sebuah melodi musik yang indah. Xavion yang berada di sampingnya mulai menikmati permainan abangnya.

Beberapa detik setelah Xavier memainkan gitarnya, terbesit di pikiran Xavion untuk sedikit mengerjai abangnya.

Dengan senyuman kelewat cerah, bibir Xavion terbuka untuk menyenandungkan lirik lagu yang baru-baru ini terlintas di halaman sosial media nya.

"Asu lama suka dia~" nyanyi Xavion dengan tampang santainya yang membuat Xavier menatapnya dengan tajam tapi tak ayal jemarinya mulai mengubah chord gitar untuk mengikuti permainan adiknya.

"De yang manis pipi congkah~" lanjut Xavion dengan senyum manisnya kearah Xavier.

'Untung adek, untung gw lebih tua, untung dia manis!' batin Xavier sambil tersenyum  tipis dengan mata menyipit dan terus mengiringi nyanyian sang adik.

"Malele male mamayo~"

"Sani malu-malu~"

"Pandangan pertama sa su dapat dia~"

"Ayah?!" teriak Xavier dengan tidak percaya saat sang ayah menyambung lagu adiknya.

Berbeda dengan reaksi sang kakak, Xavion justru memberikan dua jempolnya kepada sang ayah dengan bahu yang bergetar menandakan dia sedang menahan tawa.

"Mau ajak kenalan karna ada suka~" lanjut sang ayah dengan tidak peduli yang membuat Xavier harus bersabar karena tingkah ayahnya yang ikutan jahil bersama sang adik

"Tenyata kau nama Sarah~" ucap pria itu sambil menatap wanita yang duduk di sampingnya.

"Ohhhh!" seruan Xavion tidak bisa di tahan saat sang ayah dengan terus terang menggombali sang ibunda tercinta.

Sedangkan Xavier hanya tertawa pelan saat melihat semburat merah di wajah sang ibunda sambil tetap memainkan gitar untuk membantu gombalan sang ayah.

"Sarah, sarah ohhh~" lanjut pria itu tetapi harus di balas dengan rasa nyeri di bagian tangannya akibat pukulan sang istri yang tidak main-main.

SMA LAKSAMA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang