A - Kesebelas

70 13 12
                                    

Sebelum baca jangan lupa pencet dulu 🌟
dan berikan beberapa komen untuk dukungan!

Selamat menebak dan overthingking semua!

Enjoy with story
and
Happy reading !

09 / 08 / 2023

▪▪▪

Shasha sedang bingung mencari partner untuk membantu mengambil kayu bakar dan ranting sebagai api unggun nanti malam, teman temannya sudah pada sok sibuk!

"Rana sibuk nggak?" tanya Shasha saat melihat Rana yang berduduk santai di depan tandanya.

Rana menyimpan ponselnya dan mendongak melihat Shasha yang berdiri di depannya, "Ada apa?"

"Bisa temenin gue cari kayu bakar buat nanti malem?"

"Boleh, bentar gue ambil jaket dulu," cewek itu masuk ke dalam tenda untuk mengambil jaketnya, "Ayo!" setelahnya.

Kedua cewek itu berjalan bersama menuju hutan tanpa sadar ada yang mengikuti mereka, awalnya semua baik baik saja Shasha dan Rana sama sama memungut kayu dan ranting.

"Udah banyak kita balik, keburu malem!" ajak Shasha yang di setujui Rana, keduanya berniat kembali namun di tengah perjalanan ada suara yang membuat keduanya terkejut.

AAUU!

Seperti lolongan serigala membuat keduanya panik dan ketakutan tanpa sadar berlari terpisah, ketika sudah cukup jauh Rana menghentikan langkahnya dengan napas yang terengah enggah.

"Eh? Shasha mana?" Rana menyadari jika dirinya terpisah dengan Shasha, mengecek ponselnya tapi tidak ada jaringan sinyal di sini membuatnya menjadi semakin panik, apa dia tersesat sekarang?

"Sha, Shasha. lo dimana?" teriak Rana berharap posisinya tidak jauh dari Shasha, berharap cewek itu mendengar teriakannya.

"Sha- Aakh!"

Seperti ada yang mendorong, Rana terjatuh ke dalam kumbangan yang cukup dalam, membuat kakinya terkilir, "Siapa lo!" teriak Rana mendongak melihat orang yang mendorongnya menggunakan masker.

"Orang yang pengen lo mati!" jawab dari atas sana, "Semoga lo mati disini dan sebentar lagi binatang buas bakal mangsa lo!"

"Anjing, jangan kabur!"

Orang itu benar benar pergi meninggalkan Rana yang masih berada di lubang tersebut, berusaha berdiri namun kakinya terasa sakit.

"Sial, gimana gue bisa keluar!" Rana menuruti nasibnya sekarang, bagaimana dia bisa keluar dari lubang ini dan mencari jalan kembali ke tempat camping?!

"Aakh! Sstt..."

Akhirnya Rana memaksakan diri untuk bisa keluar dari sini terlebih dahulu, setidaknya jika ada yang mencarinya nanti tidak akan kesulitan dan segera menemukannya.


Shasha berlari menuju arah tenda, dia tidak sadar jika terpisah dengan Rana saat kabur tadi hingga pertanyaan dari Jeremy menyadarkannya.

"Rana mana?" tanya Jeremy mencari keberadaan ceweknya tersebut, tadi tidak menemukannya dan tidak ada kayu bakar yang Shasha bawa juga.

"Hah... hah... hah..." Shasha masih mengatur napasnya, "Ada di belakang gue,"

"Nggak ada, Sha. Dimana cewek gue?!"

Shasha menoleh ke belakang dan beneran tidak ada Rana disana, dia jadi panik. "Apa jangan jangan kita misah pas kabur tadi?" monolog Shasha.

"Maksud lo apa?" suara lantang Jeremy mampu membuat antensi yang lain berganti padanya, mereka mendekat dan berkumpul disana.

"Ada apa?" tanya Ben selaku ketua kelas mereka.

"Tadi pas kita mau balik ada suara serigala dan kita lari, tapi kayakan Rana misah sama gue, serius gue nggak ngeh kalau kita misah," jelas Shasha dengan raut wajah takut dan panik.

"Terus ini gimana? udah mau gelap," tanya Hanni.

"Kita cari dia sampai ketemu!" sahut Jeremy yang sudah kepalang panik karena Rana yang menghilang seperti ini.

"Bener, kita cari sekarang! Hubungi pihak sekolah buat bantu cari Rana," perintah Juno, "Perlu hubungi pihak keluarga?"

"Jangan dulu! Kita usahain sendiri jangan bikin keluarganya panik, apalagi mereka masih ada di luar negeri," sanggah Rakana.

"Yaudah biar kita cari sendiri dulu, beberapa ada yang jaga sini dan beberapa ada yang masuk cari Rana," akhirnya Sean memberikan solusi.

"Yoshua sama Hero kalian jaga sini sama semua cewek, sisanya masuk cari Rana," putus Juno yang di sepakati.

Jam menunjukkan pukul 04.45 mereka masuk ke dalam hutan untuk mencari Rana, awalnya mereka mencari bersama sama hingga Sandiko memberikan pendapat.

"Kalau cari bareng bareng gini bakal lama ketemunya, gimana kalau kita bagi kelompok?" sarannya.

"Boleh, kita ada tujuh nih, dua dua gimana? Yang satu tiga orang?" Haidar ikut menyuarakan pendapatnya.

"Oke, Haidar sama Rakana, Jeremy sama Gue, sisanya kalian bertiga, Sean, Diko, Ben?" Juno membagi kelompok.

"Ya! Haidar Rakana ke arah kanan, Jeremy, Juno ke kiri biar kita bertiga ke depan," Ben memberikan arahan, "Siapapun yang memuin duluan langsung bawa balik ke tempat camping!" mereka semua mengangguk.

Setelahnya mereka benar benar berpencar, waktu terus berjalan, matahari benar benar sudah hilang, bulan juga malah di tutupi oleh awan hitam, sepertinya akan hujan.

"Mau hujan, gimana ini?" tanya Haidar sambik melihat ke langit yang sudah sangat gelap, senter yang dia bawa juga tinggal sedikit dayanya. "balik aja nggak? siapa tau udah ada yang ketemu,"

Rakana tetap diam dan berjalan begitu saja, tidak menjawab perkataan Haidar yang membuatnya kesal, benar saja gerimis mulai turun membasahi bumi.

"Hiks... hiks... hiks... to-tolong..."

Suara tangis menghentikan dumelan Haidar yang sejak tadi terus meminta untuk kembali saja, "Lo denger?" tanya Haidar dengan wajah paniknya, "Jangan bilang itu Miss K?"

Rakana tidak peduli dengan ketakutan Haidar dan mempertajam pendengarnya, "Rak, ayo balik aja! Gue merinding, mana udah malem, gelap banget! Ayo balik, Rana pasti udah ketemu!" ucap Haidar memegang lengan Rakana dengan ketakutan.

"Hiks... Aakh!"

Haidar yang sudah sangat ketakutan langsung berlari menjauh dari tempat itu tidak peduli dengan Rakana yang malah berjalan mendekat ke arah suara.

"RAKANA KABUR! LO MAU DI KAWININ SAMA MISS K?!" teriak Haidar sambil terus berlari apalagi hujan yang mulai turun.

"Ka-Kana, tolong hiks..."

"By...?"

Rana yang terduduk bersandar pada pohon langsung mendongak mendengar suara itu, setelah melihat siapa yang menemukannya tangis itu semakin keras.

Rakana bernapas lega akhirnya Rana dia temukan, berjongkok mensejajarkan posisinya dan langsung di peluk oleh Rana begitu erat.

"Kana, takut..."

"Sstt... tenang udah ada Kana disini," Rakana membalas pelukan tersebut dan mengelus punggung Rana untuk menenangkannya.

"Ayo kita balik sebelum hujannya makin deras!"

"Auwh!"

Rakana yang ingin membantu Rana berdiri di urungkan saat cewek itu merintih kesakitan. "Kenapa?"

"Sakit..."

Rakana menyorot senter ponselnya pada kaki Rana, ada luka goresan dan sepertinya terkilir juga, "pegang!" suruhnya memberikan ponselnya.

Rana mengambil alih ponsel tersebut, sedangkan Rakana berjongkok membelakangi Rana, "Naik!" ucap Rakana yang membuat Rana kebingungan sebentar, tapi kemudian langsung naik ke punggung cowok itu.

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang