A - Keempat belas

60 11 11
                                    

Hahahalllooo, apa kabar semuanya?

Aku up lebih cepat nih, biasanya paling cepetkan dua hari sekali, ini udah up lagi, gabut sebenernya.

jangan lupa pencet dulu 🌟
dan berikan komen!

Enjoy with story
and
Happy reading!

14 / 08 / 2023

▪▪▪

Karanina dan Yoshua berjalan bersama menuju perpus, tidak ada obrolan yang tercipta diantaranya, Yoshua hanya sesekali melirik pada Karanina yang begitu fokus melihat ke depan, Yoshua tersenyum memandangi wajah Karanina dari samping, "Cantik," gumamnya tidak sengaja keceplosan.

Karanina yang mendengarnya samar berhenti dan menoleh pada Yoshua, "Ya, lo ngomong apa barusan?"

Yoshua buru buru mengeleng panik, "Nggak ada kok," balas Yoshua yang hanya di balas 'O' dan anggukan, cowok itu merututi kebodohannya.

"Kara" entah keberanian dari mana Yoshua mengucapkan itu, karena kalau boleh jujur Yoshua dan Karanina itu jarang bahkan tidak pernah berinteraksi sebelumnya.

Salahkan Yoshua yang terlalu pengecut, dia sudah lama menyukai Karanina tapi tidak berani mendekatinya, alasannya cukup membuat kita menjadi kesal dan bisa bisanya gitu, Dia tidak terlalu percaya diri mendekati Karanina karena, cewek itu terlalu sempurna untuknya yang remahan biskuit, begitu katanya, lalu kita apa? debu?

Karanina hanya berdehem sebagai jawaban tanpa menoleh kearah Yoshua, "Kara, kedepannya lo harus hati hati dan jangan terlalu percaya sama orang orang termasuk yang paling dekat, karena mereka bisa aja nusuk lo dari belakang, dan satu lagi jangan terlalu mudah menceritakan sesuatu, bisa aja nanti mereka gunakan untuk mengancam,"

Karanina kembali menghentikan langkahnya tepat di depan pintu perpus menatap Yoshua yang terdiam setelah mengatakan semua itu, "Lo ada masalah?" pertanyaan itu yang terlontar dari mulut Karanina, dirinya selalu beranggapan jika seseorang menasehati atau memperingati tandanya orang tersebut yang mengalaminya.

Yoshua mengeleng, "Ada yang ngancam lo?" tanya sekali lagi Karanina menatap manik mata milik cowok di depannya ini, Yoshua seakan terhipnotis dengan tatapan itu, jantungnya berdetak cepat, berisik sekali.

"Woy, jangan pacaran di depan perpus!" tegur Diko yang ingin keluar dari perpus berhenti karena kedua temannya malah menghalanginya

"Siapa juga yang pacaran, nggak jelas lo Ko!" balas Karanina sewot dan menyingkir, berjalan masuk meninggalkan dua cowok tersebut yang masih terdiam di sana.

Yoshua dan Diko heran dengan mood Karanina yang tiba tiba berubah secepat itu, "Dateng bulan cewek lo?" tanya Diko dengan mulut nyinyirnya.

Yoshua mengangkat bahunya tanda tidak mengerti, "Lah lo cowoknya kenapa nggak paham siklus pmsnya?" benar benar mulut busuk Sandiko Yosua ingin di cabein.

"Bukan cewek gue!"tegas Yoshua.

"Affa iyah?" goda Diko sekali lagi sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak jelas lo! Minggir!"

Yoshua yang sudah kehilangan kesabaran mendorong Diko untuk minggir dan langsung masuk ke dalam perpus menyusul Karanina. Sedangkan Diko hanya tersenyum melihat dua orang yang sedang denial tersebut.


Ceklek!

Mata yang sipit itu membelalak saat melihat dua orang di depannya melakukan hal tidak senonoh di area sekolah, bagaimana tidak posisi perempuannya duduk di pangkuan sang pria.

"J—Juno..." ucapnya yang akan berdiri dari posisinya tapi malah di tahan oleh sang pria. "Lepas, anjing!" makinya sambil berusaha melepas pegangan pada pinggang rampingnya tersebut.

Setelah berhasil lepas, dirinya menghampiri Juno dan bersembunyi di belakang tubuh cowok itu, "Jun, gue bisa jelasin, semua yang lo lihat nggak bener, dia yang maksa," ujarnya berusaha meyakinkan Juno. "Tolong gue..." lirihnya memohon pada Juno.

Pria itu berdiri dan berjalan mendekat ke arah kedua muridnya, "Apa yang sedang kamu bicarakan Yasmine? Bukannya kamu yang mengoda saya? Kita melakukan suka sama suka dan saya membantumu dari masalah? Kenapa sekarang menyalahkan saya seolah saya melakukan pelecehan padamu?" terangnya.

Yasmine yang berada di belakang Juno mengeleng dan sudah menangis, Juno masih terdiam dia susah untuk mencerna apa yang terjadi baru saja, rasanya kecewa dan marah tapi entah untuk siapa.

"Juno, jangan percaya. Dia yang mau ngelecehin gue, kepala sekolah itu brengsek!" Yasmine sudah tidak bisa mengendalikan tangisnya hingga orang orang yang berlalu lalang di depan ruang kepala sekolah berhenti untuk melihat apa yang terjadi atau sekedar pengen tau saja.

"Yasmine...?" teman teman perempuannya langsung menghampirinya dan memeluk menenangkannya.

"Wah, kalian ada disini semua. Apa harus aku beritahu kalau Yasmine adalah sugar babyku? Dia memintaku untuk menutup kasus—"

"Cukup dengan omong kosongmu itu, keparat!"

Semua orang tentu terkejut dengan pengakuan tersebut, bagaimana gadis seperti Yasmine yang begitu sempurna dan tidak kekurangan apapun menjadi simpanan om om seperti kepala sekolahnya?

Rana terdiam, otaknya tiba tiba memikirkan hal hal aneh, apa ini yang dimaksud Rakana waktu itu? cowok itu tidak ingin memberitahu dengan jelas malah hanya memberi kode kode seperti ini, membuatnya pusing saja!

"Tolong percaya sama gue..." Yasmine sudah benar benar frustasi karena menganggap tidak ada yang percaya pada dirinya.

Sean yang ingin maju dan memukul kepala sekolahnya itu di hentikan oleh Rakana, mengeleng mengisyaratkan jangan, "Kalau lo yang maju kita nggak tau siapa yang bakal ada di pihak dia," ujar Rakana pelan.

BUGH!

Juno yang mendapati pertama kali kelakuan tersebut memukul kepala sekolahnya, rasa hormatnya sudah hilang pada sosok pria yang memimpin sekolah mereka ini. "Saya tidak tau yang mana yang benar tapi, kelakuan anda sangat tidak waras, melakukan hal yang tidak senonoh di sekolah, apa anda miskin sampai tidak bisa menyewa hotel?!"

Yasmine terteguk, apa Juno menganggapnya benar benar simpanan kepala sekolah, rasanya sakit mendengarnya.

Juno melirik Yasmine sebentar dan berjalan meninggalkan ruangan itu, tatapan semua mengikuti kepergian Juno.

"Saya akan hubungi orang tua kamu, Yasmine," putus guru dan membubarkan kerumunan tersebut. Yasmine juga di bawa ke kelas bersama yang lainnya.

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang