A - Kedua puluh

76 8 0
                                    

Hello, hhello!

Maaf guys, aku baru update, kemarin kemarin ruwet banget, hape yang ngelag parah sampai ngefreeze seharian, layanan google yang bermasalah, sampai draf cerita ini yg aku taruh di note hampir hilang, padahal udah tinggal 2 - 3 chap end.

moodku langsung rusak parah waktu itu, mau nangis rasanya😭😭😭

Jangan lupa vote dulu dan komen sebanyak banyaknya!

Enjoy with story
and
Happy Reading!

29 / 08 / 2023

▪▪▪

"Yasmine ini beneran?" tanya Juno tidak percaya dengan apa yang baru dia lihat, "Lo dapet darimana?"

"Sebenernya gue udah tau sejak kejadian dulu, karena ketahuan makanya gue yang di tuduh dan hampir di lecehin," jelas Yasmine, mengingatnya membuat merasa jijik pada dirinya sendiri.

"Maaf, harusnya gue percaya sama lo waktu itu," Jeno merasa menyesal tidak mempercayai Yasmine saat itu, jahat sekali dirinya kan? Tidak percaya dengan perempuan yang dia cintai.

"Lupain, gue nggk mau inget inget kejadiannya, karma pasti ada, entah gimana caranya nanti,"

"Yasmine, gue nggak maksud buat begitu sama lo, gue cuma merasa kecewa bukan ke lo tapi diri gue sendiri karena nggak bisa jaga lo, gue marah ke diri gue sendiri saat itu, gue nggak pernah marah sama lo, karena gue sayang sama lo, cinta sama lo," jelas Juno.

Yasmine terkejut dengan pengakuan tersebut, cewek itu tidak menyangka jika Juno akan mengungkapkan perasaannya seperti ini.

"Jun..."

"Ya, gue suka lo Yasmine, gue takut kalau gue jujur lo bakal menjauh dan pertemanan kita hancur, gue takut kita canggung nantinya, tapi sekarang gue udah nggak peduli semuanya, gue sayang lo, gue cinta lo,"

Ini pernyataan cinta apa sedang marah marah, Juno ngegas sekali berkata seperti itu, Yasmine ingin salting kan tidak jadi karena kaget.

"Lo nyatain cinta apa ngajak berantem sih Jun!" kesal Yasmine sendiri. "Gue bukannya salting atau baper malah takut!"

"Maaf, gue terlalu gugup," Juno yang malah salah tingkah membuat Yasmine menghela napas pasrah. "Jadi lo mau  nggak jadi pacar gue, Mine?"

"Belum gue terima udah man mine, man mine aja!" balas Yasmine yang membuat Juno tertawa, gemas sekali cewek satu ini pengen hap saja.

"Terima nggak? Kalau nggak gue cari yang lain aja nih, sebenernya gue tinggal milih sih tapi kenapa malah kepincut sama lo?"

"Pesona seorang Yasmine Handini," sombong Yasmine sambil mengibaskan rambutnya, "Apa pas gue tolak lo, bakal patah hari?"

"Jangan harap, gue tau lo juga suka gue, fix hari ini kita mulai pacaran!" semangat Juno dan langsung meraih Yasmine ke dalam dekapannya.

Sungguh moment jadian yang diluar nalar, cara jadian mereka sungguh absurd, tidak ada pasangan yang memulai pacaran seperti mereka!


"Karanina, gue bisa minta tolong jangan berhubungan terlalu dekat dengan anak kelas, semua tanpa terkecuali,"

"Termasuk lo?" tanya Karanina menatap mata Yoshua membuat cowok itu terdiam, "Kenapa? Bukannya lo suka sama gue? Kenapa gue harus ngelakuin hal yang sama ke lo?" Karanina bertanya teruntun.

Yoshua memberanikan melihat Karanina, membalas tatapan cewek itu sebelum membalas pertanyaan pertanyaan yang di tujukan padanya.

"Bahaya, gue nggak bisa bahayain lo, karena gue suka sama lo, kalau lo sama gue itu bahaya, gue nggak sebaik yang lo lihat Karanina,"

"Gue nggak peduli kata orang kalau lo jahat, karena menurut gue lo baik, baik banget. Kalaupun lo jahat pasti  ada alasannya yang nggak gue tau itu,"

"Maaf, gue nggak bisa..."

Yoshua mengeleng dan berjalan meninggalkan Karanina yang meneriaki namanya berharap cowok itu berhenti dan berbalik namun, sama sekali tidak di gubris cowok itu, Karanina mendapatkan penolakan.

Sejujurnya, Yoshua ingin berhenti dan berbalik namun, jika dirinya melakukan itu Karanina akan dalam bahaya, dan dirinya tidak ingin memposisikan cewek itu dalam bahaya, cukup dirinya saja dan akan berusaha melindungi dari orang orang seperti mereka semua.

"Pilihan yang bagus, kalau lo macem macem sama gue jangan harap Karanina baik baik aja setelah ini," 

Inilah yang Yoshua takutkan jika membawa Karanina terlalu dalam ke kehidupannya, salahkan dirinya kenapa dulu yang mengetahui dirinya suka Karanina adalah orang orang semacam mereka!

"Yoshua, ayo!" ajak Gladys mengandeng tangan Yoshua untuk pergi dari sana, "Nina duluan ya!" Gladys menoleh untuk berpamitan dan melambaikan tangan pada Karanina.

"Gimana? Masih mau sama dia yang udah nolak lo itu?" tanya Ben yang tiba tiba menghampirinya dan tersenyum mengejek, "Cewek cantik kayak lo itu nggak pantes ngemis ngemis cinta gini, di depan gue aja lo jual mahal banget, tapi ke Yoshua lo malah ngobral diri, murahan!"

"Coba lo bersikap murahan sama gue, pasti langsung gue ladeni saat itu juga, gimana?" Ben masih terus berusaha merayu namun, tidak di gubris sama sekali oleh Karanina membuat cowok itu geram.

"Kayak lo bilang kenapa harus Yoshua, gue balikin kenapa harus gue? Gue tau lo Ben, lo cowok brengsek kalau lo nembak gue cuma sebagai taruhan kayak cewek cewek yang lain. Sorry, lo cari yang lain aja,"

Karanina bahkan semua anak kelas tahu betul tabiat seorang Ben Antony, sih playboy yang sering menjadikan perempuan sebagai bahan taruhan bersama teman temannya demi sebuah uang dan mobil.

"Gue pastiin lo bakal berlutut dan cium kaki gue untuk minta tanggung jawab Karanina!" Ben bersumpah yang tentu tidak di pedulikan oleh cewek itu, memilih pergi saja.


"Haidar, lo ngapain disini?"

Haidar yang akan membuka salah satu loker entah milik siapa terhenti dan menoleh ke sumber suara, berdiri Hanni di sana dengan tatapan curiga.

"E—enggak ada, lo ngapain disini?" tanya balik Haidar berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ambil baju ganti, gue ada ekstra," balas Hanni membuka lokernya dan mengambil seragam yang ada disana, Haidar hanya mengangguk.

"Duluan ya," Haidar mengangguk semangat saat Hanni berpamitan.

Setelah Hanni benar benar pergi dan tidak terlihat di pandangan Haidar, cowok itu melanjutkan aksinya membuka loker dan memasukkan sesuatu, setelahnya dia langsung pergi dari sana.

Haidar pergi dengan senyum yang merekah pada bibirnya, ada rasa senang setelah meletakkan sesuatu tersebut, sehingga dirinya tidak akan di curigai nantinya.

"Gue selamat!" bangga Haidar menegakkan tubuhnya ketika berjalan menandakan kebebasan untuk dirinya sendiri.

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang